XI

2K 134 3
                                    


Setelah kepindahan Pak Zahid, posisi Manajer Marketing tidak dibiarkan kosong terlalu lama, seperti gosip yang sudah tersebar sejak beberapa waktu lalu, bahwa pengganti Pak Zahid juga sosok yang luar biasa.

Ditambah lagi gosip tentang manajer yang masih muda, single dan katanya ganteng. Poin plus banget kan? Jujur bukan hanya anak divisi lain yang penasaran Latisya dan Nabila juga sudah sangat penasaran.

Sedangkan Bima cees sok cool, yang lain sih tau banget kalau mereka itu takut kalah cakep! Padahal udah kalah sejak awal tapi gayanya selangit gitu.

Tiba-tiba ada notifikasi di ponsel Latisya.

Ariq Desnata : sent you a photo


Ariq Desnata : kucing gue baru dapet momongan!!

Kucingnya beranak? Bodoamat! Ingin rasanya Latisya melempar ponselnya itu. Sudah beberapa minggu tidak ada kabar, tapi sekalinya memberi kabar malah seperti ini membuat Latisya kesal setengah mati. Kasih kabar kucingnya beranak? Yang benar saja.
Latisya akhirnya hanya membacanya dari panel notifikasi, dia terlalu malas untuk membalas pesan Ariq.

"Kenapa muka lo ditekuk begitu. nunggu kabar dari doi?" Nabila datang dari pantry membawa dua cangkir kopi yang satunya dia letakkan di meja Latisya.

"Nih kopi, spesial buat Latisya yang nggak dapet kabar dari doinya." Nabila mengambil kursinya dan duduk disebelah Latisya kemudian menyesep kopinya.

"Doi apaan? Gue nggak punya doi!" Sungut Latisya.

"Iyaaa, doi lo yang arsitek itu. Apa kabarnya tuh?"

"Nggak tau gue kabar dia, gue cuma tau kalau kucing nya barusan beranak. Ngaco banget nggak tuh!" Latisya benar-benar dibuat kesal oleh Ariq yang kelewat santai dengan hubungan mereka.

"Nggak usah ngegas gitu mbak, diriku ini kan hanya bertanya. Lagian tahu dari mana lo kucingnya beranak?" kemudian Nabila tersedak setelah membaca pesan dari Ariq, Nabila pikir Latisya hanya asal bicara. Yang membuat Nabila kaget lagi adalah dari sekian banyak sapaan yang bisa dikirim, kenapa Ariq harus kabar tentang kucingnya yang baru dapet momongan.

"Gila sih.. aneh banget aneh aneh anehh.. Latisya dia kenapa sih? Ngapain ngabarin kucing dia barusan beranak?" Nabila jadi ikutan frustasi dengan tingkah Ariq yang sangat absurd ini.

"Nggak tau Bil! Sedeng emang nih bocah. Nyebelin, nggak jelas, aneh, udah ah gue lagi males bicarain dia."

"Mbak Latisya, ini ada kiriman." Pak Kori-office boy kantor ini datang dan memberikan sebuah bungkusan McDonnald ke Latisya.

"Buat saya? Dari siapa pak?"

"Katanya baca aja ada kertas didalem mbak, saya permisi dulu ya mbak." Setelah mengucapkan terimakasih ke Pak Kori, Latisya langsung membuka bungkusan McD itu.

"Siapa tuh ngirimin lo, enak bener dah lo dapet kiriman makanan muluuu.." Nabila mendekat ke Latisya untuk ikut membaca surat itu.

Pagi Dreamer! Sorry ya, sarapannya nggak sehat banget abisnya bingung mau apa lagi. Itu ada juga buat Bila, gue takut kalo ngasih lo doang dia ngomel-ngomel. Gimana My Stupid Boss merepresentasikan boss baru nggak? Happy Breakfast ya!


Ps: Baru sampai nih, tapi nggak sempet kasih langsung, gue buru-buru mau ketemu klien.



Dan tau apa respon Latisya? Latisya malah nangis. Rasanya dia mau marah-marah ke Ariq. Gimana bisa dia berantakin hati Latisya terus dengan tanpa dosanya dia kirim sarapan, mana pakai surat-surat segala, terus nanyain bos baru segala. Ngapain? Kasih perhatian?

"Ehh kenapa nangis sih lo? Tuh udah dikabarinnya kan dia baru nyampe. Udah jangan nangis, entar make up lo berantakan jelek jadinya lo. First impression ke manajer baru bisa jelek nanti." Nabila menenangkan Latisya dan menghapus air matanya.

"Katanya ada buat lo, makan aja semuanya gue nggak mau." Latisya menghapus kasar sisa air matanya. Ngapain juga dia pakai nangis-nangis segala. Latisya malah jadi kesal dengan dirinya sendiri.

"Mau ke mana lo?"

"Toilet, sendirian aja." tadinya Nabila ingin menemani, tapi karena Latisya sudah bilang dia ingin sendiri akhirnya Nabila mengurungkan niatnya. Latisya terlanjur kesal dia tahu sifatnya ini sangat tidak masuk akal, siapa dia sampai marah karena tidak mendapat kabar dari Ariq. Tapi ini sebenarnya hanya alasan untuk dia kesal dengan Ariq.

Yang terjadi sebenarnya adalah karena dia sudah mulai jengah dengan hubungan mereka yang seperti ini saja.

Apa iya Ariq nggak berniat untuk serius? Batin Latisya menatap dirinya dipantulan kaca.
Setelah merapikan riasannya, Latisya kembali ke mejanya dan dia masih melihat bungkus McD dimejanya.

"Balik juga lo akhirnya, tadi mau gue susulin. Katanya manajer baru udah mau kesini."

"Kenapa nggak lo abisin ini? Kenapa masih di meja gue?" Tidak mengindahkan perkataan Nabila sebelumnya, Latisya malah kesal dengan keberadaan sarapan dari Ariq itu.

"Wahh! Ada McD. Mau sedekah ke tetangga kubikel nggak nih?" Arvin yang baru datang dengan membawa beberapa berkasnya langsung menghampiri meja Latisya.

"Ambil aja kalo mau. Semuanya." Jawab Latisya datar cenderung mengandung kekesalan.

"Buseeet.. kenapa lo? Jutek banget." Arvin mengurungkan niatnya mengambil Meat Burger dia jadi ngeri dengan Latisya yang tiba-tiba jadi dingin.

"Ambil aja, itu ada punya Bila terus sisanya kalau lo mau ambil aja." Latisya hanya mengambil surat dan memberikan makanannya ke Arvin. Sedangkan Arvin memberikan pertanyaan ke Nabila dengan bahasa isyarat.

"Anjiiiirr! gue hampir telat Brom. Untung aja gue selangkah lebih maju dari manajer baru." Bima langsung duduk dimeja nya dan merapikan pakaiannya.

"Abis marathon dari mana lo? Keringet bercucuran begitu." Arvin mencari aman, dibanding kena amukan mood buruk Latisya, dia lebih memilih menjadi orang gila dari pagi dengan harus bercengkrama dengan Bima.

"Bukan marathon, gue sengaja lari biar nyampe kantor keringetan terus kelihatan hot gitu. Gimana abang dek, hot banget kan?" Bima menyisir rambutnya kearah belakang sambil berjalan ke arah cewek-cewek dari divisi lain.

"Sana deh Bim, keringetan gitu. Lo tuh mau kasih kesan pertama ke manajer baru masa lo nya bau gitu." Harisa yang notabene-nya suka dengan wewangian langsung memandang jijik ketika melihat Bima yang mendekatinya.

"Iya gue kesini mau minta parfum lo Sa. Punya gue tinggal di mobil." Harisa memutarkan bola matanya, ada maunya!

"Ngapain lo keringetan kalo pake mobil Bima. AC mobil lo rusak?"

"Gue ke kantornya pake mobil, tapi ke lantai 7 harus pake tangga. Lift penuh nggak muat gue, ada satu lagi tapi isinya ada manajer baru sama beberapa petinggi kantor. Mikir aja lo gue mau naik lift yang mana. Demi keberlangsungan hidup, gue memilih naik tangga, makanya pagi-pagi gue makin keren kayak Cristiano Ronaldo lagi main bola." Bima menjawab dengan ekspresi dan nada bicara yang seolah-olah bangga dengan dirinya sendiri.

Walaupun kesal dengan kelakuan Bima, Harisa tetap memberikan parfumnya ke Bima. Bukan hanya sekali ini dan bukan hanya Bima yang meminta parfum Harisa. Cowok-cowok lain juga suka melakukan hal yang sama, alasannya juga sama 'karena parfum lo unisex terus bau nya enak, kayak orangnya enak dipandang' sepik habis. Tapi nggak heran sih, Harisa memang salah satu yang tercantik disini.

"Sekarepmu nduk." Arvin menepuk-nepuk pundak Bima. Harusnya dia tadi duduk saja di meja nya, salah dia datang menghampiri Bima pagi-pagi. Toxic langsung menyebar.


*****

Next chapter you'll meet the new boss!!

Are you ready for it?

Enjoy next chapter!!

Start with AWhere stories live. Discover now