38. Tersembunyi

6.4K 1K 16
                                    

FOLLOW SEBELUM MEMBACA! & HAPPY READING!

.
.
.
.
.

T

ak terasa sudah seminggu lamanya hubungan Aren dan Glorisa berjalan. Walau seminggu, rasanya seperti baru sehari bagi Aren. Ia selalu menelepon Glo di malan hari, menjemput dan mengantarkan Glo saat ke sekolah. Ia selalu memberi yang terbaik untuk Glo. Sifat Glo juga sudah mulai menghangat dengan Aren. Sedikit tidak ketus dan perlahan melunak.

Hari Senin kali ini, ditemani oleh awan yang mendung dan rintik-rintik hujan kecil. Suasananya membuat semua orang ingin tidur bergulung-gulung di atas kasur dan berpelukan dengan guling hangat.

Hari ini hari pertama ulangan akhir tahun. Semua siswa-siswi sudah mempersiapkan dirinya untuk bertempur dengan soal-soal ujian.

Glo pun sudah siap di meja dengan alat tulis yang ia bawa dari rumah. Ia fokus untuk mengerjakan soal-soalnya selepas ini.

Sedangkan Aren, ia masih memikirkan Glo di lain kelas. Ia berada di kelas X IPS 2, sedangkan Glo di kelas X IPA 3. Keduanya berjarak cukup jauh.

Bel masuk kelas mulai terdengar. Semua pengawas masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Glo dengan sigap mengambil kertas ujiannya, lalu kembali ke tempat duduknya dan mulai mengerjakan ujiannya dengan tenang.

***

"Gila aja, pagi-pagi dikasih akuntansi," gerutu Maudy sembari memakan bakso pedasnya.

"Tadi bisa gak, ngerjainnya?" tanya Glorisa.

"Ya udah pasti gak bisa, Glo," jawab Maudy jujur. Ia terus melahap baksonya walau sedari tadi Vano memperhatikannya.

Karena Glo meminta pajak jadian pada Maudy, hari ini ia ditraktir Vano makan roti bakar coklat mozarella, menu baru di kantinnya anak IPS.

"Aren ke mana?" tanya Glo pada Vano.

"Gak tau, gak bilang sama gue," jawab Vano bohong. Ia sudah diberi pesan oleh Aren, bahwa dirinya tidak boleh memberi tahu keberadaannya saat ini pada Glorisa.

Glo mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya guna mengirimkan pesan kepada Aren.

Glorisa
Lo dmna?

Selang beberapa menit, Aren membalasnya.

Aren
Otw kantin

Glo menunggu Aren sembari terus memakan rotinya.

"Peje lo sekarang mana?" tagih Maudy.

"Minta sama Aren," jawab Glo singkat.

"Halo, everybody!" sapa Aren yang berjalan menuju meja di mana Glo, Maudy dan Vano duduk.

"Dari mana?" tanya Glo to the point.

"Kenapa sih, kangen?" goda Aren.

"Dari mana?" tanya Glo lagi. Ia mulai kesal, raut wajahnya pun menandakan bahwa ia akan marah.

"Kamar mandi, Cantik. Kenapa sih, bawaannya marah-marah terus, hm?" tanya Aren lembut. Ia mengelus tangan Glo di bawah meja.

"Gak papa." Glo menarik tangannya dari Aren. Ia kembali melahap rotinya tanpa memperdulikan Aren dan teman-temannya. Entah kenapa, ia merasa Aren telah membohonginya.

Aren menghela nafas kecil menatap Glorisa.

Flashback On

Di ruang guru sudah ada Pak Romi selaku guru kimia dan Bu Ani selaku wali kelas di kelas Aren.

"Permisi, ada perlu apa ya, Pak, Bu?" tanya Aren sopan. Pasalnya ia diberitahu oleh Agam selaku ketua kelas di kelas XI IPA 3, bahwa dirinya dipanggil Pak Romi di ruang guru.

"Jadi gini, Ren. Ada yang perlu Bapak sampaikan ke kamu. Setelah ujian akhir tahun ini selesai, akan ada pertukaran pelajar selama seminggu di SMA Raya Bandung. Bapak, ingin jadikan kamu sebagai perwakilan dari kelas IPS dengan mata pelajaran kimia peminatan. Dan Agam sebagai perwakilan dari kelas IPA mata pelajaran matematika. Saya harap kamu menerimanya, karena ini sangat membantumu untuk lanjut ke universitas nanti," jelas Pak Romi.

"Baik, Pak. Saya bicarakan nanti dengan orang tua saya." Pak Romi mengangguk.

"Usahakan ya, Aren," ucap Bu Ani penuh harap.

Aren keluar dari ruang guru sembari memikirkan keputusannya dan Glorisa. Jika ia mengikuti pertukaran pelajar itu, berarti ia berjauhan dengan Glo selama seminggu. Walaupun seminggu tetap saja kan, ia beda kota dengan Glorisa.

Flashback Off

.
.
.
.
.

[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

TBC!

GLUKOSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang