PEMUJA 4

188 42 1
                                    

Perhatian!

Cerita bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun-mungkin karena ketidaksengajaan semata.

Dimaksudkan sebagai hiburan, tidak membenarkan apa lagi mewajarkan suatu tindakan. Harap jadilah pembaca yang bijaksana.

Terima kasih,

selamat membaca.

_____________________________

Kesepakatan Dua Pihak
_____________________________
________________
______
_

"Ya!" spontan aku menjawab ketika pegawai wanita itu bertanya.

"Dia hanya sedikit terbentur meja sebelum saya menjemputnya, anda tahu-kebiasaan buruk ketika kita terlalu banyak minum? Ha... ha..." ucapku, canggung. Berharap pegawai hotel tersebut memakluminya lalu beranjak pergi dari sana.

Apa kau tidak lelah? Memanjangkan leher supaya bisa melihat sesuatu yang jelas-jelas tertutupi oleh pundak ku.

Oh ayolah~

Yang benar saja.

"Benarkah tuan?" beonya, sedikit ragu. Masih berusaha mencari tahu. Mungkin tak ingin ada sesuatu yang buruk menimpa hotel tempat dia bekerja; aku tahu! Kau hanya berusaha bersikap profesional hanya saja-untuk saat ini sikap itu sangat mengganggu.

Aku serius.

"Jika memang ada sesuatu tuan," ujarnya-gantung.

Melangkah maju tanpa diminta.

"Jangan ragu untuk menghubungi layanan hotel."

Apa yang wanita ini ucapkan berbanding terbalik dengan tindakan yang ia lakukan. Manik mataku membola, bukannya apa-apa-dia tiba-tiba bertindak secara impulsif. Menerobos masuk dengan cara mendorong tubuhku kedalam kamar hotel.

Bruk!

Aku yang sedikit oleng berusaha mengembalikan titik keseimbanganku. Derap langkah cepat terdengar didepan sana, ku lihat pegawai wanita tersebut menjelajahi tiap jengkal ruangan dengan matanya guna mencari tahu informasi yang menurutnya berguna.

Tak usah diterka lagi, dari awal dia pasti sudah menaruh perasaan curiga pada ku.

Atau, mungkin karena aku saja yang tidak terlalu pandai dalam berbohong. Haha entahlah~

Sebelum dia menemukan keberadaan Eyna dan memeriksanya, aku cepat-cepat menarik daun pintu. Mengunci benda itu dari dalam lalu mengambil sesuatu yang siapa tahu akan berguna.

Sejujurnya aku tidak pernah kepikiran untuk membeli benda ini di Tokyo tapi ketika melihatnya duduk manis bersama dengan beberapa botol soju aku malah berkeinginan memilikinya.

Benda remeh yang bisa digunakan untuk mengancam nyawa seseorang.

Pisau dapur.

Aku bahkan tidak tahu tampilan wajah apa yang sedang aku tunjukan, tapi satu hal yang pasti. Bagi sebagian orang itu akan terlihat sedikit menyeramkan, ditambah pisau kecil yang berada ditanganku-persis seperti layaknya seorang psychopath.

Haha. |

Sebelum pegawai hotel ini bertindak semakin jauh, aku menyusulinya. Menjambak dengan brutal surai rambut bagian belakang wanita itu lalu membawa wajahnya menghantam keras permukaan ubin lantai.

Terdengar suara.

Brukk-!

Dia tidak berteriak, lebih tepatnya belum.

Dark-RomanceWhere stories live. Discover now