"Apa? Apa tidak sebaliknya? Kamu hanya menonjolkan sisi buruk Jisoo yang kamu tangkap tanpa tahu bagaimana kisah sebenarnya!"

"Ya karena memang..."

Sebuah panggilan masuk. Yang secara otomatis, panggilan tersebut menghentikan kalimat yang hendak Hao sampaikan. Karena percuma saja. Hao tahu persis. Seokmin tidak akan menghiraukannya selagi itu ada Jisoo. Hao yakin. Jisoo adalah orang yang senang sekali tiba-tiba hadir di antara mereka meskipun itu secara virtual.

"Ya?" sambut Seokmin, memalingkan badan. Setidaknya Jisoo tidak boleh tahu bahwa ia dan kedua sahabatnya tengah memiliki masalah yang tidak kalah pelik dari terbongkarnya kasus pacaran pura-pura mereka oleh Jeonghan dan Seungcheol. Jisoo sudah sangat terpukul atas segala masalah yang ia hadapi sekarang.

"A-apa aku mengganggumu?" tanya Jisoo, jelas berbisik.

Terlalu mencurigakan. Seokmin tidak memiliki alasan untuk tidak merasa khawatir. "Kamu kenapa? Kenapa cara bicaramu seperti ini? Apa sedang ada masalah?"

"Jun..." bisik Jisoo lagi. Lalu cukup lama diam. Membuat Seokmin semakin resah. "Sudah hampir 2 jam dia menungguku di depan mobil. Sekarang aku sedang bersembunyi. Tidak berani keluar. Aku tidak mau bertemu dengannya. Aku tidak mau teman-teman kampusku melihat interaksi kami. Aku tidak mau gosip-gosip aneh lainnya semakin banyak keluar karena interaksi kami..."

Mengerti. Seokmin langsung memutuskan sambungan telepon mereka, usai meyakinkan Jisoo bahwa semuanya akan baik-baik saja. Seokmin akan menyusul ke kampus Jisoo. Dan, hal tersebut benar-benar Seokmin lakukan. Bahkan tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada kedua sahabatnya di sana. Termasuk kata tanda perdamaian. Pergi begitu saja.

Satu masalah yang Seokmin harapkan selesai hari ini, nyatanya malah semakin besar. Kalau tahu akan seperti ini, bukankah lebih baik mereka tidak melakukan pertemuan?

 Kalau tahu akan seperti ini, bukankah lebih baik mereka tidak melakukan pertemuan?

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Jisoo mengintip satu kali lagi. Dari dalam perpustakaan, ia bisa bisa melihat keberadaan Jun melalui kaca jendela. Karena memang bangunan bertingkat 5 itu berada tepat di depan lahan parkir mobil. Terus memperhatikan apa yang pemuda bermarga Moon itu kerjakan selama menunggunya. Sesekali terlihat Jun mencegat mahasiswa dan mahasiswi lain yang ia ketahui berada di kelas yang sama dengan Jisoo. Jisoo tebak, Jun bertanya tentang keberadaannya.

Jisoo meringis pelan. Berbalik membelakangi jendela. Semakin panik begitu ingat dengan kemungkinan lainnya.

Bagaimana kalau salah satu kawan Jisoo yang ditanyai Jun tadi sempat melihatnya bersembunyi di dalam perpustakaan?
Apa yang bisa Jisoo lakukan jika ketahuan oleh Jun nantinya?

Jisoo sungguh membutuhkan pertolongan. Tapi Seungcheol dan Jeonghan terlalu mustahil untuk dihubungi. Setidaknya di waktu sekarang. Kedua sahabat Jisoo itu sungguhan marah. Hingga detik ini. Bahkan Jeonghan sampai meninggalkan grup chatting mereka. Syukurnya, keduanya tidak sampai dengan tega memblokir kontak Jisoo.

Berbalik ke arah jendela lagi, Jisoo mengintip. Jun mengambil ponsel genggamnya. Menghubungi seseorang. Dan tidak lama, ponsel genggam Jisoo-lah yang menerima sambungan telepon tersebut. Oh astaga... Rasanya Jisoo hendak mengamuk. Meminta Jun agar tidak pernah mengganggunya lagi. Dan tanpa basa-basi, Jisoo menolak panggilan tersebut.

"Kalau saja bicara denganmu bisa mendapat jalan keluar, oke. Aku mau kita bicara. Tapi nyatanya tidak! Sudah berapa kali kita bertemu dan bicara? Hasilnya tetap nihil. Kamu sangat keras kepala!" omel Jisoo, pada ponsel genggamnya sendiri. Seolah-olah benda persegi panjang itu adalah seorang Moon Junhui.

Ya, benar. Inilah alasan kenapa akhir-akhir ini Jisoo dan Jun jadi lebih sering bertemu. Jisoo coba menegur Jun dengan cara yang baik. Bicarakan semua masalah mereka baik-baik. Minta tolong kepada Jun agar tidak pernah mengganggu Jisoo lagi. Tapi tidak pernah ada hasilnya. Jun tetap Jun. Seorang Jun yang berusaha keras mendapatkan Jisoo lagi.

Jisoo memang sudah memaafkan Jun. Tapi tidak untuk kembali menjalin hubungan. Perselingkuhan Jun kemarin terlalu menyakitkan. Dan saking menyakitkannya, Jisoo mengalami trauma. Berjanji pada diri sendiri bahwa ia tidak akan mudah percaya pada pengakuan cinta dari lelaki mana pun.

Dan, tanpa Jisoo duga, kegiatan mengintip melalui jendela itulah yang menjadi perkara selanjutnya. Jisoo sama sekali tidak menyangka kalau Jun menengadahkan kepala. Melihat ke arah jendela perpustakaan. Mendapati Jisoo di sana. Dengan senyum bahagia luar biasa, Jun melambaikan tangan. Bergegas menyusul. Jisoo panik. Berlari keluar.

Ke mana pun, asal tidak bertemu Jun. Ke mana pun, asal tidak bertemu Jun. Ke mana pun, asal tidak bertemu Jun. Hanya kalimat itu yang terus Jisoo lafalkan di dalam hatinya. Berlari secara acak hingga berhenti di depan toilet. Menoleh ke belakang, mata Jisoo terbelalak lebar. Jun terus berlari untuk mengejarnya. Tidak ada pilihan lain, selain masuk ke dalam toilet perempuan.

"Jisoo! Keluar, Jisoo! Kita harus bicara!" teriak Jun di luar sana.

Tangan Jisoo gemetar panik. Berulang kali salah tekan tombol ponsel hingga rasanya kesal sendiri. Jisoo berusaha menghubungi Seokmin lagi. Sayangnya, kali ini sambungan teleponnya tidak diangkat. Ingat dengan obrolan mereka sebelumnya. Seokmin tengah bersama kedua sahabatnya. Jadi untuk sekarang, ada 2 kemungkinan terkuat. Seokmin pergi meninggalkan kedua sahabatnya demi membantu Jisoo, atau Seokmin tidak bisa mendatangi Jisoo karena kedua sahabatnya itu melarang. Dan Jisoo tahu. Jawaban yang paling masuk akal pasti adalah yang nomor 2. Seokmin pasti lebih kedua sahabatnya.

"Siapa pun, tolong bantu aku..." Jisoo tidak tahan lagi untuk tidak menangis. Sudah tidak tahu harus meminta pertolongan siapa. Menyesal sudah membuat Seungcheol dan Jeonghan marah. Di posisi yang sangat terdesak ini, Jisoo tahu, hanya mereka berdualah yang paling bisa diandalkan. "Maafkan aku... Aku tidak bermaksud membohongi kalian... Aku..."

Tiba-tiba suara keributan terdengar dari luar. Membuat Jisoo menegakkan badan seketika. Mendekatkan diri ke pintu bilik toilet. Merasa belum cukup, Jisoo coba keluar dan mengintip sedikit. Terbelalak. Di depan toilet, sudah ada Seokmin yang tengah memukuli Jun tanpa ampun. Terlalu beringas hingga tidak ada satu orang pun yang berani melerai. Baru bisa dipisahkan begitu Jisoo keluar dan menarik Seokmin pergi.

 Baru bisa dipisahkan begitu Jisoo keluar dan menarik Seokmin pergi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

tirameashu, 22 November 2020

Drama Only (✓)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ