x | √9 . x. tan 45° = 144 ●Davangga

Start from the beginning
                                    

"Gak deh."

Risa mencari rama. Tumben Rama tak ada di sebelah Arjuna.

"Mana Rama?" tanya Risa.

"Di dalem. Nemenin mahasiswa baru."

"Ada mahasiswa baru? Ganteng ga?" tanya Risa. Arjuna yang mendengarnya hanya membuang napas kasar.

"Kenapa? Mau lo pepet?" tanya Arjuna.

"Cemburu? Niatnya sih gue pepet. Tapi pawang gue terlalu serem jadi takut," jawab Risa sambil cengengesan. Arjuna mengangkat tangannya lalu mengacak rambut Risa.

Aura yang melihat ke-uwuwan mereka hanya bisa tersenyum. Meski didalam hati ingin merasakannya juga. Setahun lebih Aura menahan rindu kepada Akhza yang selalu mengacak rambutnya.

"WOI PEKA DONG! AURA JADI KACANG!" teriak Rama tepat ditelinga Arjuna.

"Eh maaf Ra," ucap Arjuna.

"Gapapa," jawab Aura

"Itu siapa, Ram?" tanya Aura.

"Yang tadi gue bilang mahasiswa baru," jawab Arjuna.

"Oh," jawab Aura sambil melihat mahasiswa baru itu yang berdiri disebelah Rama.

"Ganiat kenalan?" tanya Rama sambil melirik mahasiswa baru itu.

"Kenalin gue, Davangga Valentino. Panggil aja Dava," ucap mahasiswa itu sambil memajukan tangannya ke arah Aura untuk berniat kenalan.

"Gue Aura Senja Yovananda. Panggil Aura," jawab Aura sambil menerima jabatan tangan dari Dava.

"Kalo gue manggil Senja boleh?" tanya Dava.

"Iya."

"Kenalin gue Dava," ucapnya pada Risa sambil mengulurkan tangannya ke arah Risa.

"Gue Risa," jawab Risa sambil membalas uluran tangan Dava.

"Gausa dipepet! Dia pacar gue!" bisik Arjuna ditelinga Dava. Terlihat posesif. Dava hanya tersenyum lalu melepas jabatan tangannya.

"Isi bensin kuy," ucap Dava antusias.

"Mau pulang?" tanya Aura polos.

"Ke kantin isi bensinnya," jawab Dava lalu tertawa renyah.

Risa dan Arjuna berjalan didepan. Sedangkan Rama, Aura, dan Arjuna berada dibelakangnya. Aura ditengah tengah Arjuna dan Rama.

Seperti ada dua pengganti lelaki untuk Aura. Ketika Akhza pergi. Bukan pergi. Lebih tepatnya berubah. Jadi power rangers.

Aura duduk di depan meja belajarnya. Membuka lembaran lembaran novel. Dengan sesekali mengecek handphone nya berharap ada notif masuk dari Akhza. Menunggu kabar yang tidak diperbolehkan menunggu. Miris.

Aura melihat foto Akhza yang Ia simpan di galeri handphone nya. Ia menatap lekat foto Akhza, lebih tepatnya pada mata Akhza. Aura sungguh merindukan mata tajam milik Akhza.

Garis lengkung mulai terlihat dibibir milik Aura

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Garis lengkung mulai terlihat dibibir milik Aura. Namun, matanya mulai berkaca kaca. Tangannya mulai bergerak menuliskan sesuatu diatas lembaran putih.

Kini ku menuliskan sesuatu untuk mu
Tapi kamu takkan pernah baca tulisanku
Karena apa? Biar tulisanku ini hanya untukku namun tetap tertuju padamu
Malam ini ku sendiri
Manatap lekat matamu meski lewat foto yang ku miliki tanpa kamu ketahui
Ku rindu menatap matamu secara langsung
Kini rindu ku terkurung
Menanti rindu jadi temu
Mananti waktu agar bisa bercengkrama lagi denganmu
Lagi dan lagi Aku harus bergelut dengan kata 'menanti'

Aura S.Y

Handphone bergetar membuat Aura langsung melihatnya. Senyumannya juga semakin terlihat lebih jelas. Hatinya gembira.

Saat Ia buka, ternyata bukan notif dari Akhza. Ada pesan masuk dari nomer tidak dikenal. Senyumannya memudar. Lagi lagi harapannya pupus.

+62 8325*****
Hai

Aura S.Y
Siapa?

+62 8325*****
Baru tadi kenalan masa tanya siapa lagi 😂

Aura S.Y
Lupa

+62 8325*****
Davangga

Aura S.Y
Oh Dava. Maaf nomernya ga gue kenal.

+62 8325*****
Gapapa. Jangan lupa save ya
Gue dapet nomer lo dari Arjuna

Aura S.Y
Iya

Setelah menjawab pesan dari Dava, Aura meletakkan handphonenya lagi. Baginya, pesan dari Dava tidak penting. Karena pesan yang Ia tunggu hanya pesan dari Akhza.

Aura tak peduli dengan handphonenya yang terus bergetar. Aura mengira bahwa itu hanyalah pesan masuk dari Dava atau temannya yang lain.

Kenapa Aura tidak mengira pesan masuk dari Akhza? Karena jika Akhza yang mengirimkan pesan padanya namun dibalas lama atau tak di read maka Akhza langsung menelponnya. Itu dulu. Tak tau kalo sekarang. Mungkin beda. Bukan mungkin. Tapi sudah terjadi.













See you next part

TWILIGHT SKY (END)Where stories live. Discover now