x | tan 45° . √729 = 27 ● Teror

4.2K 488 18
                                    

Twilight Sky

Banyak iblis berwajah malaikat
Banyak orang bahagia tapi menutupi luka

♡♡♡

Happy Reading ❤

Seseorang asik mengerjakan tugas. Matanya tak lepas dengan tumpukan buku didepannya. Sembari sesekali mulutnya bersenandung kecil mengikuti lagu yang berputar dilayar handphonenya.

Matanya sudah tak bersahabat, mulutnya sudah berkali kali menguap namun, ia memaksa untuk tetap mengerjakan tugas.

Kurang dari 5 menit, kepalanya sudah tergeletak diatas meja belajar, lebih tepatnya diatas buku yang terbuka. Ia tertidur.

PRANGGG

Sontak ia terbangun dengan degup jantung yang berdebar sangat kencang. Kepalanya langsung pusing. Setelah matanya terbuka dengan sempurna, ia baru menyadari bahwa kaca jendela kamarnya pecah lagi. Baru saja kemarin pecah dan baru diperbaiki tadi pagi. Sekarang sudah pecah lagi.

Pandangannya turun dibawah jendela. Lagi dan lagi kaca jendelanya pecah hanya karena kertas yang berisi batu. Perlahan Ia mengambil kertas itu. Dibukanya secara perlahan.

"Ngaku lo iblis, dasar iblis berwajah malaikat," ucapnya membaca tulisan di kertas itu.

"Sialan nih orang!" umpatnya.

Setelah membaca tulisan itu, tangannya tak berhenti gemetar. Bukan tulisan biasa yang tertulis dengan tinta pena, namun tulisan yang tertulis dengan darah. Ya darah.

"Gue harus apa?"

"Ngaku?"

"Bodoh kali, ngaku didepan orang banyak."

"Siapa sih orang sialan ini!"

"Aghhhhhhhh," ucapnya terakhir sambil memukul kasurnya.

Davin sudah berada didalam kamarnya. Pikirannya kacau. Bagaimana caranya agar dia mengakui perbuatannya?

Sudah dua kali Davin menerornya namun, orang itu belum juga mengaku. Jelas tadi Davin yang memecahkan kaca jendela milik orang itu. Davin melukai dirinya sendiri demi mendapatkan darah untuk menulis diatas kertas. Konyol bukan?

Davin tetap menunggu orang itu mengaku. Setiap hari akan Davin teror. Setiap hari!

Davin bukan marah, lebih tepatnya sedih. Ketika melihat seseorang yang Ia cintai sedang terluka dan terbaring lemas diatas brangkar rumah sakit.

Siang tadi Davin menjenguk Aura sendirian namun, Aura belum sadar juga. Davin hanya melihat keadaan Aura dari luar ruang rawat.

Sebenarnya Davin adalah lelaki yang baik. Davin mencintai Aura dengan tulus. Perihal waktu itu saat Ia melakukan penyerangan ke basecamp kasyapi, itu hanya kegilaanya untuk mendapatkan Aura.

Sebenarnya juga, Davin bukanlah pemimpin dari geng rajawali. Davin hanya pemimpin pasukan penyerangan. Saat itu Davin hanya menggunakan sebagian anggota rajawali untuk melakukan penyerangan secara tiba tiba.

Davin sudah tau bahwa hati Aura hanya untuk Akhza. Namun, apa salahnya ikut melindungi? Terlebih lagi Akhza sedang Ada diluar negeri.

Davin sudah tau bahwa Dindalah yang berusaha mendapatkan hatinya. Namun, Davin tak berniat memberikan hatinya kepada Dinda.

Davin membuka handphonenya. Didalam galerinya penuh dengan foto Aura. Meski Aura tak pernah membalas chatnya, Davin setia menyimpan fotonya.

Davin menatap foto Aura

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Davin menatap foto Aura. Sesekali bibirnya membentuk bulan sabit. Aura cewe pertama yang berhasil menarik perhatian Davin. Sejak pertama kali bertemu, Davin sudah merasakan ketertarikan.

Halte adalah tempat favorite bagi Davin. Konyol bukan? Ketika orang lain menyukai tempat wisata, taman, gunung,pantai atau sebagainya namun Davin menyukai halte. Dimana Ia pertama kali bertemu dengan Aura.

Jika Davin berdiam diri sendiri dikamar. Ia selalu mengingat kejadian itu. Mengingat ekspresi Aura yang sedang ketakutan ketika sendirian. Ucapan Aura yang sangat jutek. Jika itu diingat, itu sangat lucu.

Davin terbangun dari tidurnya. Kemarin malam Davin tertidur setelah memikirkan Aura. Davin bergegas melakukan ritual mandi paginya.

Davin keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos polos berwarna putih dan celana pendek. Davin mengibaskan rambut hitamnya yang masih basah. Jika ada Dinda yang melihat itu, bisa dipastikan Dinda sudah syok melihat ketampanan Davin. Memang benar kata orang bahwa cowo ketika selesai mandi terus rambutnya masih basah itu tingkat ketampanannya bertambah.

Davin sudah siap pergi ke sekolah. Dengan dasi yang Ia sampirkan ke pundak. Sepatu hitam yang bergaris putih. Rambut rapi serta minyak wangi yang menjadi aroma khasnya.

"Awas aja lo ga ngaku hari ini," gumam Davin untuk seseorang.

Davin sudah berada di sekolah, suasana masih sepi. Ia berjalan menuju kelas Aura. Memastikan apakah Aura sudah kembali bersekolah atau belum.

Saat sampai, Davin hanya melihat Risa dan Fani yang duduk sebangku. Davin tak berniat menghampiri mereke berdua. Davin pun pergi.

Davin tetap menunggu pengakuan orang itu. Davin tak berniat untuk membongkar semuanya. Tapi jika kesabaran Davin untuk menunggu sudah habis, bisa jadi hal itu akan terjadi.


























See you next part

TWILIGHT SKY (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora