Karma || 00

11.3K 783 130
                                    

Karena book ini aku revisi semuanya. Jadi komen per paragrafnya kosong.

Aku minta untuk kalian pembaca baru ramaikan komennya ya. Makasih❤️

**

Kim Sunwoo, kapten sepak bola SMA 12 Deobi. Memiliki kulit sedikit gelap namun eksotis, tatapan matanya selalu tajam dan mengintimidasi, dan terlihat sangat keren saat menggiring bola di lapangan. Apalagi saat ia menendang bola sambil salto ke gawang lawan. Di tepi lapangan semua murid perempuan berteriak sambil memegang beberapa slogan.

Kim Sunwoo sangat ganteng.

Kim Sunwoo jadilah pacarku.

Sunwoo aku mencintaimu, kau sangat keren.

Sunwoo mendengar teriakan gadis-gadis yang memberinya semangat langsung menebar senyuman sambil melambaikan tangannya. Membuat semua gadis itu kembali histeris.

"Dasar caper," ujar Sanha.

"Gantengan gue kok orang pada teriakin Sunwoo. Kadang aku heran," ujar Bomin.

"Makanya lo salto juga kaya Sunwoo pasti histeris tuh ciwi-ciwi," sahut Hyunjoon.

"Iri banget Bomin. Makanya jadi cowok jangan putih-putih amat bikin cewek insecure. Cewek mah suka yang exotis kayak gue," ujar Sunwoo sambil mengibas ramburnya ke belakang.

"Cih, sok mantap lo Sunwoo," desis Bomin.

Bomin, kau juga ganteng. Semangat!!

"Denger? Ada fans yang neriakin nama lo," sindir Sanha sambil menunjukan wajah julidnya pada Bomin.

"Makasih semangatnya Baby!" Bomin memberikan fly kiss kearah gadis yang meneriaki namanya tadi.

"Kenapa orang-orang ini haus akan pujian," desis Hyunjoon sambil menegak air mineral.

Mereka duduk sambil meluruskan kaki di tepi lapangan. Pertandingan sudah selesai. Setelah itu mereka kembali ke kelas. Kebetulan lapangan sepak bola kota di samping sekolah mereka jadi mereka tidak perlu menyewa bus untuk pergi ke pertandingan, tinggal keluar gerbang sekolah saja langsung sampai.

**

Sunwoo, Bomin, Sanha, dan Hyunjoon menaiki tangga menuju kelas. Inilah kekurangan bersekolah di sekolah dengan akses ke lapangan bola kota dengan cepat. Setelah pertandingan mereka tetap melanjutkan pelajaran.

Meskipun sudah diberi waktu 2 jam pelajaran untuk istirahat tetap saja mereka ingin pulang ke rumah untuk beristirahat setelah pertandingan. Bukan lanjut belajar. Namun kepala sekolah tidak ingin murid mereka ketinggalan pelajaran hanya karena pertandingan bola antar sekolah.

Saat di depan kelas, teman sekelas Sunwoo dan Bomin bernama Lee Jeni membawa minuman dingin lalu mengulurkan tangannya kepada Sunwoo.

Lee Jeni adalah seorang gadis yang sudah menyukai Sunwoo sejak satu tahun belakangan. Namun Sunwoo cuek padanya, bahkan cendrung kasar. Jeni tetap gigih mendekati Sunwoo dan tetap berusaha mendapatkan hatinya.

"Kau sangat keren tadi Sunwoo, ini untukmu," ujar Jeni sambil merentangkan tangannya memberi minuman dingin kepada Sunwoo.

Sunwoo menatap minuman itu tanpa mengambilnya. "Gue gak mau, minum aja sendiri," jawab Sunwoo. Sunwoo kembali melangkah mendahului Jeni.

"Ihh aku beli ini untukmu, Sunwoo," rengek Jeni dan menghadang jalan Sunwoo, Jeni kembali merentangkan tangannya yang sedang memegang minuman.

"Gue bilang gak mau Jeni! Bawel banget." Sunwoo menabrak bahu Jeni lalu melangkah memasuki kelas.

Eric, teman sekelas Jeni dan Sunwoo sudah terbiasa melihat pemandangan seperti itu. Eric melihat interaksi Jeni dan Sunwoo dari tangga. Setelah Sunwoo pergi, Eric berlari menghampiri Jeni.

"Sabar Jen, semangat!" ujar Eric sambil mengepal tangannya memberikan semangat untuk Jeni.

Jeni hanya diam dan menunduk menatap minuman yang ia belikan untuk Sunwoo namun tidak ia terima. Jeni tahu betul akan berakhir seperti ini, namun Jeni tetap saja melakukannya.

"Sudahlah jangan sedih. Ayo terus berjuang!" ucap Eric sambil menepuk bahu Jeni.

"Ahh, mungkin karena gue sedang datang bulan jadi gampang sedih, Ric." Jeni mendongakkan kepalanya ke atas. Jeni sedang menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Minumnya untuk gue aja ya? Mubazir kalau dibuang," ujar Jaemin yang baru saja sampai di kelas, menghampiri Jeni yang berdiri di depan pintu bersama Eric.

"Hm, ambil aja untuk lo." Jeni memberi minuman itu untuk Jaemin melangkah memasuki kelas dan berjalan menuju kursinya.

"Sabar yaa mbak bucin. Sunwoo gak pernah peka sih!" sahut Jaemin yang mengikuti langkah Jeni dan duduk di sebelah Jeni sambil meminum minuman yang Jeni berikan. Jeni tidak memiliki teman sebangku karena itu Jaemin dengan santai duduk di sana.

"Sabar mulu kok, Jae," desis Jeni sambil menghela nafas kasar.

"Lo sama Sunwoo gak ada bedanya, Jen," sahut Nancy dari bangku di depan Jeni.

"Maksud lo?" tanya Jeni pada Nancy dengan dahi berkerut.

"Buka mata lo. Ada Jaemin yang suka sama lo, kenapa lo masih mengharapkan Sunwoo yang sama sekali gak tertarik sama lo?" sarkas Nancy.

"Jangan dengerin Nancy. Dia hanya berbicara ngawur." sahut Jaemin sambil berdecak sebal, Jaemin menatap Nancy dengan tatapan kesal.

"Daripada lo suka sama Sunwoo mending lo sama Jaemin aja Jen. Jaemin lebih ganteng dari Sunwoo sialan itu," ujar Lia.

"Gue sukanya sama Sunwoo, Lia! Bukan Jaemin," ujar Jeni penuh penekanan sambil menatap tajam pada Lia.

Jaemin menatap Jeni dengan tatapan sendu tanpa Jeni sadari. Jaemin menyukai Jeni hanya saja ia tidak seagresif Jeni kepada Sunwoo. Jaemin tidak ingin membuat Jeni tidak nyaman dengannya.

Bagi Jaemin, ia sudah cukup bahagia menjadi teman dekat Jeni. Walaupun hatinya sakit melihat Jeni berjuang untuk Sunwoo dan selalu diabaikan. Kenapa harus Sunwoo? Pikir Jaemin.

"Dasar cewek. Walaupun disakiti tetap bertahan. Padahal ada yang bisa bikin dia bahagia tetap aja maunya sama yang bikin sakit mulu," ujar Jeno dari bangku di samping Jeni. Jeno mendengar semua pembicaraan mereka.

"Bicaralah sepuas kalian, gue gak bakal berubah pikiran. Pokoknya gue sukanya cuma sama Sunwoo!" ujar Jeni lalu memasangkan earpod pada telinganya.

Teman-teman Jeni yang berbicara dengannya barusan hanya bisa menghela nafas. Mereka tidak menyukai Jeni yang berlebihan pada Sunwoo namun Jeni tidak pernah mau berubah.

Mereka berharap Jeni sadar dengan tindakannya atau berharap Sunwoo mendapatkan karma atas perlakuannya yang tak pernah sekalipun menghargai perjuangan Jeni untuknya.




















Mereka berharap Jeni sadar dengan tindakannya atau berharap Sunwoo mendapatkan karma atas perlakuannya yang tak pernah sekalipun menghargai perjuangan Jeni untuknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Karma || Kim Sunwoo✔️Where stories live. Discover now