2; selamat malam

110 27 19
                                    

Jung Seola

Kau pasti tidak menyangka bahwa aku masih berjalan sampai sekarang. Aku tidak mendapatkan taksi atau bus yang bisa kutumpangi.

Sebenarnya tadi ada. Aku meneriaki pengendara bus agar berhenti tapi sepertinya supir itu tidak mendengar suaraku.

Rasanya hariku tambah menyebalkan saat perutku berbunyi. Maklum saja, aku belum makan dari siang. Jika aku memutuskan untuk langsung pulang ke apartemen,
sepertinya aku akan mati kelaparan sampai pagi datang.

Persediaan makanan diapartemenku habis. Itu kendalanya. Lebih baik aku mengisi perut di kafe tangkapan mataku sekarang.

Aku menyebrangi jalan raya yang sepi kemudian sedikit berlari. Lupakan dulu kejadian bersama Yoongi tadi. Tidak usah dipikirkan.

Setelah merapikan penampilanku,aku memutuskan untuk masuk ke dalam. Disini tidak ramai,aku suka keadaan seperti ini.

Beberapa saat mengamati interior kafe dengan posisi duduk tenang,aku merasa ada yang menghampiriku.

"Permisi Nona,"sahut seseorang. Ini pria tentu saja.

Aku menoleh kesamping. Tersenyum sekilas. "Aku pesan Jjajangmyeon,"kataku.

"Minumannya?"

"Biasa saja,"jawabku. Lalu mendongak tersenyum padanya.

Dia mengangguk,tersenyum pula lalu sedikit menunduk saat ingin berlalu pergi.

Jujur saja dia tampan dan manis.

Wajahnya sedikit membuatku termenung. Aku tidak tau kenapa, tapi itu tidak berlangsung lama setelah aku fokus melihat ponselku.

Beberapa saat menunggu,pelayan pria tadi datang lalu menaruh nampan dihadapanku,dengan sedikit keras. Aku sedikit tersentak tapi tetap tersenyum. Aku hampir mengambil sendiri wadah tempat makananku tapi dia menahan tanganku.

Aku mendongak. Tidak bereaksi apa-apa. Sampai dia mengangkat mangkuk itu lalu meletakkannya dihadapanku dengan sedikit senyum.

"Selamat menikmati,Nona,"sahutnya.

Ada-ada saja. "Ya,terimakasih"

Dia meletakkan gelas penuh berisi air putih itu disamping mangkuk makananku lalu membungkuk pamit. Jujur saja dia terlalu menunduk sampai helai rambutnya yang panjang mengenai keningku.

Aku melirik dadanya cepat dan tanpa sengaja melihat sesuatu. Jeon JungKook,
namanya.

Setelah aksi membungkuk itu dia pergi dengan senyum diwajahnya. Ia sempat melirik ke arahku dan kembali berjalan ke tempat kasir berada.

Aku jadi tersenyum karena perbuatannya. Apa-apaan ini,kenapa aku merasa sedikit gugup.

Sudahlah lebih baik aku menikmati makan malamku. Kalau boleh jujur sebenarnya banyak sekali lelaki yang seperti dia. Selalu mencoba membuat para gadis salah tingkah dan berakhir terbawa perasaan walau hanya tindakan kecil.

Perhatianku teralihkan dari ponsel saat seseorang mendorong pintu masuk. Seorang lelaki bertubuh tinggi dengan celana lebar berwarna coklat terang. Dia terlihat sangat klasik.

Dia duduk di meja yang sederet denganku. Duduk tenang sambil menunggu makanannya.

Ah aku berharap dia tidak tau kalau aku sedang memperhatikannya.

Beberapa saat aku tidak melihatnya lagi. Aku kembali fokus dengan makananku juga apa yang kulihat diponsel.

Aku kembali menggeser layar. Itu foto lama diriku. Kata ibuku ini aku saat balita dengan teman yang selalu ku ajak main. Foto ini selalu membuatku tersenyum. Selalu membuat dadaku menghangat.

DREAM [On Going]Where stories live. Discover now