16

2.2K 609 65
                                    

Sylvia melotot, kemudian memukuli Hyunjin, yang membuat pria itu memekik, dan mencoba melindungi tubuhnya dari pukulan Sylvia, dengan kedua tangannya.

"Masih sempet-sempetnya ya ngomong kayak gitu, hah?!" seru Sylvia.

Hyunjin tertawa, "Hahaha, kan biar Tante gak tegang-tegang amat. Udahlah, Lo gak usah takut gitu. Kalau niatnya baik, mudah-mudahan hasilnya juga bakal baik,"

Sylvia mendengus, ia sama sekali tidak bisa tenang.

Hyunjin tersenyum, kemudian menepuk kepala gadis itu.

"Jangan pikirin kemungkinan buruknya, pikirin kemungkinan baiknya aja," tutur Hyunjin.

"Kalau akhirnya buruk gimana?" tanya Sylvia.

"Ya, itu pikirin nanti," balas Hyunjin, "Udah sana pulang, nanti gue ke rumah Lo,"

"Iya Om."

Sylvia akhirnya bergegas pulang, sementara Hyunjin masuk ke dalam rumahnya.

Ia menghela napas, sesaat setelah baru saja menutup pintu. Kedua tangannya menutup sejenak wajahnya yang perlahan menunjukkan raut wajah gusar, namun ia kemudian menarik napas dalam dan menghembuskannya, untuk menenangkan diri.

'Tenang Hyunjin, Lo tinggal ngaku salah dan minta maaf, karena Lo emang salah, dan harus bertanggung jawab atas kesalahan yang udah gue lakuin.' Kata Hyunjin di dalam hatinya, untuk menenangkan dirinya sendiri.

•••

Sylvia mengunci diri di kamarnya, saat Hyunjin datang ke rumahnya. Ia tidak siap melihat reaksi budenya saat Hyunjin mengakui kesalahannya, ia juga tidak sanggup untuk mendengar pembicaraan mereka nanti.

Ia hanya berharap budenya tidak teriak-teriak meskipun marah, karena budenya kalau sudah marah, jujur... mengerikan.

Sylvia menunggu sambil menggambar, meskipun sesekali tangannya akan gemetaran karena gugup.

Tiga puluh terlewati, Sylvia mengernyit heran, karena tidak mendengar samar-samar suara keributan. Apa budenya tidak mengamuk? Apa masalahnya sudah selesai?

Ia berdiam diri sejenak, sebelum akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri keluar dari kamarnya, dan pergi ke ruang tamu.

Setibanya di sana, ia melihat Hyunjin sedang menundukkan kepalanya, dengan kedua telapak tangan yang bersatu di depan lututnya. Sementara budenya, duduk di sofa yang menghadap ke arah Hyunjin.

"Bude tanya sekali lagi, kamu gak akan nyakitin Sylvia kan? Bude udah maafin kamu, tapi mengingat masa lalu kamu, di hati kecil Bude ya gak rela, ponakan Bude pacaran sama mantan geng motor," ujar bude.

Sylvia menatap Hyunjin yang hanya diam saja. Padahal harusnya Hyunjin mengaku saja, kalau mereka sebenarnya tidak pacaran, hanya teman. Dengan begitu bude tidak akan menekan Hyunjin.

Mereka juga jadi ada kemungkinan berusaha dipisahkan.

Tapi Hyunjin sepertinya tetap kukuh dengan hubungan palsu mereka.

"Selama saya masih jadi anggota geng motor, saya gak pernah punya niat buat nyakitin orang, apa lagi sekarang. Saya dulu emang suka nakut-nakutin, tapi... saya tau sekarang itu bener-bener salah," ucap Hyunjin.

Bude mengangguk-angguk, "Baguslah kalau gitu,"

Sylvia pikir pembicaraan mereka sudah selesai, jadi ia memberanikan diri untuk menampakan dirinya di ruang tamu.

Perfect | Hhj ✔Where stories live. Discover now