24 - Boleh?

42K 6.2K 1.6K
                                    

Assalamualaikum, Akhirnya bisa update FILOVE hari ini. 

Maaf banget ya hari minggu kemarin belum bisa update dan diganti hari selasa. 

Semoga kalian selalu suka FILOVE dan baca FILOVE yaaa. 

Dan semoga aku juga semakin lancar nulisnya dan dapat idenya biar bisa sering update FILOVE nya.  Aminnn

Dan, Selamat Membaca ^^

*****

Aruna masuk ke dalam rumah Bana, setengah jam yang lalu Bana menjemputnya dirumah. Untung saja Arjuna belum pulang jadi sang kakak tak tau bahwa ia keluar dengan Bana.

"Malam Tante," sapa Aruna ramah ke Mama Bana, Bu Mila.

Bu Mila terlihat lebih pucat dari biasanya. Aruna sudah mendengar dari Bana bahwa kondisi sang Mama semakin menurun. Cuci darah pun dilakukan hampir 3 kali dalam seminggu.

"Makasih Aruna sudah mau datang. Tante kangen banget sama kamu," balas Bu Mila tak kalah ramah.

"Aruna juga kangen sama Tante."

"Udah dulu kangen-kangenya. Ayo makan," ajak Bana.

Mereka bertiga pun segera ke ruang makan dan segera menyantap masakan yang telah disiapkan oleh Bu Mila. Sedangkan, Bu Mila hanya bisa memakan kentang kukus dengan porsi yang sedikit karena kondisinya.

"Selamat ya Aruna," ucap Bu Mila tiba-tiba.

Aruna menatap Bu Mila dengan bingung.

"Selamat untuk apa Tante?"

"Udah jadi pacar Bana," jawab Bu Mila sembari mengediptkan mata, berniat menggoda.

Aruna berdehem pelan, berusaha untuk bersikap tenang.

"Belum kok tante," ucap Aruna.

"Kok belum?" kaget Bu Mila.

"Iya, calon pacarnya belum ngajak pacaran," seru Aruna dengan nada menyindir. Sedangkan yang disindir nampak berpura-pura tak mendengar, fokus dengan piringnya.

Bu Mila mengangguk-anggukan kepalanya sembari menahan senyum.

"Semoga calon pacarnya cepat ngajak pacaran ya Run," ucap Bu Mila ikut-ikutan.

"Semoga ya Tante!"

Bana hanya geleng-geleng, tak mempedulikan sindirian tajam dua perempuan yang tengah menyudutkannya.

****

Makan malam selesai, Aruna membantu Bana mencuci piring-piring kotor. Sedangkan Bu Mila kembali ke kamar untuk istirahat. Tubuhnya akhir-akhir ini mudah lelah.

Aruna menumpuk piring yang sudah dibasuhnya dengan air.

"Kak ini piringnya ditaruh dimana?" tanya Aruna menunjuk piring-piring yang sudah ia keringkan dengan tisu.

Bana membasuh tangannya yang penuh busa dengan air, setelah itu segera membuka bupet piring yang ada diatas dengan cepat hingga pintu bupet tak sengaja mengenai kepala Aruna.

Dukk!

"Aw!" ringis Aruna kesakitan, ia langsung memegangi dahinya yang tertabrak pintu bupet.

Bana terlihat sangat kaget, ia langsung mendekati Aruna, mengelus dahi Aruna.

"Run, maaf gue nggak sengaja. Lo nggak apa-apa kan?" tanya Bana panik.

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang