25

2.2K 589 45
                                    

Sylvia seketika menutup dus martabaknya, kemudian menatap sinis Hyunjin.

"Emang gue mau baper sama Om? Enggak! Tapi Om kayak gitu ke gue, Om gak mungkin gak tau gimana sikap Om ke gue. Atau bagi Om itu hal biasa?" papar Sylvia.

Hyunjin hanya diam.

Sylvia mendengus, ia kemudian bangkit.

"Udah ah mau pulang," ucap Sylvia sembari bangkit berdiri.

Tapi sebelum pergi ia tiba-tiba mengulurkan sebelah tangannya pada Hyunjin, yang membuat pria itu mengernyit heran.

"Mau apa?" tanya Hyunjin.

"Udah siniin aja tangan kanannya,"

Hyunjin menurut untuk memberikan tangan kanannya pada Sylvia. Gadis itu kemudian membungkukkan tubuhnya, dan menempelkan keningnya pada punggung tangan Hyunjin, yang membuat Hyunjin terkejut.

"Kan sama kakak jadi harus salim." ucap Sylvia, sebelum akhirnya berlari pulang ke rumahnya.

Hyunjin tertegun, ia jadi bingung mau ketawa apa sedih.

•••

Hyunjin bangun kesiangan, saat hendak duduk, kepalanya terasa sakit, dan sekitarnya seolah berputar, yang membuat terpaksa kembali menghempaskan tubuhnya ke kasur.

Ia kemudian meletakan sebelah lengannya di atas kening. Suhu tubuhnya tidak normal, ia juga merasakan keningnya basah karena keringat.

Punggung dan lengannya sudah terasa nyeri sejak semalam, tapi ia pikir tidak akan membawa dampak negatif keesokan harinya. Sepertinya efek ia lompat dari lantai tiga kemarin.

Sebelah tangan Hyunjin meraba meja di samping kasurnya untuk mengambil ponselnya. Dengan mata setengah tertutup, ia menghubungi kontak yang terakhir ia hubungi.

"Halo, apaan pagi-pagi nelfon?"

"Tante, tolongin guee...," ucap Hyunjin dengan nada lirih.

"Kenapa?"

"Gue sakit, cepetan ke sini,"

"Separah apa?"

"Gak bisa bangun, gak bisa buka mata, pusing banget,"

"Entar gue ke sana, istirahat aja sekarang,"

"Makasih, Tan."

Hyunjin langsung menjauhkan ponselnya dari kepalanya, dan memejamkan matanya yang terasa berat. Ia kembali terlelap dengan cepat, karena rasa sakit di kepalanya.

•••

Sylvia mendengus, ia disuruh datang ke rumah, tapi rumahnya dikunci.

"Gimana cara masuknya ini?" gumam Sylvia.

Sylvia melirik ke arah jendela besar yang ada di sebelah pintu. Ia berjalan ke sana, kemudian mengeceknya. Hyunjin tidak menguncinya, dan bagian bawah jendelanya sedikit mencuat.

Ia berjongkok, dan mencoba membukanya dengan jari-jarinya. Butuh waktu cukup lama, dan ujung jarinya terasa sakit karena bergesekan dengan kayu jendela.

Tapi akhirnya jendela berhasil terbuka. Sylvia pun masuk lewat jendela, dan bergegas ke kamar Hyunjin untuk mengecek kondisinya.

Sesampainya di sana, ia menemukan Hyunjin yang wajahnya memerah, dengan rambut yang lepek kena keringat.

Tubuhnya panas saat Sylvia mengeceknya.

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now