x | sin 90° . 5x = 150 ● Mawar

4.7K 503 43
                                    

Twilight Sky

Hari bahagia bersamamu kini tak lagi sama. Ku kan menunggu hari lalu kembali bersamaku. Cepat kembali

♡♡♡

Happy Reading ❤


Ketika setiap hari selalu ada seseorang yang selalu ada dan selalu menghibur, namun tiba tiba seseorang itu pergi? Meskipun kepergiannya itu hanya sementara, tapi tetap saja itu bernama pergi. Lalu bagaimana tentang rasa yang di tinggalkan oleh seseorang yang selalu ada? Apakah akan tetep tegar atau semakin rapuh?

Perihal pergi itu hanya satu kata tapi mampu menyesakkan dada. Mampu menumbuhkan rindu. Mampu merubah sikap seseorang. Begitupun dengan Aura.
Sejak kepergian Akhza, Aura merasa kesepian. Tak ada lagi sikap usil Akhza yang mengganggunya. Tak ada lagi yang mengacak rambutnya. Tak ada tatapan mata tajam dari Akhza. Aura mulai membiasakan harinya tanpa Akhza. Harinya kembali seperti semula. Ia berangkat sekolah dengan supir pribadi, tidak dengan Akhza. Begitupun saat pulang sekolah. Pertemuannya dengan Akhza yang didasari ketidaksengajaan, dipenuhi oleh pertengkaran namun kini Aura benar benar merindukan kejadian itu.

Kini ujian kenaikan kelas akan segera dilaksanakan. Mengingat saat ini Aura duduk dibangku kelas 11,jadi ia akan segera naik ke kelas 12. Dalam diri Aura tetap berdoa agar kesembuhan berpihak pada Akhza. Lalu, Akhza segera kembali.

"Ngelamun terus," tegur Risa yang menyadari bahwa Aura hanya diam saja. Tanpa Risa bertanya kepada Aura tentang apa yang sedang dipikirkan oleh Aura, namun Risa sudah mengetahuinya.

"Gue rindu Akhza," ucap Aura dengan seulas senyum tulusnya.

"Gue yakin kalo Akhza juga rindu sama lo. Masih seminggu Akhza diluar negeri. Tahan rindu lo sampe Akhza sembuh."

"Seminggu serasa setahun."

"Ris, Ra, jangan ngobrol mulu ujian mau dimulai," tegur Fani.

Risa dan Aura menyadari akan ujian yang segera dimulai. Mereka duduk dibangku masing masing sesuai nomer ujian. Tanpa diragukan, Aura pasti bisa mengerjakan soal ujian dengan lancar. Namun untuk hari ini pikirannya sangat kacau. Pikirannya tak fokus pada ujian melainkan pada pujaan. Hanya Akhza Akhza dan Akhza. Sebucin itukah diri Aura?

Gue tau lo memikirkan Akhza. Suara Fani dalam hati yang tak ia keluarkan. Fani menatap Aura dengan tatapan datar. Ada rasa kasihan. Namun ada rasa yang lain. Ada berapa rasa pada diri Fani sebenarnya?

Lain dengan Rama dan Arjuna. Mereka berusaha terlihat baik baik saja. Mereka berusaha tetap tegar tanpa adanya Akhza. Mereka kehilangan sosok Akhza. namun, mereka tetap memberi semangat pada anggota kasyapi yang lain. Bukan berarti tanpa Akhza, kasyapi akan lemah. Kasyapi saat ini dibawah pimpinan Arjuna.

Arjuna akan menjaga kasyapi selama Akhza pergi. Arjuna yakin bahwa Akhza akan kembali. Akhza akan memimpin kasyapi seperti sedia kala. Sejauh ini kasyapi tidak melakukan penyerangan apapun. Tidak ada musuh yang menyerang mereka. Untuk geng rajawali sudah tak tau arahnya hilang kemana.

Basecamp kasyapi tak seceria dulu. Tak ada lagi sindiran sindiran yang dilemparkan untuk Akhza. Anggota kasyapi rindu mengganggu Akhza ketika tidur. Mungkin Akhza itu menyebalkan namun kepergiannya meninggalkan kerinduan.

Tentang kesepian itu hanya situasi keadaan atau hanya perasaan. Tentang rindu adalah rasa yang hadir karena kesepian. Kesepian dan kerinduan menjadi satu rangkaian yang kini memenuhi pikiran.

Aura duduk termenung dibalkon kamarnya. Menatap langit dengan tatapan sendu. Angin semilir sangat menenangkan. Menatap langit seperti menatap seseorang. Tatapan sendu namun tulus. Pikirannya kacau, hatinya riuh.

Menumbuhkan rasa cinta tak semudah menumbuhkan bunga mawar. Untuk menumbuhkan bunga mawar harus di rawat dengan menyiramnya dan memberi pupuk agar bertumbuh dengan indah. Sama hal nya dengan rasa cinta. Rasa cinta harus dirawat dengan memberinya perhatian dan kasih sayang. Jika bunga mawar tumbuh dengan indah maka pemiliknya akan bahagia. Tapi mengapa saat rasa cinta telah tumbuh, pemiliknya pergi? Apakah harus rasa cinta ini tumbuh dengan sendirinya tanpa pemiliknya? Bagaimana jika rasa cinta ini tak bertumbuh dengan baik?

Aura sibuk dengan pikirannya sendiri. Pikiran yang selalu datang tiba tiba tanpa permisi memenuhi memori otaknya. Angin yang menenangkan mendukung untuk lebih asik dengan pikiran itu.

Sudah seminggu Aura tak melihat Akhza. Tak mendengar suaranya. Tak melihat senyumannya. Tak menatap bola matanya yang hitam. Aura rindu memerahi Akhza. Aura rindu bermanja dengan Akhza. Masih seminggu tapi rindu ini sudah menggebu. Rindu yang menyesakkan dada.

Aura terus berdoa untuk kesembuhan Akhza. Ada keyakinan dalam diri Aura, bahwa Akhza akan sembuh. Pasti sembuh. Rasa optimis harus selalu ada. Pikiran positif harus selalu tersedia. Cara terbaik untuk membayar rindu dengan mendoakannya. Mungkin orang yang kita rindu tidak akan mendengar doa kita. Namun tuhan akan menyampaikan salam rindu kita .

Aura bangkit dari duduknya lalu mengambil secarik kertas dan pena lalu mulai menggerakkan tangannya. Merangkai kata demi kata.

Hariku terbiasa bersamamu
Senyumku terbiasa karnamu
Marahmu selalu mengingatkanku
Kini ku sendiri jalani hari hari
Sekarang ku rasakan sepi
Kesunyian kesepian sendirian
Menemaniku disetiap malamku yang dingin
Tanpa hadirmu disini
Bagiku kau mentariku
Tanpamu gelap duniaku
Semua terasa aneh di diriku
Percayalah aku merindukanmu

Setelah merangkai kata demi kata, dilipatlah secarik kertas itu. Lalu ia masukkan ke dalam kaleng.





























































See you next part

See you next part

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TWILIGHT SKY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang