Munafik

1.4K 127 11
                                    

Cerita bersifat fiksi / karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun-mungkin karena ketidak sengajaan semata.

Jangan lupa Vote dan Comments di akhir cerita sebagai wujud apresiasi terhadap penulis.

Terima kasih,

Selamat membaca.

_______________________________________

Munafik
_______________________________________
_______________________
_______________
_______
___
_

Namanya Lily, dia teman masa kecilku. Wajahnya cantik dan imut secara bersamaan dengan pipi tembemnya. Jadi teringat saat tangan nakal ku terus mencubiti benda kenyal itu sampai kemerahan, maksud ku pipinya.

Kekesalannya itu menggemaskan, aku jadi menginginkannya untuk diri ku sendiri saja.

"Gale? Kau kenapa?" Panggilan itu menghancurkan semua lamunan ku.

Lantas aku menoleh dan mendapati wajah Lily yang menunggu jawaban ku.

Aku hanya menggeleng seraya mengelus lembut pucuk kepalanya.

"Malam ini mau nginep lagi?" Tanya ku pada gadis kecilku, Lily.

"Tapi besok kita sekolah 'kan? Kalo nginep ditempat kamu, yang ada aku mah molor terus sampe siang" terang Lily dengan mulut kecil yang ingin sekali ku lahap, ups... Hanya bercanda, walau benar dia itu sangat menggemaskan.

"Gak papa, kita bolos aja sekalian" ucap ku mencoba membujuknya.

"Tapi..." oh tidak aku melihat nada keraguan dari Lily kecilku.

"Kamu gak kasihan sama aku? Daddy sama mommy aku masih belum balik lho, aku sendirian dirumah. Nanti aku yang bilang sama mama kamu kalo kamu mau nemenin aku dirumah" ucap ku meyakinkan bunga kecilku itu.

Aku melihat dia menimang-nimang keputusan sampai anggukan kecil membuat senyum puas terbit diwajah ku.

Ah~ senangnya, batin ku.

***


Hari ini aku sedang bermain basket bersama team ku. Minggu depan team kami akan bertanding, padahal itu hitungan detik sebelum lulus. 'Kenapa mereka masih ingin melibatkanku dalam acara itu, padahal aku sebentar lagi akan jadi alumni?'

Ah lupakan saja.

Hampir seminggu aku tidak bertemu dengan Lily kecil ku, terakhir bertemu waktu dia menginap ditempat ku. Aku marasa aneh. Apa aku coba mampir yah? Mengingat dia juga tidak hadir saat disekolah setelah menghadapi ujian beberapa waktu lalu.

Aku memilih melangkah cepat pergi ketempat parkir dan mengambil motor ku. Mungkin membawa buah tangan itu ide yang bagus, lantas aku memilih untuk mampir disebuah kedai coklat. Lily kecil ku suka coklat.

Suara lonceng pintu menunjukkan jika kegiatan ku selesai. Dengan cepat aku melangkah pergi sambil membawa tas kecil berisi coklat hitam kesukaan Lily.

Tunggu aku bunga kecil ku.

.

.

.

.

.

Kegaduahan terdengar saat aku baru memarkirkan kuda besi ku dipekarangan rumah. Seperti isak tangis? Pikir ku.

Tak ingin berpikir aneh lagi aku memilih melangkah cepat dan menekan bel rumah Lily. Sungguh aku tak ingin terjadi apa pun pada Lily. Pintu dibuka oleh mama Fani-ibu Lily.

Dark-RomanceWhere stories live. Discover now