Mafia: 3 - Inspektur Oh

Start from the beginning
                                    

"Ya yaa..."

Inspektur Oh hanya tertawa melihat aksi tuan kecilnya ini, sudah biasa saat menghadiri acara besar besarannya ayah mereka dan bertemu mereka dengan sedikit kejadian marahan membuat dia tidak heran akan kelakukan kakak beradik ini.

"Adikmu sama saja ya tuan muda." Ucap Inspektur Oh sambil tertawa.

Taehyung merolling matanya malas, "Sama sja merepotkan seperti dulu." Ucapan itu membuat tawa sang Inspektur menggelar.

Taehyung menatap sang kepala polisi itu dengan tatapan khasnya, membuat sang Inspektur segera menetralkan imaginenya, "Ekhm! Lanjutkan tuan muda." Dan diskusi segera dilanjutkan oleh Taehyung.

"Inspektur." Panggil Taehyung dan sang empun pun menyauti.

"Iya tuan muda, bisa aku bantu? Perlu bantuan?" Tanyanya.

Dan Taehyung mengangguk, "Sebagai permintaan bantuan, maukan kau menyumbangkan setengah pasukanmu jika aku dan Jungkook menyatakan angkat senjata pada musuh?" Tanya Taehyung.

Sang inspektur sedikit menengang saat mendengar angkat senjata. Berarti jika itu terjadi akan terjadi bentrokan antara polisi dengan musuh ayah Tuan mudanya ini.

Tapi apa yang bisa dia buat? Dia hanya kepala polisi.

Dan kemudian tersenyum, "Bisa tuan muda, apapun itu aku akan kabulkan permintaanmu. Hanya untukmu."


-0OoO0-











Jungkook merengut kesal karena perilaku sang kakak, dia segera membersihkan diri lalu memakai bajunya. Setelah itu dia segera menuju kekamar milik Jimin yang sedang tak dikunci.

Jungkook melengos saja sampai Jimin yang sedang memainkan gamenya menjadi tersentak, "Omay! Tuan muda, mengagetkan saja. Kukira hantu!" Kesal Jimin dan Jungkook hanya menggidig.

Stik PlayStation milik Jimin direbut begitu saja oleh Jungkook, mumpungnya Jimin itu tau kalau disampingnya ini anak mafia dan masih kecil. Kalau bukan sudah meninggal mungkin ditangan Jimin sedetik yang lalu.

"Tuan muda? kenapa? Ada masalah disekolahan? Tumben sekali Tuan pulang jam segini, kudengar bisanya kau pulang jam 3?" tanya Jimin bertubi tubi.

Jungkook berdecak dan menatap Jimin, "Hyeong! Bisakah kau kalau berbicara denganku tidak usah formal?! Kubunuh kau nanti!" Sentak Jungkook membuat Jimin melotot.

"Apa salahku Tuan muda?" Tanya Jimin dan Jungkook menatap bengis Jimin, pemuda berumur 17 tahun itu pun mengumpat didalm hati.

"Ma-maksdku... Jung-kook?" Ucap Jimin dan Jungkook tersenyum lalu mengangguk antusian.


Jungkook mulai serius pada permainanya dan Jimin melirik Jungkook, saat anak berusia 15 tahun itu sudah selesai dengan permainannya pun Jimin segera bertepuk tangan, "Cha! Sekarang kau harus bercerita padaku, kenapa kau pulang cepat?" Tanya Jimin.

"Aku hanya mendengar isu bahwa ada penembakan pada sekolahmu dan sekolah Taehyung Hyeong, jadi aku pulang."

Jimin terkejut, sebegitu cepatnya kabar berita itu cepat menyebar?

"Ja-jadi begitu?"

Jungkook mengangguk antusias dan menjentikan jari, "Cha! Pasti beritanya meluas karena kepala sekolah Hyeong dan Taehyung Hyeong itu melaporkan kejadian itu pada pihak polisi. Tetapi malah polisi mengikuti ucapan Taehyung hyeong, sepertinya kepala sekolah disekolah kalian berdua itu ansos ya..." Ledek Jungkook dan Jimin menatap heran Jungkook.

"Aku jadi heran, dia itu siapa..."

"Mafia sebesar ayah, dia tidak tau? Anaknya? Yakin? Bahkan seluruh negri Sudah mengenal ayah dengan baik,"





-0OoO0-




Jam sudah menunjukan pukul 6 sore, saat ini Taehyung baru saja membersihkam dirinya setelah Sehun dan kawan polisinya itu keluar dari rumahnya, "Hah... Aku jadi kangen ibu." Lirih Taehyung sambil menatap foto yg terpajang besar dan lebar dikamarnya.

Kriet...

"Hyeong..." Cicit seseorang memasuki kamar Taehyung, pemuda itu pun segera masuk saat melihat Taehyung yg berdiri tegak membelakanginya sambil handuk yg masih melilit dipinggangnya.

"Pakai bajumu dulu Hyeong!" Jungkook mnatap Taehyung dengan bengis dan Taehyung tanpa membalas ucapan Jungkook pun segera memakai bajunya.

Jungkook yang melihat kakaknya memakai baju didepannya pun tidak peduli, pemuda itu sudah biasa. Bahkan dia dan kakaknya pernah mandi bersama saat waktu yg genting. Jungkook memandangi wajah ibunya dengan lekat.

"Ibu cantik ya Hyeong, aku jadi ingin mempunyai istri seperti ibu." Ucap Jungkook dan Taehyung berdecak, "Urusi dulu sekolahmu, jangan wanita Jung!" Marah Taehyung sambil memakai pakaian atasan.

Jungkook menatap Taehyung yg sudah memakai pakaian rapih, "Aku kesini ingin meminta ijin." Ucap Jungkook.

Taehyung mengerutkan dahi, "Ijin? Untuk?" tanya Taehyung.

"Aku akan bermain dengan teman temanku, boleh ya?" Tanya Jungkook dan Taehyung menghela.

Remaja itu mengelus surai adiknya dengan gemas lalu tersenyum kecil, "Boleh asalkan selalu bawa senjata dan jaga dirimu okay?"

Jungkook mengangguk lalu memeluk sang kakak, "Terimaksih!"

Taehyung hanya berdehem, lalu Jungkook menatap foto kedua orang tuanya, "Ibu ayah! Doakan aku ya agar lancar! Dan pulang dengan selamat!" Setelah itu Jungkook keluar dari ruangan Taehyung.

Taehyung menggeleng kecil lalu menghela nafas, dia gemas dengan adiknya.

Dan Taehyung tidak tau apa yg akan Jungkook lakukan. Dasar kelinci licik, kau telah meyakinkan kakakmu untuk mempercayaimu main, tetapi dia tidak tau kau main apa.

❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌❌

Jangan ditiru ya.

the mafia twin's - taekook ✓Where stories live. Discover now