29

2K 581 120
                                    

"Isabel mau gambar apa sekarang?" tanya Sylvia.

"Pemandangan Kak, aku kemaren liat video di internet, dia nyampurin banyak warna gitu di kanvas, terus pas dicampur bisa jadi langit yang cantik, terus di bawahnya tuh dia gambar pohon, gunung, orang, pake cat hitam," balas Isabel.

"Ahh, gambar itu, tapi nanti kamu agak belepotan pas gambar itu, gak papa?"

Isabel melirik Christ yang sedari tadi berdiri di samping ranjangnya.

"Gak papa kan, Kak?" tanya Isabel.

"Iya, gak papa," balas Christ.

"Gue naik ke kasur ya?" izin Sylvia, yang hanya Christ balas dengan anggukan.

"Sini, duduk di pangkuan Kakak biar gampang," kata Sylvia, sesaat setelah ia menaiki kasur.

Isabel pun mendekat, kemudian duduk di atas pangkuan Sylvia.

Christ pun meletakan kanvas berukuran sedang di atas pangkuan Isabel, sementara cat dan kuasnya, Christ berikan pada Sylvia.

Dari mulai meletakan catnya di atas kanvas, Isabel sudah sangat senang, apa lagi saat warna mulai dicampur, dan membuat bintang-bintang menggunakan cat putih.

Christ tersenyum melihatnya, ia yang menempati kursi yang sebelumnya diduduki Sylvia, kemudian menopang dagunya, dengan siku diletakan di pinggir kasur.

Awalnya ia hanya fokus memperhatikan Isabel, namun matanya kemudian sesekali melihat ke arah Sylvia.

"Di bawahnya mau dikasih gambar apa?" tanya Sylvia.

"Aku mau coba gambar yang gampang, Kak. Yang gampang apa?"

"Eum, gunung,"

"Tapi udah biasa...,"

"Gunungnya beda dari biasanya, gak usah ada sawahnya juga," kekeh Sylvia.

"Oh, gitu ya Kak. Lain kali aku mau bikin yang ada lautnya, kayaknya cantik,"

"Itu nanti kita bikin lain kali,"

Isabel mengangguk setuju.

Sylvia pun memberikan Isabel kuas kecil yang sudah diberi cat hitam, ia kemudian memegang punggung tangannya, dan menuntun tangan gadis kecil itu untuk membuat gunung di bawah langit yang sebelumnya sudah digambar.

•••

Sekitar satu jam lebih, Sylvia akhirnya selesai mengajari Isabel melukis. Jam jenguk juga sudah hampir habis, jadi pelajaran harus lekas diselesaikan.

Christ kali ini mau mengantar Sylvia pulang, meskipun Sylvia sudah menolak, tapi Christ memaksa. Jadi Sylvia akan minta diturunkan di depan perumahan saja.

Selama Christ pergi, Isabel akan dijaga oleh perawat.

"Kenapa gak minta orang tua Lo aja dateng buat jagain Isabel?" tanya Sylvia, saat ia dan Christ sedang berjalan di koridor.

"Gue udah gak ada orang tua," ucap Christ.

"Ah, maaf," gumam Sylvia.

"Gak papa, Lo kan gak tau. Tapi mereka bukan mati, ninggalin aja gitu. Bokap ninggalin pas umur gue delapan tahun, kalau nyokap pas gue udah gede, udah belasan. Isabel tuh adek tiri gue sebenernya, nyokap pergi gitu aja sama suami barunya. Makanya gue sama Isabel gak begitu mirip," papar Christ.

Sylvia hanya dapat tertegun mendengarnya.

"Tapi meskipun tiri, gue sayang kok sama Isabel. Lo liat sendiri kan? Anaknya manis, baik, lucu, meskipun orang bilang mukanya serem, pada gak tau aja gimana baiknya dia, yang paling penting kan itu. Bahkan meskipun dia masih kecil, kalau gue ngoceh gak jelas, dan nyeritain masalah gue yang belum dia ngerti, dia bakalan tetep nyimak loh," oceh Christ.

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now