Hazel

958 70 2
                                    

Mohon maaf yah, kalau gak bisa menghibur atau kadang ngaur. :(

Selamat membaca,

Terima kasih.

_________________________________________

H a z e l
_________________________________________
__________________________
___________________
___________
______
___
_

Namanya Panya Arabella, istri tercinta ku-meski dia mati-matian menyerang semua titik untuk merentuhkan ku. Tapi aku selalu mencintainya, semua sampai ke sel tubuhnya dan kebiasaannya yang tergolong mengerikan dari pada wanita lainnya. Dia senang bermain lempar pisau, ketika di sekolah dia selalu membawa pisau lipat. Mengerikan bukan? Bahkan aku pernah beberapa kali di bantingnya saat kami melakukan permainan.

Dia beringas, terus melawan ku dan mencoba kabur dari sisi ku dengan berbagai cara; bahkan dia menyalahkan kematian kakaknya karena ku-meski aku tidak peduli. Semua keluarganya sampah, terlebih si jalang itu. Maksud ku ibunya walau aku memiliki keuntungan karena si jalang itu, aku semakin dekat dengan istri kecil ku.

Dia selalu meronta ketika aku mempermainkannya, tapi aku melakukan hal itu semata-mata karena aku cemburu. Aku pernah memburunya dengan anjing, membuat matanya buta sampai tenggelam di danau. Tapi dia terus membuat ku marah dan memancing ku untuk keluar dari persembunyian ku. Kabur, kabur, kabur! Dia membuat ku harus merantainya kuat di atas ranjang dengan besi tebal.

Sayangnya istri kecil ku itu terlalu pintar, dia tahu banyak hal dan memperdaya semua anak buah ku. Dia lepas dengan trik meloloskan dirinya, membuat semua bodyguard yang ku sewa kewalahan. Dia melompat dari lantai atas rumah kami, aku kehabisan kesabaran. Demi istri tercinta ku itu, aku harus keluar dan menangkapnya lagi.

Dia bersama Leo, teman masa kecil ku yang berpura-pura tidak mengenalku. Lelaki bajingan itu membantu istri ku pergi- menjauh dari ku. Aku muak, istri ku benar-benar menghilang. Dan Leo mengoceh untuk melepaskan mu, jangan menjadikannya pelampiasan! Bullshit! Aku mencintainya tulus, tidak seperti wanita yang menyia-nyiakan cinta ku itu. Lagi pula untuk apa membahas orang yang sudah mati?

Leo tak tahu apa-apa, aku harus menjemput istri kecil ku. Tapi lagi-lagi dia bisa kabur dari ku, dukungan dari ayah angkatnya membuat aku harus memahami betapa cerdiknya istri ku itu. Penerbangan ke Jepang? Memang tertera disana, tapi firasat ku berucap dia tak akan pernah kesana dan sebuah kebetulan jika ada nama yang serupa dengannya. New York, ku pikir aku bisa menjemput istri ku di sana.
.
.
.
.
.

Aku melihatnya menatap layar-layar besar bercahaya di bangunan itu. Menayangkan sosok ku, aku ingat itu siaran saat aku di tanyai beberapa hal dari reporter. Siapa sangka itu malah membuatnya mengingat ku jauh lebih cepat. Dia berbalik dan aku menatapnya dalam. Kala itu hujan deras melanda, dia panik dan aku menyaksikannya secara langsung bagaimana tubuhnya tertabrak. Aku membatu sampai mengerti, ternyata ini bukan waktu yang pas untuk menjemput istri kecil ku.

Dia melihat ku, tubuhnya bersimbah darah dan aku berpaling meninggalkannya. Aku tak bisa. Belum waktunya. Dan ku berikan kebebasan pada istri kecil ku itu.

***

Dia hidup damai, meneruskan kepemilikan cafe kakaknya. Meninggalkan ibunya bersama keluarga barunya. Aku merindukannya, lagi aku hanya bisa menatap dan memuja wajahnya dari balik bayangan. Luka beberapa tahun lalu masih terlihat di leher Panya.

Aku mendapat beberapa informasi jika ayah angkatnya sekarang mengirim seorang bodyguard yang sialnya itu adalah Leo.

Rasanya sudah saatnya aku kembali muncul ke permukaan karena istri kecil ku mulai nakal rupanya.

Kau dengan kebiasaan mu, selalu berani, kuat dan cerdik. Bahkan mengenali aroma tubuh ku dengan baik. Tubuh mu jauh lebih tinggi dari pada saat SMA dulu.

"Hazel." Kau mendesis seperti ular saat aku menghadang langkah mu. Panggilan itu, aku tak pernah lupa-kau selalu ingat warna mata ku ini rupanya.

Aku hanya terkekeh. Permainan berikutnya baru akan di mulai, waktunya aku membawa mu kembali kesisi ku. Lagi pula sekarang umurnya sudah pantas, kami bisa menikah secara resmi dan membangun keluarga kecil. Jika dia tidak melempar pisau dan memutuskan urat nadi ku.

"Ku rasa tak perlu menjalaskan apa maksud ku menemui mu 'kan istri?" Aku bertanya padanya. Tingkat kewaspadanya menurun.

"Dengar Hazel, apa pun yang ada di otak mu jangan pernah berpikir itu bisa terwujud..." selalu berani seperti biasanya. Aku tahu kau pasti menolaknya. Sifat mu yang tenang dan mampu mengontrol emosi itu yang membuat ku makin mencintai mu.

Aku tertawa kecil.

"Aku tahu, aku tak akan memaksa mu istri ku... tak ada lagi permainan... sekarang aku ingin melakukannya seperti manusia normal. Tak ada rantai atau apa pun itu..."

Bohong ku.

Dia kembali meningkatkan kewaspadaannya pada ku, dia tak percaya aku berucap itu padanya; hahahaha.... lucunya, kulihat tangannya masuk ke kantung jaketnya. Biasanya selalu ada pisau lipat di sana, pisau kesayangan pemberian kakaknya yang sudah tiada.

Aku tersenyum kecil. Tak apa-apa masih ada banyak waktu sampai akhirnya istri ku ini akan menyerahkan jiwa raganya pada ku. Aku harus menciptakan keadaan yang menguntungkan, aku harus berada satu langkah di depannya.

Aku maju mendekatinya, dia mengeluarkan benda tajam berwarna silver sebelum aku memelintir tangannya cepat. Pisau lipat itu terjatuh. Aku menarik cepat pinggangnya.

"Cup~" kecupan kecil di keningnya. Sudah lama aku tidak menciumnya-tapi aku tak bisa berlama-lama.

"Sampai jumpa istri ku~"

Wajah bingungnya terlihat, aku tersenyum tulus seraya bergegas pergi-meninggalkannya. Biarkan damai sebentar lagi.

Suhu udara dingin. Menggigit kecil kulit ku yang berlapis jaket tebal tapi perasaan hangat menjalar di hati ku. Aku harus bisa menahan iblis dalam tubuhku supaya tidak kembali berbalik dan menculik istri ku itu, tidak! Kesalahan yang sama tak boleh terulang.

Sudah ku bilang aku tulus mencintainya, maka aku akan ciptakan keadaan dimana dia tak bisa bergantung pada siapa pun selain aku nantinya.

Sebas, lakukan perlahan. Jangan terburu-buru. Kau bisa Sebas karena kau-MENCINTAINYA.

***

Takdir tidak mempermainkan, mereka selalu berjalan sesuai arus. Mengikat dengan benang tak kasat mata. Bisa 'kah menentang? Biasanya para pemilik ego tinggi yang ingin kesempurnaan. Mengubah dan mulai memberontak.

Dalam kasus satu ini, cinta terlalu di agungkan. Kembali-sebuah kengerian harus berlangsung demi mereka yang menginginkan C I N T A.

Tak masalah jika aku salah seorang yang tercemar diantara mereka. Itu semua hanya alibi untuk memiliki, selama semesta membiarkan-aku akan terus menggenggam yang terkasih. Dalam bayang, menghirup mimpi bersama.

Jarang ku menyentuh benda cair memabukkan ini, jika seandainya aku menghitung dampak dari pertemuan kami tadi-akan menimbukan kerinduan. Harusnya nanti saja.

Tapi? Bagaimana jika istri kecil ku menghilang? Sial! Sial! Sial! Sial!

"Tenang Sebas, buat segalanya terlihat normal... sebelum kau bisa mengikatnya dalam sangkar emas mu.."

Biarkan aku merindu, dalam kobaran benci mu.

Istri ku.

End

***

Vote dan comment,

Makasih.

Bye...

:3

Dark-RomanceWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu