XXVI

1.8K 143 8
                                    

Fotografi adalah hal yang sangat Adnan nikmati, dimanapun, kapanpun dan siapapun objeknya. DSLR dan kamera analognya tidak pernah tinggal saat dia berpergian. Selama di Seoul, bahkan sejak hari pertama dia sudah banyak memotret, entah itu bangunan, jalanan, orang-orang yang lewat dan.. Latisya.

Melihat Latisya membuatnya ingin memotret gadis itu, entahlah, tapi Latisya terlihat... menarik?

Ketika gadis itu berjalan, berbelanja, tertawa bahkan ketika dia hanya diam. Ditambah fakta bahwa Latisya yang cantik, bahkan jika difoto candid tanpa senyuman akan menghasilkan foto yang mampu membuat Adnan tanpa sadar tersenyum ketika melihatnya. Karena tanpa dia sadar, cukup sering juga Adnan memotret Latisya secara diam-diam.

Normal saja, memotret orang memang kebiasaan Adnan jadi kalau hanya memotret Latisya itu tentu bukan hal yang aneh kan?

Ketika dia tahu Latisya memiliki beberapa kesukaan yang sama dengannya, dia jadi sedikit penasaran dengan Latisya. Adnan kemudian memutuskan untuk membedah instagram gadis itu. Dia tidak ingat sejak kapan mereka saling follow bahkan ini pertama kalinya dia melihat akun Latisya.

Foto profil Latisya memperlihatkan dirinya yang terlihat membelakangi kamera di sebuah tempat yang Adnan tahu itu adalah Versailles Palace di Paris.

Adnan mulai melihat-lihat postingan Latisya. Semuanya foto yang aesthaetic, entah itu fotonya yang tidak melihat ke kamera, foto yang blur dan goyang, fotonya bersama keluarga dan teman-temannya yang belum siap difoto tapi malah kesannya bagus, ada juga fotonya  yang tersenyum ditengah-tengah salju, cantik.

Tidak hanya itu, ternyata Latisya selalu menggunakan quotes dari buku, film atau dari pinterest yang sesuai dengan fotonya sebagai caption. Selain foto, dia baru tahu kalau Latisya sering mengcover lagu menggunakan piano.

Adnan membukanya satu-satu, ‘she loves bonjovi’ ‘anaknya koreaan banget’ ‘she loves old song’ ‘she looks cool because she listen slow rock’ batin Adnan bersuara setiap melihat postingan gadis itu.

Itulah kenapa Adnan memutuskan untuk mengirim foto Latisya dari kameranya, he just wonder she’s gonna love it.

Bima Pradipa : gimana Seoul dan Latisya? Perpaduan yang pas nggak?

Adnan Arganta : Kerjaan lancar semua. Nggak usah khawatir.

Apa-apaan Bima, seharusnya yang dia tanya itu kerjaan kami, bukan pertanyaan ambigu seperti itu.’ Omel Adnan dalam hati.

Bima Pradipa : Alhamdulillah kalau gitu. Jadi gimana, Seoul dan Latisya perpaduan yang pas ya? Betah banget kayaknyaaaa.

Adnan Arganta : Seoul bagus nyesel lo ga ikutan.

Latisya? Karena pesan Bima ini membuatnya jadi memikirkan Latisya. Perempuan itu berbeda ketika mereka SMA, Adnan memang tidak mengenal Latisya dengan baik. Lihat saja bagaimana cerita SMA mereka, bahkan ketika mereka sama-sama tinggal di Jerman, kalau tidak bertemu di gedung fakultas atau di acara PPI Jerman, dia tidak ingat kalau Latisya juga kuliah di tempat yang sama dengannya.

Di kantor, sampai sekarang Adnan akui Latisya karyawan yang cekatan, kerjanya bagus, nggak perlu dikasih tau berulang-ulang. Sebatas itu yang hanya Adnan tahu. Tapi ketika disini, he knows more about her, walaupun hanya secara umum, itupun hanya dari sosial media.

Ah satu lagi, Latisya punya kemampuan komunikasi yang baik, she’s smart jadi mudah bagi Adnan untuk berdiskusi dengannya selama bekerja.

Adnan tidak tahu kenapa Latisya menjadi hal yang menarik malam ini, dia kembali membuka akun Latisya. Disana ada foto Latisya saat di konser, yang Adnan tebak itu konser K-pop, John Mayer, juga di konser Bon Jovi saat datang ke Indonesia beberapa waktu lalu dan beberapa konser artis lainnya. Cukup banyak Latisya datang ke konser musik, kalau Adnan pikir-pikir Latisya sepertinya memang menyukai musik.

Start with AWhere stories live. Discover now