PEMUJA 3

242 50 3
                                    

PERHATIAN!

Cerita bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun—mungkin karena ketidak sengajaan semata.

Dimaksudkan sebagai hiburan, tidak membenarkan apa lagi mewajarkan suatu tindakan. Harap menjadi pembaca yang bijaksana.

Terima kasih,

selamat membaca.

_____________________

Hotel
_____________________
__________
____
_

Pukul berapa ini?

Kulihat langit semakin pekat, bersembunyi di balik gang sempit area perumahan membuatku lelah.

Sosok tak sadarkan diri seorang wanita berada tepat disampingku. Terkulai tak berdaya dengan bagian kening yang sedikit berdarah, jujur aku sebenarnya tidak ingin bertindak terlalu anarki hanya saja—jika tidak begitu mustahil bagi seorang manusia dewasa; kehilangan kesadaran mereka setelah dihantam oleh sebuah balok kayu. Catatan dipukul dengan pelan.

Setelah berhasil membuat Eyna benar-benar pingsan, aku langsung menariknya kesudut paling dalam dari celah gang sempit tersebut. Jaga-jaga jikalau ada seseorang yang tiba-tiba saja memergoki diriku; sedang menganiaya seorang wanita, misal.

Aku juga tidak bisa keluar sembarangan, orang-orang akan bertanya—apa yang terjadi?! Kenapa Eyna bisa ada disana; pingsan lalu digendong oleh seseorang yang jelas-jelas adalah orang asing. MENCURIGAKAN! Benar begitu~

Aku malah akan di interogasi. Tidak lucu bukan?

Mungkin, bisa jadi lebih menarik jika seandainya diriku ini adalah seorang CEO atau paling tidak pemegang saham utama disalah satu perusahaan ternama dunia; khasus-khasus semacam ini akan mudah ditangani dengan uang. Tapi apa boleh dikata, aku hanya pekerja kantoran biasa. Ini bukan tentang opera sabun pinggir jalan ataupun drama picisan dalam novel yang sering orang-orang baca.

Itu kenapa aku memilih untuk bersembunyi, sementara waktu disudut paling dalam dari celah gang sempit tersebut. Menyamarkan diri diantara kegelapan. Sembari menunggu waktu yang tepat agar aku bisa keluar dari sini bersama sosok manis sang pujaan hati.

Aku bahkan sampai memaksa Eyna yang jelas tak sadarkan diri untuk menelan beberapa butir pil tidur yang aku miliki. Ini hanya bentuk dari antisipasi-ku jikalau wanita itu tiba-tiba terbangun sebelum waktunya.

Semua akan kacau.

Tapi tenang, sekarang aku bisa masuk ke-rencana selanjutnya—yaitu; membeli beberapa botol soju lalu menyamarkan bau tubuh supaya terlihat seperti seorang wanita mabuk yang tengah dijemput oleh sahabat prianya. Fenomena lumrah seiring pekatnya warna gelap diatas langit sana.

Hal ini tidak akan menimbulkan kecurigaan yang berarti, lebih lagi saat aku membawa tubuh Eyna kedalam kamar hotel nanti.

Momentum bagus, mereka pasti akan berpikir kearah lain. Sebuah kegiatan wajar yang sering dilakukan oleh para orang dewasa. Asalkan wajah Eyna tertutupi dengan baik, tidak akan muncul skandal lucu di-keesokan harinya.

"Tunggu aku... sayang~" bisik mulut ku pelan, berdiri dari sana dengan wajah memerah.

Sial! Ini memalukan.

Sekaligus mendebarkan.

Juga sedikit menyenangkan. Dari awalnya hanya bisa memuja mu dalam hati setiap hari sekarang aku bisa mengucapkan kalimat sayang tepat disamping daun telinga.

Dark-RomanceWhere stories live. Discover now