04

3.4K 751 128
                                    

"Bapakkk, cicipinnn!!" seru Sylvia sembari menyodorkan telur balado buatannya.

"Emoh, kamu mau ngeracunin Bapak ya? Lagian kesamber apa kamu tiba-tiba masak?"

"Ihh, harusnya Bapak bersyukur dong aku tiba-tiba masak. Tadi aku liat resep cara muda dan gampang bikin telur balado, makanya aku kepengen bikin, pasti enak kok rasanya, ayo lah, Pak, cicipin," Sylvia kembali memaksa ayahnya untuk memakan masakannya.

"Yo wes, ambilin nasi dulu,"

Sambil tersenyum lebar, Sylvia meletakan telur balado buatannya pada meja di depan TV, kemudian kembali ke dapur untuk mengambilkan ayahnya nasi.

Saat sedang menunggu putrinya mengambilkan nasi untuknya, pintu rumah terdengar diketuk.

Ayah Sylvia langsung bangkit berdiri, kemudian bergegas ke depan untuk membukakan pintu.

Begitu pintu dibuka, terlihat sosok pria dengan rambut panjang berwarna pirang yang diikat rapi ke belakang, tubuhnya dibalut celana kain panjang berwarna abu-abu, kaos oblong putih, dan salah satu tangannya menenteng kantung plastik berisi dua dus kue bolu kukus.

"Malem, Om," sapanya sembari tersenyum ramah, ia kemudian hendak membuka mulutnya lagi untuk memperkenalkan diri, tapi ayah Sylvia sudah lebih memotongnya.

"Pacarnya Sylvi, ya? Oalah! Pantes dia tiba-tiba masak, pacarnya mau dateng, toh, waduhh, kok gak ngomong-ngomong si Sylvi kalau punya pacar,"

Hyunjin seketika kebingungan, "Hah? Pacar? Sa-saya bukan pacarnya, Om," tukas Hyunjin.

"Alah, gak usah malu gitu, meskipun saya satpam, saya gak galak kok!" seru ayah Sylvia sembari menepuk lengan kanan Hyunjin.

Hyunjin menggelengkan kepala, "Saya tetangga depan, Om, yang baru pindah kemaren, nama saya Hyunjin. Ini saya dateng mau nyapa, Om, sama Tante, sekalian anter kue. Saya emang udah kenal sih sama Sylvia, tapi kenalnya baru tadi siang,"

Ayah tertegun sejenak, ia kemudian menolehkan kepalanya ke belakang, karena mendengar suara langkah kaki dari dapur.

Terlihat Sylvia sedang membawa piring berisi nasi, ia tampak terkejut melihat kehadiran Hyunjin.

"Sylvi! Mas-mas ini bukan pacar kamu?" tanya ayah.

"Hah? Pacar? Bukan lah, Pak! Masak aku duwe pacar?" balas Sylvia.

"Oalah, jadi kamu bukan pacarnya?" ayah kembali menanyai Hyunjin untuk memastikan.

"Bukan, Om," jawab Hyunjin dengan nada lirih.

"Udahlah jadi pacar benerannya Sylvi aja, anaknya baik kok,"

"Bapak! Udah ayo makan dulu, Bapak belum makan!" seru Sylvia. Pipinya jadi merah karena tingkah ayahnya.

"Ajak Hyunjin makan juga. Kamu udah makan belum?"

"Belum, Om,"

"Wah, pas banget. Ayo makan bareng, anak saya yang masak. Meskipun masakannya gak seenak ibunya, tapi lumayan kok. Ibunya belum pulang, lagi ke rumah bu RW," ujar ayah Sylvi, yang hanya Hyunjin balas dengan anggukan.

"Vi, ambilin nasi juga buat Hyunjin, kamu mau makan juga, to?" kata ayah pada Sylvi, sembari duduk di sofa.

Hyunjin yang sebelumnya mengikuti dari belakang, hanya diam berdiri saat ayah Sylvi duduk.

"Ayo, duduk, Mas. Kok malah berdiri di situ?"

"O-oh, iya Om,"

Hyunjin pun akhirnya memutuskan untuk duduk di sofa single, yang bersebelahan dengan sofa panjang yang ayah Sylvi duduki.

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now