42. Baper Online

6.3K 1K 19
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA! & HAPPY READING!

.
.
.
.
.

T

erhalang oleh jarak sebenarnya bukanlah masalah yang terlalu rumit. Tapi, akan susah dijalani oleh orang yang sudah terbiasa bertemu setiap hari. Komunikasi adalah jalan satu-satunya untuk tetap saling mempercayai.

Kini, Glorisa memasuki rumahnya dengan langkah gontai.

Rasanya memang aneh kala tidak ada teman yang selalu ada bersamanya, menemani kegabutannya, bahkan tidak akan ada lagi gangguan-gangguan absurd untuk seminggu ke depan. Mungkin akan terasa hampa. Apalagi firasat buruknya terus menghantui pikirannya. Entah ini efek karena terlalu memikirkan Aren, atau memang benar yang dikatakan oleh firasatnya. Ia berharap semua pikiran buruknya itu tidak terjadi.

Di sisi lain, ada Aren yang baru saja memasuki asrama SMA Raya Bandung itu, tempat di mana ia akan melaksanakan tugasnya sebagai pertukaran pelajar dari SMA Nusa Bangsa. Ia akan bersekolah mulai besok, hari Senin. Bukannya liburan, malah sekolah lagi. Semuanya ia lakukan hanya karena hal ini mungkin akan memperbaiki masa depannya kelak. Walaupun itu tak menjamin.

Aren menaruh tas-nya di samping meja belajar dan merebahkan tubuhnya. Perjalanan Jakarta-Bandung lumayan memakan waktu.

Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia mencari nama Glukosayang di daftar kontaknya. Ia memencet tombol merah guna menelepon Glorisa. Ia menempelkan ponselnya ke telinga sebelah kanan.

"Halo."

"Halo, Glo. Gue udah nyampe nih," kata Aren tersenyum.

"Alhamdulillah, Aren baik-baik aja," batin Glorisa mengucap syukur.

Glo tersenyum senang.

"Bagus deh."

"Lagi apa?" tanya Aren.

"Mau baca novel."

"Oke, nanti gue telepon lagi ya."

"Iya."

Aren mematikan sambungan teleponnya.

Ia beranjak dari kasurnya, kemudian memasuki kamar mandi guna membersihkan wajahnya dari debu-debu yang tak berdosa.

***

Glorisa bingung ingin apa. Ia bosan sedari tadi hanya bolak-balik kamar dan dapur. Mama dan Papanya keluar entah ke mana. Dirinya ditinggalkan begitu saja. Bagaikan anak pungut!

"GLORISA!"

"YUHU ... GLORISA! ANAK CANTIK DATENG, NIH!" teriak seseorang yang suaranya sangat dikenali oleh Glo. Pasti Maudy!

Glorisa berjalan guna membukakan pintu rumahnya.

Gadis cantik dengan tinggi lebih rendah dari Glorisa itu mengembangkan senyumannya kala Glorisa membukakannya pintu. Ia memamerkan sekantong keresek putih besar di tangannya.

"Ngapain lo ke sini?" Pertanyaan Glorisa membuat senyuman Maudy memudar.

"Disuruh pacar lo lah, katanya pasti lo kesepian. Jadi, gue disuruh nemenin lo di sini," jelas Maudy.

Maudy mengangkat keresek putihnya tadi seraya menunjukkan ke Glorisa. "Ini, Aren semua yang beli. Khusus buat lo katanya. Tadi dia transfer ke Vano, dari Vano di transfer ke gue. Katanya suruh beliin semua cemilan kesukaan lo," cerocos Maudy panjang lebar.

"Bersyukur lo, punya pacar kayak Aren," sindir Maudy tajam.

Dalam hatinya Glorisa berteriak senang. Ia mengembangkan senyumannya diam-diam. Demi apapun, apakah ini yang dinamakan blushing LDR? Ia merasa pipinya memanas. Dasar Aren, bisa-bisanya membuat dirinya baper online.

"Nonton drakor, yuk!" ajak Maudy bersemangat.

"Ayok!" jawab Glorisa tak kalah antusias.

Keduanya jalan beriringan menuju kamar Glorisa.

Maudy mengambil laptop Glorisa dari meja belajar. Sedangkan Glorisa ia mengambil ponselnya di atas meja rias. Ia mengetikkan pesan untuk Aren.

Glorisa
Makasih. Gara-gara lo, gue jadi tau gimana rasanya baper online.

***

Aren dan Agam sedang rapat sederhana dengan Kepala Sekolah SMA Raya Bandung. Membahas tentang kegiatan mereka berdua selama seminggu bersekolah di sini.

Kepala Sekolah itu menjelaskan dengan teliti. Mereka hanya perlu sekolah seperti biasa dan menunjukkan kemampuannya kala ada ulangan harian ataupun kuis.

Aren dan Agam mengangguk paham.

"Mari, Bapak antarkan keliling sekolah ini," ajak Kepala sekolah tersebut.

Keduanya mengangguk patuh.

.
.
.
.
.

[

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

TBC!

GLUKOSA [END]Where stories live. Discover now