XXXXVII

2.5K 183 6
                                    

Sore ini, Latisya diantar pulang oleh Adnan. Sebenarnya, berangkat tadi dia dijemput sama Adnan hanya saja tidak ada yang sadar kalau mereka berangkat bersama.

Mereka sengaja pulang lebih sore, setelah semua orang sudah pulang, karena Latisya belum mau orang-orang tahu kalau mereka sedang dekat. Adnan hanya menuruti Latisya, karena dia juga tidak mau ambil resiko. Kalau orang-orang tahu, Latisya pasti dibercandain dan seluruh kantor bakalan heboh. Memang tidak ada larangan mereka pacaran, tapi takutnya nanti.. Latisya jadi risih dan jadi nggak mau deket-deket sama lagi.

Ya nggak mau dong Adnan kalau Latisya jadi menjauh gitu.

Latisya dan Adnan berjalan beriringan menuju lift, tapi sebelum lift tertutup ada Bima yang ternyata belum pulang.

"Haii.. duh sorry ya gue ganggu. Maaf jadi orang ketiga disini. Gabung liftnya boleh kan ya?" Kata Bima sok sungkan. Adnan hanya mendengus.

"Perasaan tadi lo udah pulang?" Tanya Adnan.

"Tadi emang mau pulang, eh tiba-tiba perut gue mules jadi ke toilet dulu. Makanya baru pulang sekarang, soalnya baru kelar panggilan alamnya." Jawab Bima sambil memukul-mukul perutnya.

"Latisya kok diem-diem aja?" Goda Bima. Latisya yang sudah tahu akan di ledek sama Bima, hanya merespon seadanya.

"Sya.. Sya. Gue mau nanya boleh nggak?" Kata Bima, menoleh ke arah Latisya. Posisinya yang berada diantara Latisya dan Adnan benar-benar membuat dia seperti orang ketiga.

"Nggak."

"Dihh.. jutek banget sih? Diapain sama Mas Adnan kok cemberut gini. Dimarahin lagi ya?"

"Berisik Bim." Sahut Adnan.

"Deuuu..kalian lagi marahan?" Tanya Bima lagi. Mengganggu ketenangan di dalam lift.

"Nggak, karena ada lo jadi ngerusak suasana!"

"Iya maaf boss, bentar lagi lift nyampe kok. Abis itu bebas deh berdua-duaan. Gue nggak ganggu."

"Nih sebelum lift nyampe, gue mau nanya." Bima sengaja menekan nomor lantai lain, agar mereka lebih lama didalam lift. Entah apa yang mau dia tanyakan.

"Satu pertanyaan aja deh. Menurut lo, Adnan cocoknya punya cewek yang gimana?" Latisya menoleh ke arah Bima. Pertanyaan macam apa itu? Bima tahu kan sekarang mereka lagi dekat, ngapain nanya-nanya begitu.

"Bim?" Tegur Adnan.

"Gue pengen tahu pendapat lo aja sih Sya. Ya gue tau kok kalian lagi deket, tapi tetap aja gue pengen tahu menurut lo.. Adnan cocok sama tipe cewek yang gimana." Lagi, Bima menekan tombol lantai lain.

"Kenapa nanya gue?"

"Ya pengen tahu ajaaaa.. menurut sudut pandang lo." Latisya diam. Dia menimbang-nimbang harus menjawab atau tidak, karena feelingnya mengatakan kalau ini adalah pertanyaan jebakan dari Bima.

Karena bukan Bima banget nanya sok serius gini.

Latisya diam-diam berpikir, iya ya.. dia nggak pernah mikir Adnan sebenarnya cocok dengan tipe yang gimana. Bisa jadi, ternyata Adnan malah nggak cocok dengan dia.

"Buruan jawab Sya, lama deh. Nih keburu berhenti liftnya. Yang kayak gimana Sya?" Latisya masih diam.

Ting!

"Yang kayak kamu.."

Latisya langsung menolehkan kepalanya ke arah Adnan. Iya, tepat lift sampai di lobby saat itu juga Adnan menjawab pertanyaan Bima.

Latisya tidak bisa mengontrol keterkejutannya dengan apa yang barusan Adnan katakan. Begitupun Bima, dia sampai menganga tidak menyangka dengan apa yang Adnan katakan.

Start with AWhere stories live. Discover now