1. Misi

48.2K 3.9K 91
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA! & HAPPY READING!
.
.
.
.
.


“Ih ... Lo kenapa, sih, ngikutin gue mulu! Lo gak capek apa?!” sungut Glorisa.

“Selama itu bersangkutan sama lo, gue gak pernah capek!” balas Aren.

“Dasar gila!” cibir Glo.

Glo berjalan cepat menuju kelasnya. Tentu saja sang penguntit Aren mengikutinya dari belakang. Glo sangat muak dengannya, apa yang Aren incar darinya sampai ia benar-benar tidak pernah lepas dari Glorisa.

Glo sangat tidak menyukai perbuatan Aren padanya. Tentu saja Glo tidak nyaman jika selalu diikuti dan diperhatikan begitu dengan lawan jenis. Glo harus melakukan sesuatu untuk membuat Aren benci padanya!

“Permainan dimulai, Ren!” batin Glo.

“Lo gak bakal bisa lepas dari gue, Glo. Karena lo zat pemanis yang diciptain buat gue!” batin Aren.

***

“Hai, Glo!” sapa Maudy.

Ariska Maudy. Gadis berambut pendek sebahu itu kerap disapa Maudy. Ia adalah satu-satunya teman Glorisa yang sangat sabar dalam menghadapi sifat Glorisa yang sangat cuek itu. Maudy juga teman Glorisa sejak memasuki SMA. Keduanya merasa saling cocok dan memutuskan untuk menjalin persahabatan tanpa mau menambah anggota lagi.

“Hai, Dy,” jawab Glo dengan muka kusutnya.

“Lo kenapa, pagi-pagi udah cemberut gitu?” tanya Maudy.

“Kayak biasa, Aren selalu ganggu gue! Gue pengen dia lepas dari gue, Dy!”

“Mungkin, lo harus bikin dia ilfeel sama lo.”

Maybe,” lanjut Maudy.

Glo menunjukkan raut wajah yang tengah berfikir, bagaimana cara ia bisa lepas dari tupai bin monyet seperti Aren. Sepertinya benar kata Maudy, ia harus membuat Aren ilfeel kepadanya! Ia harus mengubah dirinya untuk semenjijikan mungkin di depan Aren. Untuk sementara waktu. Ya, mungkin ini adalah salah satu cara yang terbaik, meski harus mengorbankan harga dirinya sebagai cool girl.

“Semangat Glo, lo pasti bisa!” batin Glo menyemangati dirinya sendiri.

Glo dan Maudy melangkahkan kakinya menuju kantin. Ya, bisa mereka liat bahwa ada segerombolan cowok yang melihat ke arah Glo. Lebih tepatnya sih, Aren.

Oke, Glo siap melancarkan aksinya!

“Lo mau makan apa, Glo?” tanya Aren yang tiba-tiba menghampiri Glo ke mejanya.

“Kaki kambing ada, gak?” tanya Glo balik.

“Gak ada lah, yang lain aja.”

“Ceker ayam pedes. Kalo gak ada gue gak makan!” putus Glo.

“Oke, gue beliin dulu.”

Maudy yang menyaksikan interaksi kedua insan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah bagaimana sikap Aren berubah. Terkadang ia senang menjaili dan membuat marah Glo, dan seketika perhatian dan perduli kepada Glo. Maudy sangat yakin, jika Aren memiliki perasaan lebih terhadap sahabatnya itu.

“Nih, cekernya!” Aren menyodorkan semangkuk ceker dengan kuah merah yang terlihat pedas.

“Oke, makasih. Lo boleh pergi sekarang!”

“Eitss! Seperti biasa, gue temenin lo makan!” putus Aren.

“Terserah!” jawab Glo dengan wajah sinisnya.

Glo mulai melancarkan aksinya. Ia memakan cekernya itu dengan sangat tidak rapi dan belepotan. Kuah yang tumpah-tumpah mengenai dagunya dan suara decakan mulutnya saat menggerogoti cekernya. Bisa kalian bayangkan semenjijikkan apa Glo saat ini di depan Aren.

Aren yang melihat Glo sedang memakan ceker dengan penuh kenikmatan hanya tersenyum dan terkekeh.

“Kalo makan santai aja dong, sampe belepotan gini,” titah Aren sambil mengelapi bibir dan dagu Glo dengan tisu.

Deg!

Oh, tidak! Mengapa kini jantung Glo bergetar di dalam sana? Mengapa ia menjadi gugup di depan Aren? Tidak, kali ini dia tidak boleh gagal dalam menjalankan misinya.

“Ih, lo ngapain sih, pake ngelapin mulut gue!” gerutu Glo.

“Usahalah terus untuk ngebuat gue jauh dari lo, karena lo gak akan bisa mencapai titik itu.”

“Semangat, Glukosaku!” bisik Aren di telinga Glo.

.
.
.
.
.


[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

***
TBC!

GLUKOSA [END]Where stories live. Discover now