milkita

2K 173 51
                                    

semua ini berawal dari milkita.

siang itu, kantin lagi ramai-ramai nya karena memang sudah waktunya para murid beristirahat dan mengisi energi mereka untuk disambung belajar lagi.

minho saat itu lagi ngidam permen milkita, di toples keliatan hanya ada satu. sial, ini kesempatan!

dengan gesit minho ulurkan tangannya hendak raih permen terakhir di sana.

minho terdiam, tangannya kini saling genggam dengan seseorang. kepala dia angkat guna tatap lawannya, oh.. si pangeran sekolah ternyata.

keduanya saling menatap tajam, baik minho maupun pemuda didepannya ㅡyang bernama hyunjinㅡ sama-sama berambisi untuk memiliki permen tersebut.

felix dari balik kerumunan hanya bisa putar bola mata jengah, pemuda pemilik kemampuan melihat warna suara serta aura itu hanya bisa mendecih seraya bergumam lirih, "pink, dasar idiot."

"gua duluan." minho berujar tajam, matanya tatap netra karamel hyunjin dengan dalam, berusaha bikin si pemuda itu mundur ketakutan.

si musuh bahkan tidak bergerak barang sedikitpun. tangan masih saling menggenggam omong-omong.

"gue lebih pertama." balas hyunjin tidak kalah tajam.

keduanya saling menyelami netra masing-masing, berusaha buat salah satu dari mereka gentar dan mundur ketakutan.

kantin jadi ricuh karenanya, hwang hyunjin si pangeran sekolah kini tengah berseteru dengan lee minho si cokiber sekolah.

dua kubu dengan masing-masing jagoan mulai menyerukan nama jagoan mereka. berikan semangat untuk segera berkelahi.

ibu pemilik kedai yang menjual permen milkita akhirnya dituntut menjadi juri. hyunjin dan minho mulai lakukan peregangan, keduanya siap untuk bertarung sekarang.

mereka saling berikan bogeman mentah pada masing-masing wajah, buat sudut bibir mereka mengeluarkan bercak darah. minho serang hyunjin dengan sabitan kaki kanan, hyunjin tangkis menggunakan tangan.

keduanya mulai babak belur dengan skor yang sama, mereka itu sama-sama pandai berkelahi, keduanya pun sudah tau kemampuan masing-masing dari mereka. jadi tidak heran jika mereka saling tau serangan apa yang akan diberi.

"priiitt!! nanaonan ieu?! bubar! bubaarr!!" suara seluit disusul teriakan bu yumi terdengar menggelegar.

"hyunjin, minho. kalian lagi kalian lagi! masuk ke ruang bk! SE.KA.RANG!!!" teriak bu yumi penuh keganasan.

minho sampai meringis ngilu karenanya.

———

"jadi... begitu..?" pak nafi memelankan nada suaranya, ragu dengan penjelasan kedua murid didepannya.

"iya.. pak.." ino ikut-ikutan gunakan nada suara pak nafi.

"YAKALI KALIAN BERTENGKAR HANYA DEMI SEBUAH PERMEN?!" histeris pak nafi, terdengar sudah lelah dan ingin cepat-cepat pensiun saja dari kerjaannya.

sayangnya, pak nafi masih berusia sekitar duapuluh ke atas.

"itu bukan hanya sebuah permen pak!" protes minho tidak terima, hyunjin memperhatikan.

"tiga permen milkita setara dengan seratus duapuluh kalori!"

kok?? kok??? KOK??!!!

"KAMU NGIKLAN?!"

dan minho cuma cengengesan sebagai balasan.

"udah. bapak cape, bersihin luka masing-masing, itu hukuman untuk kalian." hyunjin dan minho berseru kegirangan.

Softie Minho CollectionWhere stories live. Discover now