KARMA || 26

3K 401 61
                                    

Karena book ini aku revisi semuanya. Jadi komen per paragrafnya kosong. Aku minta untuk kalian pembaca baru ramaikan komennya ya. Komen per paragraf yang bikin kamu terkesan🥰

**

Beginilah Sunwoo dan sikap buncinya. Saat jalan beriringan dengan Jeni selalu merangkul atau menggenggam tangan Jeni. Pokoknya Jeni harus selalu berada dijangkauannya agar Jeni tidak lari atau dicuri orang.

Jeni sampai risih sama perlakuan Sunwoo. Tapi mau bagaimana lagi, Jeni harus menerima suaminya apa adanya. Jeni sabar saja Sunwoo menyentuh tubuhnya. Lagian Sunwoo suaminya jadi Sunwoo berhak atas diri Jeni.

Jeni diam sibuk dengan pikirannya. Bagaimana caranya ia menjelaskan semuanya kepada Hyunjin? Apa perlu ia menjelaskan itu? Hyunjin sekarang bukan siapa-siapa dia lagi. Di sisi lain Jeni juga merasa bersalah dengan Hyunjin.

"Jika kau termenung karena mikirkan Hyunjin awas saja. Nanti malam aku akan hukummu melakukan hal yang enak-enak!" ujar Sunwoo melihat Jeni berjalan dengan tatapan kosong.

Jeni menoleh pada Sunwoo lalu memutar bola matanya malas. "Hukum aja, aku menyukainya," ujar Jeni.

"Wah. Kau sungguh istri idaman," ucap Sunwoo dengan nada sedikit menggoda. Sunwoo mencubit dagu Jeni.

"Bukankah itu hal wajar untuk orang yang sudah menikah. Aku tidak munafik," ujar Jeni sambil menggidikan bahunya.

"Kau tidak ingin mencoba alat tes kehamilan?" Tanya Sunwoo.

"Aku gak hamil!" Bentak Jeni.

"Mungkin saja kau jutek begini karena sedang hamil" sahut Sunwoo.

"Gue lagi datang bulan Sunwoo!"

"Ahhh, pantesan," sahut Sunwoo. Suaranya merendah mengetahui fakta kalau Jeni lagi datang bulan. Ntah kenapa Sunwoo merasa Jeni sedang hamil. Mungkin itu hanya perasaannya.

"Mau pergi main dulu gak?" Ajak Sunwoo.

"Aku mau pulang, mau tiduran," sahut Jeni.

Sunwoo mendorong bahu Jeni menyandarkan punggung Jeni ke mobilnya.

"Aku tidak suka kau jutek seperti ini," ujar Sunwoo sambil menatap Jeni dengan tatapan tajam. Tangannya menahan bahu Jeni.

"Lalu apa maumu?" Tanya Jeni.

"Ayo ke rumahmu," ujar Sunwoo.

Jeni mengerutkan dahinya. Kenapa Sunwoo tiba-tiba mengajak pergi ke rumahnya. Selama 4 bulan mereka menikah tidak pernah sekalipun Sunwoo mengajak Jeni ke rumah orang tuanya.

"Mau ngapain ke rumahku?" Tanya Jeni sambil menatap mata Sunwoo.

"Mau main PlayStation sama bang Juyeon," ujar Sunwoo.

Jeni mengusap dahinya. Apa-apaan sih Sunwoo mau ke rumah Jeni hanya demi main PlayStation bersama abangnya.

"Kau tidak merindukan ibumu? Kemaren aku mendengar percakapanmu dengan mama di telson, aku dengar mama pulang untuk beberapa hari," ujar Sunwoo lagi.

"Kangen. Aku memang ingin menemui mama," ujar Jeni dengan suara merendah.

"Yaudah setelah ini kita ke rumahmu. Ganti baju setelah itu kita langsung pergi," ujar Sunwoo. Jeni ngangguk setuju.

Sunwoo mendekatkan wajahnya ingin mencium Jeni. Tapi langsung ditepis oleh Jeni dengan tangannya.

"Jangan lakukan ini di sekolah," ujar Jeni.

"Ahh maaf, aku hampir khilaf. Ayo masuk tuan putri," ujar Sunwoo sambil membuka pintu mobilnya untuk Jeni.

Heejin tersenyum miring dari kejauhan. Ia mengambil gambar Jeni dan Sunwoo saat posisi mereka yang menurutnya intim.

Karma || Kim Sunwoo✔️Where stories live. Discover now