PEMUJA 11

295 39 5
                                    

Cerita ini hanya bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun—mungkin karena ketidaksengajaan semata.

Jangan lupa tinggalkan jejak; vote dan comments di akhir cerita sebagai wujud apresiasi terhadap karya penulis.

Terima kasih,

selamat membaca.

_______________________________

Makan Malam
_______________________________
___________________
________
____
_

Bisa di bilang, semua berjalan dengan baik. Tindakan impulsif yang aku lakukan tempo lalu memberikan dampak luar biasa; tentu pada hubungan ku dengan wanita pujaan hatiku—Eyna.

Setelah dia mengakui tentang siapa dirinya, kehidupan kami berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih stabil. Ya meski setelah pengakuan tersebut aku tetap melanjutkan diri untuk menyentuh tubuh indah milik Eyna. Haha! Kesampingkan itu dulu.

Kemajuan saat ini sangatlah luar biasa, benar bukan? Tentu saja! Aku seperti berhasil menjinakkan macan betina lalu mengurungnya di dalam kandang milik ku-tanpa seorangpun tahu.

"Wajahmu benar-benar terlihat bahagia..." sindir Johannes tiba-tiba, mungkin dia masih sedikit merasa heran dengan percakapan terakhir kami; di mana aku sangat-sangat berterimakasih padanya soal 'cara ampuh menaklukan seorang wanita' ha-ha.

Padahal sebelumnya dia yang menormalisasikan tindakan tersebut, untuk apa dia mencoba protes pada ku padahal aku sudah menerima sarannya dengan lapang dada. Dia pikir aku tidak punya keberanian melakukan hal samacam itu? Lucu sekali. Diriku yang dulu hanya terhalang moralitas, makanya aku berpikir dua kali jika ingin bertindak.

Memilih mengabaikan sosok Johannes, aku mendelik acuh. Melanjutkan pekerjaan yang sedang aku kerjakan.

Ah~

Di lain sisi—

Aku menjadi tidak sabar, ingin sekali cepat-cepat pulang.

***

"Eyna~" diriku memanggil, sosok yang sedang menghabiskan waktu di samping jendela balkon dengan tatapan kosong tersebut melirik sebentar kearahku.

Tak terasa sudah seminggu berlalu, seperti yang kubilang kehidupan kami perlahan berubah—menjadi lebih baik. Untuk ku. Tak ada drama atau semacamnya lagi, dia seolah menerima kehadiran serta takdir yang menimpa dirinya. Itu kenapa aku mulai membiarkan dia berkeliaran di ruang tamu meski masih menggunakan kalung rantai dan tidak boleh menjejakkan kaki kedekat area pintu utama-Eyna dengan bodohnya patuh. Pengalaman adalah guru terbaik, dia tidak gampang lagi bertindak sembarangan; yang dapat memicu amarah serta menipiskan kewarasan milik ku. Meski dia tampil bersama manik hampanya yang tampak sangat lelah, persetan soal hati. Asal dia berada di bawah kendaliku maka aku akan benar-benar menjadi manusia yang paling merasa bahagia.

Di dunia.

Cinta pertama dan terakhir ku—menjadi nyata, walau diumurku yang sekarang ini. Ha-ha. |

Baiklah, mari kembali ke-kenyataan.

Eyna lalu membuang pandangan seusai melirik singkat kearahku. Benar-benar lucu. Kudekatkan diri dengan cara melangkah menuju sosoknya; yang duduk termenung menantap kembali pemandangan tepat di luar kaca jendela balkon berlapis tralis.

Meski pantulan mata wanita itu tidak menyiratkan kehidupan tapi aku tahu, dia masih menginginkan kebebasan.

Hanya saja sekarang terlalu takut.

Dark-RomanceOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz