☀️Part 2☀️

Start from the beginning
                                    

"Bun, ayah dah pulang belom?" Tanya ayra menatap wulan yang sedang menyiapkan makan malam.

"Kenapa baby?" Ucap andy yang baru saja keluar dari kamarnya. Ayra menoleh lalu berlari kecil memeluk andy.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya andy.

"Seru yah" jawab ayra semangat. Andy terkekeh mengacak rambut ayra pelan.

"Ayo makan malam" ajak wulan, merekapun makan malam dengan tenang.

Ayra sedang menon televisi bersama orang tuanya saat ini. Dia ingin bicara tapi dirinya terlalu takut. Apa keputusannya sudah benar? Apa dia bisa?

"Ayah tau kamu ingin bicara ayra" ucap andy yang sedari tadi melihat ayra yang terus saja mengehela nafas. Ayra menoleh lalu menyengir.

"Ngomong aja, gapapa sayang" ucap wulan.

Ayra mengehela nafas pelan. "Aku pengen tinggal diapart" ucap ayra cepat.

"Hah?" Beo orang tuanya tak mengerti karena ayra terlalu cepat mengatakannya.

"Ayah, bunda, aku pengen tinggal diapart" ucap ayra lebih pelan, membuat wulan dan andy terkejut.

"Sama?" Tanya andy.

"Sendiri" jawab ayra.

"Kenapa pengen diapart?" Tanya wulan.

"Aku pengen mandiri yah, bun, aku ga mau terus terusan bergantung sama ayah dan bunda" jawab ayra.

"Sayang kamu masih terlalu kecil untuk tinggal diapart, kamu bisa disini sama ayah dan bunda" ucap wulan.

"Izinin aku buat hidup mandiri yah, bun, aku ga mau terus bergantung pada kalian" ucap ayra.

"Kalo itu yang kamu mau, oke" ucap andy membuat wulan terkejut namun ayra senang.

"Yah"

"Ayah dukung kamu, tapi kalau kamu ga sanggup, kamu harus kembali kerumah" ucap andy.

"Iya yah" ucap ayra, sedangkan wulan menatap tak percaya suaminya.

"Dia harus belajar mendirii bun" ucap andy.

"Tapi ayra masih kecil" elak wulan.

"Aku selalu kecil dimata bunda sampai kapanpun, percaya sama aku bun, aku bisa hidup mandiri" ucap ayra memeluk wulan.

"Bunda dukung kamu sayang" ucap wulan walaupun hatinya ragu untuk mengatakanya.

"Aku akan pindah besok, good night" ucap ayra mencium pipi andy dan wulah.

"Too" ucap mereka.

"Ayra dah besar yah" ucap wulan.

"Keputusannya sudah benar, kita hanya perlu memberinya dukungan" ucap andy mengusap kepala wulan.

☀️☀️☀️☀️☀️

"Jangan lupa tugas kelompoknya untuk minggu depan, kalian membuat kaligrafi dalam bahasa korea" ucap pak jinyoung guru bahasa korea berjalan keluar.

"Siap pak" ucap semua murid.

"Ayra" panggil aldi.

"Iya?" Ucap ayra.

"Sama kelompok gue aja yuk" ucap aldi.

"Bo...."

"Ga ada! Ayra sama kita" potong dira dan gita bersamaan.

"Yah dir kelompok gue ga ada yang bisa bahasa korea" ucap aldi memelas.

"Ga ada" tegas dira membuat aldi mendengus lalu meninggalkan meja ayra.

"Kasian aldi" ucap ayra.

"Kita sekelompok bertiga ya, mau disiapa nih?" Tanya gita.

"Ditempat aku aja" ucap ayra.

"Boleh" ucap dira dan gita. Tak lama istirahatpun berbunyi.

"Ra liatin apa sih?" Tanya gita mengikuti pandangan ayra. Dia membolakan matanya ketika ayra menatap kakel tamvannya.

"Ra lo suka sama salah satu dari mereka ya" ucap dira meminum minumannya.

"Iya" jawab ayra tak lepas pandangan.

"Sama siapa ra?" Tanya gita penasaran.

"Kak arya" jawab ayra tersenyum, membuat sahabatnya mengehela nafas. "Aku pengen sama dia"

"Ga mungkin" ucap dira menggeleng pelan, membuat ayra menoleh menatap dira.

"Kenapa?" Tanya ayra.

"Terlalu sulit" jawab dira.

"Aku ga akan nyerah buat dapetin dia" ucap ayra serius.

"Tapi ga mungkin, dia ga kesentuh sama sekali" ucap dira.

"Aku bukan penyakit yang kalau aku nyentuh orang, orang itu bakal gatal gatal" ucap ayra datar.

"Gue ga bohong, tanya gita, yang pernah megang dia" ucap dira.

"Iya, waktu itu pernah gue megang dia ga sengaja, gue juga reflek mau jatoh, pas gue lepas tangan gue, kulit kak arya udah merah terus nyetak telapak tangan gue, dan itu gatel katanya, jadi semenjak hari itu, ga ada yang berani megang kak arya, kalo engga dia bakal kena masalah, contohnya kak misel murid seangkatan kak arya, dia dikerjain sampe dia keluar dari sekolah" ucap gita.

"Kenapa emang?" Tanya ayra.

"Karena dia sengaja pengen megang kak arya, dengan alasan kalo sama dia kak arya ga bakal gatel gatel, tapi buktinya? Tangan kak arya sampe merah banget" jawab gita. Ayra menyimak dengan baik setiap berkataan gita.

"Kelas XII ya?" Tanya ayra.

"Iya XII-Mipa 1" jawab dira.

Tak terasa belpun bunyi, mereka segera masuk kekelas masing masing. Pandangan ayra sedari tadi tak lepas dari arya, hal ini tak pernah terjadi sebelumnya, diapun bingung. Ayra tersadar saat dira menepuk pundaknya lalu merekapun kembali kekelas.

☀☀☀☀☀

See u next chapt!!

|| 𝐔𝐧𝐭𝐨𝐮𝐜𝐡𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐌𝐚𝐧 || End ✔ Where stories live. Discover now