16. Hubungan Yang Istimewa

855 181 123
                                    

Jisoo mengigit bibir bawahnya kuat-kuat. Tidak sanggup menjawab. Tidak tahu jawaban apa yang paling tepat. Bilang tidak, bohong. Karena pada kenyataannya, Jun adalah pacar pertama Jisoo. Terdengar mustahil kalau ia bisa melupakan Jun begitu saja. Apalagi mereka berdua putus masih dalam hitungan kurang dari 3 bulan. Tapi jika bilang iya... juga bohong. Sejujurnya Jisoo pun merasa bahwa perasaannya terhadap Jun sedikit demi sedikit mulai bergeser. Untuk sekarang ini, sosok Moon Junhui tidak lagi mengisi hatinya sepenuhnya. Tidak seperti dulu, seperti hari-hari sebelum mereka memutuskan hubungan.

Lalu siapa yang menyebabkan perasaan Jisoo terhadap Jun bergeser? Itulah pertanyaan yang paling Jisoo hindari. Ia tahu. Ia adalah seorang profesional.

Terlalu lama diam, Jisoo memaklumi kalau pada akhirnya Seokmin menggasaknya lagi. "Tidak mau menjawab lagi?"

Lagi. Jisoo masih ingat persis, pertanyaan yang sama sudah pernah Seokmin ajukan sebelumnya. Dan kondisinya pun sama. Jisoo tidak mau menjawab. Tapi sekali lagi, Jisoo bukannya tidak mau menjawab. Hanya tidak tahu apa jawaban yang benar. "Seok... Bukannya aku tidak mau menjawab. Ada beberapa hal yang harus kupastikan sebelumnya. Dan itu akan mempengaruhi jawabanku. Aku tidak mau salah menjawab, lalu..."

"Kamu di mana?"

Jisoo mengerjap. Bingung. Melihat ke sekelilingnya. Jisoo berada di dalam kamar, sendirian. Sedikit kesal karena obrolan yang serius sebelumnya malah Seokmin sela dengan pertanyaan yang tak ada sangkut pautnya seperti ini. "Aku di rumah. Kenapa memangnya? Seok, aku serius. Jangan bercanda dulu, oke?"

"Tunggu di situ. Aku datang dalam 15 menit."

Lalu sambungan telepon mereka diputuskan sepihak oleh Seokmin. Bahkan Jisoo belum sempat memberikan respon. Dengan bingung memandangi ponsel genggamnya sendiri. Berusaha memproses apa yang baru saja Seokmin ucapkan. Laki-laki itu hendak ke rumah Jisoo? Sungguh? Tapi untuk apa?

Saking bingungnya, Jisoo tidak tahu harus melakukan apa. Tidak juga mengubah posisi duduknya dalam 5 menit, lalu berdiri menghadap jendela dalam 10 menit. Kerjapan mata gadis bermarga Hong itu semakin dibuat laju begitu melihat sebuah motor berhenti tepat di depan pagar rumahnya. Itu Seokmin. Tidak mungkin salah lagi. Jisoo sudah sangat hafal bahkan meski hanya dengan mendengar suara mesin motornya. Terburu-buru Jisoo keluar dari rumah begitu Seokmin menekan klakson. Sembarang ambil outer. Yang penting pakaiannya yang sedikit terbuka karena sendirian di rumah telah tersamarkan dengan rapi.

"Kenapa mendadak seperti ini?" tanya Jisoo, sedikit mengomel selama membukakan pagar. Berdiri tepat di samping Seokmin. Diam sejenak untuk menunggu lelaki itu mematikan mesin motor juga melepas helm. Jisoo lihat, Seokmin hanya mengenakan kaus juga celana pendek. Persis seperti orang yang tidak punya niat jalan-jalan. Keluar hanya untuk mencari camilan. Jisoo mengajukan pertanyaan lain. "Ini sudah larut malam, Seok. Apa kamu kabur tanpa minta izin orangtuamu? Atau kamu berbohong lagi, bilang ingin menginap di rumah Mingyu?"

Turun dari motor, Seokmin menarik tangan Jisoo agar mendekat. Memegang kedua bahunya. Sedikit menunduk agar tinggi mereka sama. "Aku hanya ingin memperjelas obrolan kita tadi. Aku akan langsung pulang jika sudah mendapat jawaban yang memuaskan."

"Obrolan kita tadi?" Jisoo terdiam lama. Tahu persis apa yang Seokmin maksud. Pemutusan kontrak. Juga pertanyaan apakah Jisoo memutuskan untuk mengakhiri drama roman picisan mereka karena keberadaan Jun apa bukan. Tapi pertanyaan terbesarnya adalah, kenapa Seokmin menganggap semua drama mereka bisa seserius ini? Apa ini masalah uang? "Ya... Kita sudah tidak perlu bermain drama lagi. Aku akan bilang pada semua orang yang tahunya kita pacaran kalau kita berdua baru saja putus. Masalah bayaranmu, tenang... Aku akan..."

"Lupakan bayaran," Seokmin menyela dengan nada kesal. "Bukankah aku sudah pernah bilang kalau kamu tidak perlu membayar jasaku lagi?"

"Itu..."

Drama Only (✓)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα