Sorot

657 78 12
                                    

Sequel Menjauh!

*Disarankan memahami chapter sebelumnya ^^


Chapter ini flashback—jangan terkecoh.

Selamat membaca :3

_________________________________________

S o r o t
_________________________________________
_____________________
_______________
________
____
__
_


"Jessy..."


Panggilan yang terdengar di telinga membuat Jessy terkejut bukan main, bahkan Jessy nyaris terjatuh lagi jika seandainya tak ada tangan yang menangkap tubuhnya.

Tubuh Jessy merinding. Dia menatap horor kearah sang pemilik tangan, tapi setelahnya wajah Jessy melunak. Lilian, ternyata sahabatnya itu. Betapa leganya Jessy, tanpa pikir panjang gadis itu memeluk tubuh Lilian yang nampak kebingungan.

"Kau kenapa Sy?" Tanya Lilian, dia sedikit aneh melihat kelakuan Jessy.

Jessy menggeleng dalam dekapan, tiba-tiba paru-parunya terasa sesak. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Lilian dengan kelopak mata yang terpejam pelan—tubuhnya terasa lemas tak berdaya?

"Jessy? Hei? Kau kenapa?!" Panik Lilian seketika.





















Omong-omong kenapa Lilian ada disini yah? |























"Jessy..."

.
.
.
.
.
.










"Apa? Apa kamu bilang?" Beo Dalvin dengan kening terangkat. Manik bingung di arahkannya ke Jessy. Gadis dengan seragam SMA yang sama seperti dirinya.

"Aku bilang kita putus aja..." ulang Jessy. Dalvin yang merasa tidak memiliki masalah gangguan telinga itu malah mengorek telinganya. Jalanan Surabaya terlihat padat saat jam pulang, halulalang kendaraan ataupun pejalan memenuhi—baik jalanan maupun trotoar. Dalvin yang biasanya pulang berjalan kaki bersama pacarnya dan selalu di cap teman-teman gengnya sebagai pasangan mesra, sungguh tak ada angin ataupun hujan; kenapa pacarnya saat ini malah minta putus?

Aneh? |

Dalvin berhenti melangkah diikuti Jessy yang stop agak jauh. Lelaki itu menunduk sejenak lalu kembali mendongak, dia menatap sosok pacarnya. Angin kecil menyapu pakaian mereka.

"Alasannya?" Tanya Dalvin setelah sekian lama terdiam.

Jessy terlihat menghela napas. Dia maju sedikit kearah Dalvin, sekitar satu meter dan berhenti di titik itu.

"Aku mau lanjut kuliah ke Polandia, jadi dari pada menanggung perasaan yang gak yakin bisa menetap.. lebih baik putus 'kan?" Ucap Jessy dengan tampang menyesuaikan. Manik Dalvin sedikit berkedut tak percaya, lelaki itu mengangkat tangannya dan menyisir rambut kebelakang dengan sela-sela jemarinya. Jilatan kasar di lakukan lelaki itu pada bibirnya yang terasa gatal.

Dalvin menghela napas, mimik wajahnya berubah setiap detik sampai pada ekspresi dingin yang jarang terlihat. Manik lelaki itu tak bercahaya.

Dark-RomanceWhere stories live. Discover now