7. Seperti Sungguhan Punya Pacar

1K 198 103
                                    

Satu kali lagi Seokmin mengintip kaca spion. Pipi kiri, pipi kanan, dahi, dagu, pelipis kiri dan kanan. Rasanya baru kemarin ia berkaca sambil mengagumi ketampanan diri sendiri. Dengan bangga menaikan sebelah alisnya. Berpose ganteng layaknya seorang foto model. Bahkan berbisik bahwa ia jauh lebih tampan dibandingkan idol kesayangan adiknya. Vernon Seventeen. Seungkwan hanya malu mengatakan fakta ini. Dan, hari ini Seokmin malah tidak bisa mengagumi diri sendiri lagi akibat memar di mana-mana. Mengganggu penampilan saja. Tapi tidak hanya penampilan. Aktivitas Seokmin pun juga ikut terganggu. Akibat memar ini, Seokmin jadi pusat perhatian. Selalu ditanya bagaimana asal usul memar itu tercipta. Demi menghentikan kekepoan orang-orang, Seokmin bergantung pada yang namanya masker dan topi.

Mendongak. Langit berwarna biru cerah ditambah sedikit awan. Cuaca yang bagus. Membuat perasaan Seokmin sedikit lebih baik. Menghirup napas dalam-dalam selagi berjalan pelan mendatangi kantin dekat open space. Seperti biasa, tadi pagi tiga sekawan ini telah membuat janji. Seokmin pun sudah menyiapkan skenario drama jika kedua sahabatnya bertanya apa yang terjadi terhadap wajah tampannya. Seungkwan. Ya, lagi-lagi kebohongannya tertuju pada Seungkwan. Belum jera rupanya. Seokmin meminta maaf dalam hati atas kebohongan yang bahkan belum terucap.

Tidak jauh dari pintu masuk. Seokmin memilih duduk dekat kaca begitu yakin Mingyu dan Hao belum tiba di sana. Membuka ponsel genggam. Ada pesan masuk dalam grup chatting mereka bertiga. Mingyu minta izin datang sedikit terlambat untuk menyerahkan tugas. Sedangkan Hao sudah dalam perjalanan menuju open space. Lepas topi dan masker. Ah, akhirnya Seokmin bisa menghirup udara segar. Seokmin tersandar dengan nyaman. Sejenak menutup kedua mata. Lelah.

"Seokmin? Oh astaga, wajahmu kenapa?" jeritan langsung terdengar bahkan sebelum Seokmin membuka mata. Jelas panik. Karena yang Hao tahu, Seokmin bukanlah seorang remaja pria yang gemar berkelahi. Pasti ada alasan-alasan tertentu hingga perkelahian itu sampai terjadi.

Seokmin meringis begitu Hao menyentuh pipinya. Memar itu memang tidak begitu terasa sakit kemarin. Apalagi sewaktu ia berjalan-jalan sebentar bersama Jisoo usai pengobatan luka dadakan yang dilakukan gadis Hong itu di dalam mobil. Makan dan menonton seperti biasanya. Mungkin efek obat penghilang rasa nyeri yang Seokmin minum. Karena setelah cukup lama, akhirnya rasa nyeri mulai mengganggu sesaat sebelum mereka secara resmi mengakhiri jadwal pura-pura kencan.

Beruntung ibu Seokmin sempat tidak menyadari memar ini. Mungkin efek mata beliau tidak begitu jernih lagi. Karena begitu berhadapan dengan adiknya, Lee Seungkwan, malah langsung menyadari dan panik. Menatap oppa-nya penuh intimidasi. Mengira oppa sekaligus musuh terbesarnya itu telah berkelahi. Usai dijelaskan apa alasan Seokmin berkelahi, bukannya bantu mengobati, atau setidaknya mengasihani, Seungkwan malah bertepuk tangan. Geleng-geleng kepala. Juga menepuk bahu Seokmin dengan bangga sambil mengatakan oppa-nya adalah seorang heroik.

"Biasalah... Ada yang mengganggu Seungkwan. Hanya memar sedikit," Seokmin coba menenangkan Hao. Ingin berdiri untuk memesan minuman, malah sudah didahului oleh kedatangan Mingyu bersama sebotol air mineral dingin. Dan juga obat pereda nyeri. Membuat Seokmin sedikit terkekeh menerimanya. Sejak kapan sobatnya yang satu ini begitu peka?

"Aku sudah melihat memar itu sejak kamu memarkirkan motor," Mingyu seakan bisa membaca pikiran Seokmin. "Ingin menegur, tapi pengumpulan tugasku jauh lebih penting. Bahaya jika berurusan dengan Pak Baekho."

"Kamu mau makan apa? Seperti biasanya saja? Aku pesankan dulu, ya," Hao langsung beranjak meski belum mendapat persetujuan Seokmin.

Kantin masih sepi. Belum memasuki jam makan siang. Seokmin harus mensyukuri fakta ini. Setidaknya ia tidak menjadi tontonan mahasiswa lain karena kondisi wajah yang tidak bisa dikatakan biasa. Sudah cukup ia menjadi pusat perhatian selama berada di dalam kelas.

Drama Only (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang