45. Tak percaya

7.5K 1.1K 18
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA! & HAPPY READING!

.
.
.
.
.

G

lorisa mondar-mandir tak tenang. Sedari tadi ia terus menatap ponselnya. Tidak ada tanda-tanda kehidupan notif dari ponselnya. Aren juga belum menghubunginya sama sekali, padahal hari sudah mulai malam. Tapi kenapa ia tak kunjung datang?

Glorisa mengirimkan pesan kepada Aren

Glorisa
Ren, udah nyampe?

***

Di perbatasan tol Bandung-Jakarta terlihat sangat ramai dengan kepulan asap yang tebal serta garis polisi yang panjang.

Kecelakaan beruntun menimpa dua mobil dengan satu truk.

Mobil berwarna hitam sudah remuk tak berbentuk, dua penumpang sudah dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi.

Mobil kedua berwarna putih dengan label 'SMA NUSA BANGSA' asal Jakarta itu sudah rusak juga dengan bagian depan belakang yang sudah remuk tak berbentuk. Kata salah satu saksi, mobil itu sempat menabrak trotoar hingga terguling sekali. Tiga penumpang yang diketahui satu sopir dengan dua siswa itu telah dibawa ke rumah sakit guna untuk diotopsi.

Sedangkan truk yang cukup besar itu hanya rusak bagian depan saja.

Bukti-bukti serta barang-barang dan saksi dibawa ke kantor polisi terdekat untuk mengabari keluarga korban.

***

Glorisa keluar dari kamar. Ia menghampiri Arinda yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Ia mencoba untuk tidak berpikiran negatif tentang Aren.

Glorisa duduk tepat di samping Arinda.

"Nonton apa, Ma?" tanya Glo.

"Berita terbaru," jawab Arinda.

"Berita mulu," cibir Glo.

"Harus update ih, biar gak kudet." Arinda melengos dari Glo. Ia terus fokus ke televisinya.

Glorisa beranjak dari duduknya. Ia melenggang ke dapur untuk mengambil air minum. Sedari sore ia belum memasukkan apapun ke dalam mulutnya. Ia terlalu fokus dengan kabar Aren.

"Berita terbaru, kecelakaan beruntun 1 truk dengan 2 mobil terjadi di tol perbatasan Bandung-Jakarta. Diketahui mobil box berwarna putih yang sudah hancur itu berasal dari SMA Nusa Bangsa Jakarta. Semua korban dilarikan ke rumah sakit terdekat. Demikian informasi yang bisa kami sampaikan." Suara dari televisi itu bisa terdengar sampai dapur. Dengan tak sadar Glo membiarkan gelasnya terjatuh dan pecah. Matanya sudah penuh dengan air mata. Di pikirannya sekarang hanya terlintas nama Aren.

Sedangkan Arinda pun sama kagetnya. Ia berpikir bahwa penumpang mobil box itu adalah Aren. Ia mendengar suara pecahan dari arah dapur, ia pun segera menghampiri sumber suara tersebut.

"Mah ... Aren gimana, Ma?" tanya Glorisa lirih.

Ia sudah menangis menjadi-jadi di pelukan Arinda. Sang ibu pun tak kuasa melihat anaknya yang berlinang air mata.

Arinda mengelus rambut hitam milik Glorisa. Ia mengucap kata-kata penenang untuk anaknya.

"Aren gak bakal kenapa-kenapa kok, kita tunggu kabar dari keluarganya, ya."

***

Hari semakin malam, hati Diana semakin menggelinjang tak enak. Anaknya juga belum ada kabar apa-apa. Ia menatap jarum jam panjang yang berhenti di pukul tujuh.

"Pah, Aren ke mana ya?" tanya Diana resah.

"Macet kali, Mah."

"Tapi hati Mama gak enak, Pah," resah Diana.

Dering ponsel Diana terdengar. Ia dengan cepat mengangkat telepon itu.

"Halo?"

"Apa benar ini dengan Ibunya Aren Reegal?"

"Iya dengan saya sendiri, ini kenapa ponsel anak saya bisa sama anda ya?"

"Begini, saya dari kepolisian Padalarang ingin memberitahukan bahwa anak Ibu yang bernama Aren Reegal telah mengalami kecelakaan beruntun di tol perbatasan Bandung-Jakarta. Korban berada di Rumah Sakit Harapan Kita Padalarang. Dimohon kehadiran keluarga segera."

Bagai tombak yang menancap di jantungnya. Percayalah, sangat sakit diri ini ketika mendengarkan berita buruk yang menimpa anaknya.

Diana mengeluarkan tangisannya. Danis, selaku suaminya pun menghampiri dan bertanya ada apa. Tak kuasa Diana menjawab pertanyaan suaminya. Ia terus mengeluarkan air mata sedihnya.

"Aren kecelakaan, Pah!"

***

Di sisi lain, ada Glorisa yang masih tersedu-sedu dengan tangisnya. Mana janji Aren yang akan pulang dengan baik-baik saja? Ia hanya berdusta.

Vano dan Maudy pun ada di rumah Glorisa guna menunggu berita terbaru Aren dan menenangkan Glorisa.

Sedari tadi Vano sudah mencoba untuk menghubungi Diana, tapi tak kunjung dijawab.

Mereka semua hanya bisa berdoa agar Aren tak kenapa-napa, dan Glo berharap agar Tuhan berpihak kepadanya sekarang.

.
.
.
.
.

[

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

TBC!

GLUKOSA [END]Where stories live. Discover now