6. Réception de Mariage

Mulai dari awal
                                    

"Ane, congrats! Aku happy banget dengar kabar kamu nikah," ujarnya kemudian menciumi pipi kanan dan kiriku. "Sumpah kamu cantik banget malam ini! Gaun pengantin terbaik yang pernah kulihat," sambungnya.

"Thank you, Dear. Kamu juga cantik banget," jawabku. "Kamu datang sama—" kataku yang langsung dipotong olehnya.

"Pacar aku, Ne. Doain ya kita mau nyusul," ujarnya yang membuatku terkejut. "Ih pasti belum baca berita deh," sambungnya sembari menunjukkan jari manisnya yang telah bertengger cincin bermata sapphire, yang membuatku lebih terkejut. Aku memang jarang membaca berita-berita tentang selebriti, apalagi akun gosip yang bertebaran di Instagram.

"Selamat ya Ane, Genta. Semoga cepat dapat momongan," ujar Garin. Aku tak bisa menahan senyum. Kini bibirku benar-benar membentuk bulan sabit. Kalian tahu bagaimana rasanya acara kalian dihadiri dan diselamati oleh idola kalian di layar kaca? Sungguh, kalau bisa aku berteriak, aku akan berteriak sekarang. Meski sering kali aku bertemu artis-artis di gedung kantorku, namun aku belum pernah bertemu Garin Rahadian.

"Thank you, Gar," jawab Genta yang sudah seperti kenal dekat saja dengan Garin. Ah, aku hampir lupa. Karen kan teman dekatnya Garin. Pasti Genta sudah pernah bertemu Garin sebelumnya atau bahkan nongkrong bersama.

"Terima kasih, Garin. Oh my.. mimpi apa nikahan gue dihadirin Garin. Sorry nih, sorry ya Kir, Ta. Boleh fotoin sama Garin? Yaampun shock sayaa," ujarku kesenangan. Kirana dan Genta hanya tertawa. Karena baik aku dan Genta tak membawa ponsel, kami menggunakan ponsel Kirana untuk memfotoku yang wefie dengan Garin Rahadian. Baiklah, aku akan mengunggah ini di Instagram-ku selepas resepsi! Tak lupa, kami juga foto bersama di atas pelaminan dengan arahan fotografer.

"Sialan, Kirana ajak Garin. Pesona gue kan jadi kalah sama Garin," protes Genta saat mereka sudah turun dari pelaminan.

"Emang mereka pacaran, Ta?" tanyaku. Sembari menyalami tamu-tamu lainnya.

"Iya kali," jawab Genta singkat sembari mengedikkan bahu bidangnya.

"Memang ada saja cara Tuhan mempersatukan jodohnya. Ariadne dan Genta yang sudah bersahabat selama 20 tahun, selalu denial bila dijodoh-jodohkan, justru sekarang mereka menjadi sepasang suami-istri. Lagu yang akan saya bawakan selanjutnya merupakan request dari seseorang yang katanya belum bisa move on dari Ane. Oh, ada pesannya juga. Katanya, selamat menempuh hidup baru untuk Aphrodite-ku. Semoga kamu bahagia. Terima kasih untuk satu tahun satu bulan bersamamu."

Suara riuh para tamu bersahut-sahutan menanggapi sang penyanyi. Kulihat penyanyi pernikahan kami membacakan sepucuk surat yang katanya dari orang yang belum move on dariku. Siapa? Bukannya aku tak mengundang mantan kekasihku. Oh, aku tahu.

"Dari yang menganggapmu orang paling spesial di hidupnya," lanjutnya.

Sesaat kemudian, penyanyi itu melantunkan lagu Your Beautiful dari James Blunt. Aku tahu sekali lagu ini, lagu yang sangat terkenal dan mengisahkan kekaguman seorang pria pada perempuan yang tak dapat dimilikinya. Tidak butuh kesulitan untuk menemukan Edgar yang tengah berdiri tak jauh dari panggung musik. Ia tengah menyesap minumannya dengan sebelah tangan yang masuk ke saku celananya. Pandangannya lurus kepadaku. Oh my God, Edgar, kamu membuat malu dirimu sendiri.

***

Pesta sudah usai sejak 2 jam lalu. Kini tinggallah aku dan Genta di kamar eksklusif yang disediakan hotel sebagai hadiah pernikahan kami. Paket honeymoon katanya. Kamar VIP yang selama ini hanya bisa kulihat di vlog artis, kini bisa kunikmati satu malam. Kamar ini begitu luas dengan pencahayaan temaram. Hanya da satu tempat tidur king size bertabur bunga mawar. Aroma frangipani bercampur mawar begitu kental dan menambah suasana intim. Aku dan Genta saling berpandangan saat kali pertama kami membuka kamar ini.

The Only Exception [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang