Sakit

3K 166 9
                                    

Request dari LkJr2526

---

"Pulang cepat? Hari ini?" Minho meletakkan cangkir teh sambil mengerenyit, meneliti wajah pemuda yang sedang membuka tirai di depannya dari rambut menuju dagu. Kulit tan Changbin tidak secerah biasanya, lebih mengarah ke pucat, "Kamu sakit?"

"Semalam dia menelepon kurang enak badan, dan pak pemilik bilang boleh ambil ijin sampai agak baikan. Tapi si bengal ini ngotot masuk kerja padahal badannya panas," Seungmin menyeka cangkir-cangkir kosong di balik meja counter, dagunya dimajukan menuding rekannya yang pasang muka tak berdosa walau jelas-jelas langkahnya menapak setengah terhuyung.

Bukan pemandangan asing bagi Seungmin tiap mendapati Minho berdiri di depan kafe tiga puluh menit sebelum jam buka. Pria itu tak begitu menyukai keramaian dan pemilik kafe tidak keberatan memasukkan seorang pengunjung lebih awal. Namun setelah mengamati bagaimana cara Minho menatap salah satu peracik minuman di tempat tersebut, Seungmin merasa jika alasan di atas bisa saja cuma karangan. Apalagi sepanjang yang bisa diingat, Minho selalu duduk di kursi yang sama, dekat jendela, lurus pada meja tempat Changbin bekerja, dan selalu membaca majalah secara terbalik setiap pemuda itu mendekat.

Baiklah, ini melantur terlalu jauh. Seungmin mengibas kepala sekilas sembari merapikan mug-mug besar di atas nampan. Singkat cerita, hari ini pun sama.

Hampir.

"Sudah dong, kamu tak perlu mengelap meja juga! Biar nanti Felix yang mengerjakan, toh ini bukan hari Senin," telapak tangan Seungmin bergerak maju-mundur, "Lebih baik duduk dulu dan sarapan."

Alis Minho terangkat sebelah, "Dia belum makan?"

"Aduh Minho-hyung ini tidak tahu ya? Changbin tidak pernah makan pagi, biasanya cuma bawa ramen cup atau beli roti di toko seberang situ," seloroh pemuda itu diselingi kekeh lebar. Kening Minho berkerut-kerut. Dia boleh kalah cepat mengenal Changbin dibanding orang lain, tapi mendengar kalimat barusan diucapkan sangat jumawa oleh bocah hiperaktif yang menurutnya hanya teman kerja, Minho jadi ingin menjejalkan sendok ke mulut Seungmin.

Cuma soal menu sarapan saja apa istimewanya? Apa dia tahu tentang kebiasaan Changbin yang tidak bisa tidur tanpa boneka Munchlax kesayangannya? Tentang Changbin yang suka mencampurkan gochujang dan kecap asin dengan takaran 3 banding 1 untuk bumbu nasi goreng? Tentang Changbin yang bersikeras mengambil sumpit lain apabila gagal memisahkannya sama rata? Apa dia tahu? Huh? Huh?

"Minho-hyung?" suara riang nan khas yang paling ingin didengarnya sejak masuk tadi balas menyapa. Minho tersentak dan mendapati pemuda berbalut seragam putih hitam di depannya mengulurkan sepiring hotcake lengkap bersama dua balok mentega dan wadah kecil berisi krim, "Maaf menunggu! Ayo dimakan!"

"Eh? Eeeeeh? Kenapa tetap membuatkan makanan untukku? Kamu kan sedang sakit!" Minho berseru kaget, cukup keras hingga Seungmin menertawakannya dan Changbin meringis polos, "Aku tidak begitu lapar kok! Tak usah repot!"

Pemuda itu menggeleng sambil perlahan merendahkan tubuhnya untuk menaruh pisau serta garpu di sisi piring, "Tidak apa-apa kok! Aku sehat! Minho-hyung ingin kubawakan sirup maple atau cukup ini saja?"

Berkedik cepat, Minho mengibas-kibaskan tangan lalu menimpali cemas, "Sebaiknya kamu duduk! Nanti kalau tumbang bagaimana?"

"Tidak perlu kuatir, aku sudah menghubungi beberapa orang kalau-kalau dia betulan pingsan di sini~" Seungmin bergumam cepat kemudian bersiul-siul mengangkut sapu dan pengki keluar dari counter. Raut santainya tak ayal menerbitkan kerut heran di dahi Minho yang baru berniat menuang krim, "Beberapa orang?"

Softie Minho CollectionWhere stories live. Discover now