“Si Dhaffi sekali gerak dapetnya bidadari,” sahut Ipin. Dia tidak menyangka cewek cantik itu mau dengan Dhaffi yang membosankan.

👠👠👠

Dhaffi mencoba melepaskan tangan laki-laki yang berada di pinggang Queenzie. Entah setan apa yang merasukinya hingga tanpa sadar dia menarik Queenzie ke dalam pelukannya.

Calvin terkejut karena ada seseorang yang tiba-tiba menarik tubuh Queenzie menjauh dari pelukannya. Dia menatap tajam sang pelaku.

“Siapa lo?”

“Saya tetangga Queenzie,” jawab Dhaffi dingin.

Calvin tertawa keras mendengar jawaban Dhaffi yang terdengar konyol menurutnya.

“Lo tetangga Queenzie? Kenalin, gue sahabat Queenzie sekaligus calon suami Queenzie. Lepasin cewek gue!” perintah Calvin dengan menarik tangan Queenzie.

Queenzie yang sudah tidak bisa berdiri tegak pun pasrah saat tubuhnya ditarik kesana kemari.

“Saya akan mengantar Queenzie pulang,” ucap Dhaffi tegas, tidak ingin mendengar bantahan.

“Biar gue yang nganterin Queenzie pulang!” Calvin masih belum menyerah menarik tubuh Queenzie dari dekapan Dhaffi.

“Kamu tidak sepenuhnya sadar. Saya tidak mau Queenzie kenapa-kenapa karena pulang dengan kamu.”

Calvin berdecak kesal. “Queenzie pasti selamat sama gue.”

“Saya sudah bicara dengan papanya Queenzie kalau Queenzie akan pulang dengan saya,” bohong Dhaffi agar Calvin menyerah.

Kata-kata Dhaffi itu membuat Calvin tidak bisa membantahnya lagi. Kalau urusannya dengan Alvis, Calvin tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa-bisa dia tidak mendapat restu dari calon papa mertuanya itu.

Dhaffi merangkul bahu Queenzie dan membawanya pergi. Selama perjalanan menuju parkiran, Queenzie terus meronta minta dilepaskan, tapi tidak dihiraukan oleh Dhaffi.

“Lepasin aku! Aku pulang sama Calvin aja.”

“Aku gak mau sama kamu. Kamu jahat!”

“Dhaffi! Lepasin aku!”

Dhaffi membawa Queenzie ke mobilnya. Dia mendudukkan Queenzie di kursi depan.

Queenzie sudah tidak meronta lagi karena dia sekarang sudah tidur. Setelah dirinya duduk nyaman di kursi penumpang, Queenzie memang langsung memejamkan mata karena dia merasa lemas sekaligus mengantuk.

Dhaffi menghembuskan nafas berat. Dia tidak mengerti pada dirinya sendiri. Kenapa dia malah peduli dengan cewek yang seharusnya dia hindari karena cewek itu terus menguji keimanannya.

Pintu di sebelah kursi Queenzie Dhaffi tutup dengan pelan agar tidak membangunkan Queenzie yang sedang tidur. Dia beralih menuju bagasi untuk mengambil jas yang selalu ada disana untuk mengantisipasi jika ada meeting mendadak. Dhaffi mengambil jas itu lalu kembali ke kursi kemudi. Dia menggunakan jas itu untuk menutupi tubuh Queenzie yang bisa mengganggu konsentrasinya dalam berkendara. Bagaimana tidak, gaun yang dipakai perempuan itu sangat terbuka. Ditambah keringat yang keluar dari tubuhnya membuat Queenzie semakin terlihat panas.

Sebelum melajukan mobilnya, Dhaffi melepas satu kancing kemejanya. Dia merasa gerah setiap berdekatan dengan Queenzie. Memang seharusnya dia menghindari cewek di sampingnya ini, sayangnya jiwa peduli pada tetangga yang Dhaffi miliki membuatnya tidak tega meninggalkan Queenzie di bar itu sendirian. Dhaffi takut ada yang memanfaatkan ketidaksadaran Queenzie yang bisa membuat cewek itu dalam bahaya.

Rasa dilema sekarang menghampirinya saat mobilnya sudah sampai di depan rumah. Dia ingin mengantarkan Queenzie ke rumah cewek itu, tapi apa yang harus Dhaffi katakan pada Alvis. Dia bisa-bisa ikut terkena masalah karena cewek di sampingnya ini.

Setelah berpikir beberapa menit, Dhaffi memilih membawa Queenzie ke rumahnya saja. Orang tua Queenzie pasti akan marah saat tahu anaknya pulang dalam keadaan mabuk.

Dhaffi menggendong Queenzie memasuki rumahnya. Dia menidurkan Queenzie di kamar sebelah kamarnya agar Dhaffi bisa mendengar jika Queenzie sudah bangun.

Dhaffi melepaskan high heels dari kaki Queenzie. Matanya memandangi wajah Queenzie sebentar lalu menyelimuti tubuh Queenzie dengan selimut.

Sampai sekarang Dhaffi masih belum menyangka kalau Queenzie termasuk perempuan yang menyukai dunia malam. Namun, jika mengingat kegemaran Queenzie dalam memakai baju seksi, hal itu bisa saja terjadi.

💄💋💄💋

Hello, Mas Dosen! (TERBIT) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora