x | √9 . 2x / sin 30° =138 ● Kampus

Mulai dari awal
                                    

"Milo, kamu tau gak Akhza ngapain? Kenapa sampe jam segini dia belum telepon Aku?" Aura mengajak boneka kucingnya berbicara. Jika kucing beneran bisalah menjawab meski hanya meong meong. Namun ini boneka. Sampai kapan pun Aura tak akan mendapatkan jawaban.

"Karena kamu gabisa ngasih Aku jawaban, kamu tidur sama Aku malam ini. Mili biarin tidur berdua sama lili." Aura merebahkan dirinya sambil membawa Milo tidur disampingnya. Aura memegangi Milo. Ia membayangkan jika Milo itu Akhza. Aura menumpahkan rindunya pada Milo. Boneka dari Akhza.

Aura pun tertidur. Sesungguhnya Ia lelah karena banyak tugas dari kampus. Ia menunggu telepon dari Akhza agar bisa bersemangat lagi mengerjakan tugasnya. Namun nihil. Akhza tak menelponnya. Membuat dirinya semakin bosan dan bosan. Akhirnya ia tertidur. Berharap esok pagi setelah bangun dari tidurnya sudah ada banyak notif dari Akhza.

Aura terbangun ketika matahari sudah datang dengan membawa sinarnya. Cahaya hangat masuk lewat cela cela jendela kamarnya.

Engghhh

Aura berpindah posisi menjadi duduk. Sambil mengucek ucek matanya. Lalu menguncir rambutnya menjadi satu. Setelah kesadarannya utuh, Ia mengecek HP. Ternyata nihil. Akhza tak kunjung memberi kabar. Tak ada pesan atau telepon masuk.

"AH!" teriak Aura lalu pergi ke kamar mandi.

Sungguh pagi yang membosankan. Rasa kesalnya semakin memuncak. Kemana saja Akhza? Sesibuk apa Akhza hingga tak memberinya kabar meski hanya satu pesan.

Aura siap berangkat ke kampus. Dengan senyuman yang sama sekali tak terlihat. Akhza sungguh menyebalkan!

"Kenapa tuh muka ditekuk?" tanya Risa ketika melihat Aura masuk kelas dengan wajah cemberut.

"Tau ah!" Aura langsung duduk dibangkunya. Lalu meletakkan dagunya diatas tangannya sendiri.

"Kenapa neng?" tanya Risa sedikit menggoda. "Pms?"

"Diem deh lo, Ris!" bentak Aura.

"Yaelah pagi pagi udah kena semprot gue! Pasti gegara Akhza. Yakan? Siapa lagi yang bisa merusak sekaligus membangkitkan mood lo kecuali Akhza? Yakan yakan?" cerocos Risa membuat Aura semakin ga mood.

DUG

"Au! Gila lo! Buku setebel ini lo lempar ke kepala gue?! Kalo ada apa sama otak gue harus tanggung jawab!"

"BODOAMAT!" ketus Aura.

Risa pun diam. Hanya melihat Aura yang melamun. Risa yakin bahwa Aura nanti akan cerita sesuatu padanya. Tapi nanti. Tidak sekarang. Aura lagi kesal. Terlihat dari wajahnya.

Beberapa jam kemudian

Aura tak sadar bahwa sudah waktunya istirahat.

"Ngelamun butuh asupan woy!" teriak Risa tepat ditelinga Aura.

"Bacot lo!" Aura sangat sensitive hari ini.

"Ayo!" ucap Risa langsung menarik tangan Aura. Hingga berhenti di taman.

"Duduk!" Risa memerintah Aura untuk duduk. Tanpa mau menolak, Aura menurutinya.

Aura kembali diam. Namun matanya memandangi langit. Aura masih memikirkan Akhza. Apa hanya karena tak mendapat kabar bisa membuat Aura sekesal itu?

"Belum mau cerita nih?" tanya Risa.

"Hmm," suara Aura sambil membuang napas secara kasar.

"Akhza ga ngasih kabar gue kemarin," ucap Aura.

HAHAHAHA

Tawa Risa mendadak pecah. Aura merasa tak suka ketika melihat Risa tertawa saat setelah mengucapkan kalimat itu. Bukankah tawa Risa berarti mengejek?

"Bocah banget lo Ra! Alay sumpah!" teriak Risa lalu kembali tertawa.

"Sahabat laknat! Tadi disuruh cerita, sekarang diketawain!"

"Abisnya lo alay banget, hanya ga dikasih kabar bisa bikin lo ga mood pagi-pagi . Kalo ga dikasih kabar yaudah minta lah. Simpel kan?"

Memang benar.  Bisa saja Aura mendahului untuk mengirim pesan atau menelpon. Tapi tak Ia lakukan. Ia masih menunggu Akhza yang melakukannya lebih dulu. Setiap hari juga begitu.

"Gue takut ganggu kesibukkannya," ucap Aura lesu.

"Belum dicoba takut duluan. Apa salahnya mencoba? Akhza pacar lo! Lo berhak tau kabarnya, apalagi dia ada di negara orang."

"Mungkin dia sibuk ya? Makanya ga sempet kasih gue kabar?" tanya Aura. Itu pertanyaan bodoh menurut Risa.

"Sesibuk apapun Akhza, seharusnya tetep kasih kabar. Definisi orang penting dalam hidup seseorang adalah ketika menyempatkan memberi kabar ditengah kesibukannya!" ucap Risa tegas.

"Kalo lo penting buat Akhza, pasti Akhza kasih lo kabar meski sebentar. Ga mungkin dong selama sehari Akhza ga pegang hp?" tanya Risa.

"Jadi menurut lo, gue ga penting buat Akhza?"

"Lo cari jawabannya sendiri!"






See you next part

TWILIGHT SKY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang