Suamiku Sidosen Kanebo (✔️)

♦️Episode 10 - Sudah siap punya anak?

✨✨✨

Di pagi hari Adel sudah menyiapkan sarapan untuk keluarganya tentu saja di bantu oleh bik Sumi.

Setelah semuanya siap, Adel membangunkan mama dan papa, sebenarnya Adel tidak mau mengganggu waktu istirahat mereka karena Adel tau kalau mereka pasti cukup lelah.

"Tok tok ma pa" Adel mengetik pintu kamar mama dan papa nya.

"Tok tok"

"Ma pa"

"Iya sayang tunggu sebentar" ucap mama dari dalam.

"Duhh mama bangun kesiangan yah?" Tanya mama sambil mengusap matanya.

"Santai aja ma, mama pasti capek kan, mama mandi dulu yah Adel udah siapin sarapan untuk mama dan papa"

"Iya nak mama mandi dulu yah dan mama mau bangunin papa juga"

"Iya ma, Adel juga mau bangunin mas Zidan"

"Eh sayang, gimana semalam?" Tanya mama dengan wajah yang antusias.

"Gak berhasil mah, entah anak mama itu terbuat dari apa, bahkan Adel sampai masuk angin loh ma"

"Ya ampun sayang maafin mama yah sudah kasih kamu baju begitu"

"Ini bukan salah mama kok, Adel suka banget sama baju pemberian mama"

"Anak mama itu bener-bener deh masak kamu di anggurin sih" ucap mama sambil memelukku.

"Hehe gak tau juga mah emang muka tembok ya begitu! Ehhh keceplosan maaf ma"

"Emang bener kata kamu nak, mama juga gak ngerti sifat si Zidan itu turun dari siapa, soalnya papa dan mama gak kayak gitu"

Aku dan mama hanya tertawa sedangkan Zidan ternyata menguping pembicaraan mereka dari tadi.

☀️☀️☀️

Setelah dari kamar mama dan papa, Adel berniat membangunkan Zidan tapi ternyata Zidan sudah bangun bahkan sudah mandi dan sangat rapih, meskipun hanya memakai baju kaos hitam polos dan celana pendek tapi ketampanan Zidan sangat liar biasa.

Lihatlah Adel sangat mudah tergoda dengan suaminya sedangkan Zidan sulit sekali tergoda padahal Adel sudah memaki baju sexy di depan mata Zidan tapi tetap saja Zidan tidak tergoda.

"Kenapa kamu" tanya Zidan yang langsung membuyarkan lamunan Adel.

"Ehh... Mas sudah bangun, kirai belum hehe" Adel jadi salah tingkah.

"Mama papa sudah bangun?"

"Lagi siap-siap mas, nanti katanya mereka nyusul"

"Hmm" Zidan sambil berjalan ke arah meja makan.

Lagi-lagi Adel diam seperti patung.

Setelah semuanya berkumpul mereka pun sarapan dengan hikmat, sepertinya memang aturan di keluarga ini ketika sedangkan makan tidak ada yang boleh berbicara. Benar-benar membosankan.

Karena hari ini Adel tidak ada mata kuliah dan mas Zidan juga tidak pergi ke kantor jadi kami menghabiskan waktu di rumah.

Mama dan papa sedang menikmati udara di taman samping rumah sedangkan aku dan mas Zidan sedang duduk di depan tv, lebih tepatnya mas Zidan sedang melihat-lihat tugas mahasiswa yang di kirim ke email nya sedangkan aku hanya duduk di samping mas Zidan sambil sesekali mencuri pandang ke mas Zidan.

"Mas gimana bisnis nya mas?"

"Lancar"

"Syukur deh, oh iya mas, mas Cafe mas lancar - lancar aja kan?"

"Sejauh ini sih lancar, emang kenapa?"

"Gak bakal bangkrut kan?"

"Semoga enggak, asal di kelolah dengan baik pasti semuanya berjalan lancar"

"Iya, mas pokoknya harus mengelola Cafe itu dengan sebaik mungkin biar gak bangkrut"

"Kalau bangkrut gimana?"

"Yaa jangan lah, ishhh amit - amit, Gini yah mas ini Adel masih kuliah masih banyak pengeluaran, kalau misalkan Cafe mas bangkrut dan cuma ngandalin gaji dari Kampus pasti gak bakalan cukup, terus nanti kalau kita punya anak gimana? Intinya Adel gak mau miskin mas!"

Pletaak, Zidan menjitak kepala Adel.

"Aww sakit mas"

"Mangkanya kamu harus selalu berdoa biar rezeki keluarga kita di beri kelancaran dan kemudahan"

"Aamiin".

"Eh,emang kamu sudah siap punya anak?"

"Jika tuhan mengizinkan mas, Adel siap kok"

"Iya mama dan papa juga sudah siap kok, pingin banget punya cucu" ucap mama dengan bahagia, entah mama kapan masuknya.

Adel dan Zidan hanya tertawa canggung, sejujurnya memang Adel sudah siap jika tuhan menitipkan anak kepada mereka.

Tapi bagaimana mau punya anak kalau Zidan saja tidak mau menyentuh Adel, emang Adel bisa hamil sendiri? Atau anak bisa di download gitu?.

Tbc! 🥰

Jangan lupa klik bintang dan spam komen yah 💞