27. Baikan?

7.1K 1.2K 8
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA! & HAPPY READING!

.
.
.
.
.

D

i tengah lapangan yang panasnya menyengat, ada dua manusia yang tengah berdiri berdampingan dengan wajah yang ditekuk kesal.

Ini semua salah Aren! Pokoknya Aren!

Glorisa kesal, pasalnya manusia setan itu tidak menjelaskan apa yang terjadi tadi di dalam UKS. Malah si Aren itu senang dihukum berdua di tengah-tengah panasnya matahari.

"Berdiri di sana sampai jam 12 siang!" ucap Pak Bambang tegas. Pak Bambang ini terkenal karena dirinya yang tegas dan guru BK yang galak. Jika salah satu muridnya sudah pernah memasuki ruangannya, sudah pasti Pak Bambang ini akan mengingat nama murid itu selama-lamanya.

"Gara-gara lo, nih!" cetus Glo.

"Iya, gue," jawab Aren pasrah.

Pak Bambang berdiri tegak di depan Aren dan Glo.

"Jelasin, siapa yang hamil?!" tanya Pak Bambang lugas.

"Nggak ada, Pak ...," jawab Glorisa.

"Aren, coba jelasin lagi ke saya," ujar Pak Bambang lagi.

"Nggak ada yang hamil Bapak. Cuma, saya berniat buat ngehamilin Glorisa, begitu...."

"Kamu yang bener ya! Masih kecil ngomongnya hamil-hamil, kalo hamil beneran gimana?!" kesal Pak Bambang.

"Ya, gak papa, Pak. Orang Mama saya minta cucu terus. Ya, saya baik dong, ngasih cucunya dulu. Nikahnya nanti kalo udah lulus," ucapan Aren semakin ngawur. Glorisa geram dibuatnya.

Plak!

Glo menggeplak lengan Aren.

"Mulut lo yang bener dikit!" marah Glo.

"Bikin aja sana sama kambing!" sambungnya.

Glo berjalan meninggalkan lapangan. Entah ingin ke mana, yang penting tak bertemu dengan Aren.

"Tuh, kan, Pak. Calon istri saya jadi ngambek. Bapak sih, mancing-mancing," ucap Aren.

"Lah, kok, saya, sih? Ini semua gara-gara kamu!" Pak Bambang mulai naik pitam.

"Kamu lari 20 kali puteran!"

***

Istirahat kedua sedang berlangsung.

Glo duduk di kantin bersama Maudy sembari memakan snack coklatnya untuk mengembalikan mood-nya.

Tiada hari tanpa kesal bagi Glo. Rasanya ia ingin pindah planet saja.

"Ekhem, tadi kayaknya ada yang bilang mau nyicil cucu dulu, tuh," goda Maudy.

"Udah jadi belom ya ...," lanjutnya.

"Jangan aneh-aneh deh, Dy. Omongan Aren kok diseriusin. Orang gila!" jawab Glo. Ia melengoskan wajahnya.

"Iya-iya." Maudy memberhentikan godaannya. Lagi sensi nih, Glo tidak bisa dibecandain.

Dengan gerakan secepat setan, snack coklat yang ada di tangan Glo hilang.

Hap!

"Punya gue!" pekik Glo.

"Balikin gak!" lanjut Glo.

"Gak mau, wlee," jawab Aren. Ia menjulurkan lidahnya menggoda Glo.

Aren membuka bungkus snack coklat milik Glo. Ia memakannya di depan Glorisa. Sang pemilik pun hanya melengoskan wajahnya.

Aren terkekeh sembari mengunyah snack-nya.

Aren mengambil sebiji snack-nya kemudian ia suapkan ke Glo secara paksa.

"Nih, makan!"

"Ih, apaan, sih!" dengus Glo. Perlahan ia mulai mengunyah suapan dari Aren.

***

Aren berdiri di depan gerbang sekolah. Ia membawa kertas putih besar yang bertuliskan 'MAAFIN AREN YA, GLUKOSAYANG!' dan di sampingnya ada bucket bunga yang berisikan snack coklat kesukaan Glorisa. Sweet, kan?

Bisik-bisik para haters mulai terdengar.

Aren dengan songongnya ia melirik teman-teman yang sedang berjalan pulang ke rumah.

"Gak waras," batin teman-temannya.

Glo dan Maudy berjalan berbarengan menuju gerbang sekolah. Keduanya niat pulang bersama. lebih tepatnya Maudy ingin main ke rumah Glo.

Aren melihat Glo yang semakin dekat ke arahnya. Ia mengangkat kertas putihnya tinggi-tinggi.

Glo melengos. Ia malu campur kesal.

"Buat lo," ujar Aren sembari menyodorkan bucket snack-nya pada Glo.

Glo yang melihat banyak sekali snack coklat, hatinya menjadi teduh. Ia senang, tapi masih ditahan.

"Baikan ya?" kata Aren. Ia mengangkat jari kelingkingnya di depan wajah Glo.

Dengan ragu Glo mengangkat jari kelingkingnya juga.

Aren mengaitkan kelingkingnya dan kelingking Glo dengan tersenyum senang.

Aren mengangkat satu alisnya seolah-olah bertanya, 'jawabannya?'

Glo mengangguk. "Iya."

"Kertasnya tolong diturunin, gue malu."

.
.
.
.
.

[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

TBC!

GLUKOSA [END]Where stories live. Discover now