x | √9 . x. tan 45° = 144 ●Davangga

3.9K 467 5
                                    

Twilight Sky

Kini ku menuliskan sesuatu untuk mu
Tapi kamu takkan pernah baca tulisanku
Biar tulisanku ini hanya untukku namun tetap tertuju padamu

♡♡♡

Happy Reading❤

Angin bersemilir membuat rambut mengarah ke belakang. Membuat nyaman sampai ingin tertidur. Burung-burung berterbangan seperti saling berkejaran. Daun daun berjatuhan dari rantingnya lalu tertiup sang angin. Daun hanya menurut kepada sang angin, tak tau akan dibawa kemana dan dijatuhkan dimana.

Disini, Aura duduk sendiri. Melihat tenangnya air danau. Dengan memeluk lututnya sendiri lalu ia letakkan dagu diatasnya.

Ia bersiap untuk berbicara. Ntah kepada angin, air danau, atau daun yang berjatuhan. Intinya, Aura ingin menceritakan segala keluh kesahnya. Meskipun Ia tau tak akan ada yang menjawab, namun Aura akan melakukannya untuk mendapat rasa lega.

"Tempat pertama yang gue datangin sama Akhza," Aura mulai bercerita.

"Tempat dimana Akhza pertama kali mencium gue."

"Danau, langit, angin menjadi saksi saat Akhza mencium gue."

"Saat itu gue syok tapi seneng. Mau marah karena Akhza mencium tanpa izin tapi gabisa."

"Sekarang, Akhza mulai berubah. Dulu gue berharap agar Akhza sadar dan bisa kembali ke samping gue lagi. Tapi setelah sadar, Akhza memilih tetap disana. Oke gue nerima. Tapi akhir-akhir ini dia beda. Berubah. Satu minggu lebih udah ga ngabarin. Katanya mau ngabarin seminggu sekali. Tapi ini udah lebih dari seminggu."

"Gue mencoba ga nunggu kabar dari Akhza, seperti yang Akhza suruh. Tapi nyatanya gabisa. Gue udah coba. Tapi ga bisa."

"Pikiran negatif selalu datang. Terkadang gue mikir, apa Akhza udah nemu cewe yang lebih baik dari gue disana?" Aura bertanya namun tak ada yang menjawab.

"Kan disana banyak cewe cantik, pinter. Cocok deh sama Akhza." Aura menjawab pertanyaannya sendiri.

"Untuk kedua kalinya gue datang ke danau. Pertama kali bersama Akhza. Yang kedua gue sendirian. Gue kesini hanya ingin mengingat kejadian waktu itu. Gue harap gue akan datang kesini yang ketiga kalinya bersama Akhza."

Aura mengakhiri ucapannya dengan penuh harap. Aura berharap suatu hari, dirinya akan datang ke danau lagi bersama Akhza.

Aura mengambil earphone. Diputarlah sebuah lagu. Aura terhanyut dalam lagu yang Ia dengar. Angin yang sejuk membuatnya semakin hanyut.

Aura memejamkan mata. Mendengarkan setiap lantunan lagu. Sesekali bibirnya ikut bernyanyi. Tanpa disadari, air matanya telah membasahi pipi. Namun bibirnya masih tersenyum. Aura tersenyum ketika mengingat waktu dulu bersama Akhza. Aura menangis karena merindukan Akhza yang dulu.

"Danau, gue pulang. Kapan-kapan gue ke sini sama Akhza. Doakan semoga terwujud."

Risa mengajak Aura untuk ke kelas Arjuna. Tak lain fakultas robotika. Aura menurutinya. Jaraknya cukup jauh. Dari fakultas management ke fakultas robotika.

"Ris? Ngapain?" tanya Arjuna ketika baru keluar dari kelas dan melihat Risa di depan kelasnya.

"Mau bilang, nanti anterin gue ke gramedia cari buku referensi."

"Di perpustakaan gaada?"

"Gaada."

"Yaudah nanti gue anter. Ra, lo mau ikut?"

TWILIGHT SKY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang