23 - Tidak Apa-Apa

42.4K 6.3K 2.2K
                                    

Assalamualaikum, alhamdulillah akhirnya bisa update FILOVE lagi ^^

Maaf banget ya updatenya telat satu hari, kemarin siang lumayan sibuk di real-life. 

Dan, semoga kalian selalu support dan suka FILOVE yaa ^^

SELAMAT MEMBACA ^^

****

Sebuah pesan masuk ditengah ulangan Kimia. Kedua ponsel yang bergetar di kolong meja segera diambil oleh pemiliknya. Keduanya membaca pesan tersebut dengan hati langsung mencelos dan bergetar hebat.

Papa gue kecelakaan. Meninggal subuh tadi.

Aruna dan Bella saling berpandangan cukup lama, kedua tangan mereka bergetar.

"Egar."

Keduanya pun segera berdiri membawa tas mereka, membuat teman-teman yang duduk dibelakang mereka memandangi dengan heran. Tanpa banyak kata lagi, keduanya langsung maju ke kelas, berpamitan dengan sopan kepada Guru Kimia mereka. Tanpa mendengar balasan guru Kimia mereka, mengizinkan atau tidak Bella dan Aruna langsung pergi kabur begitu saja.

Bagi mereka yang penting sudah izin dengan sopan. Urusan besok dimarahi atau diberi nilai jelek, Aruna dan Bella tidak peduli yang terpenting sekarang adalah Egar.

Bella menuju parkiran, membuka mobilnya secepat mungkin, Aruna pun mengikuti saja mencoba menyeimbangi gerakan Bella yang cukup gesit.

"Sabuk pengaman Run," ucap Bella mengingatkan.

Aruna mengangguk dan langsung memasangnya. Bella melewati gerbang sekolah setelah memohon kepada Pak Satpam yang syukurnya percaya dengan ucapan Aruna.

Selama perjalanan tak ada yang berbicara, Bella fokus melajukan mobilnaya dengan kecepatan diatas rata-rata. Sedangkan Aruna berdoa dalam hati agar mereka berdua bisa selamat sampai dirumah Egar.

*****

Bella dan Aruna akhirnya sampai dirumah Egar, banyak karangan bunga berjejer di depan gerbang rumah Egar, orang-orang berbaju hitam pun keluar-masuk.

Bella dan Aruna segera turun dari mobil, berjalan hati-hati untuk masuk ke dalam. Sepertinya Papa Egar sudah selesai dimakamkan.

Aruna dan Bella akhirnya menemukan Egar. Cowok itu tengah duduk disebelah sepupunya sembari bermain ponsel. Wajah Egar terlihat sangat tenang, ia tidak terlihat sedang menangis.

"Egar," panggil Aruna.

Egar mendongakkan kepalanya, kaget melihat kedatangan Bella dan Aruna.

"Lo berdua ngapain disini? Nggak ulangan Kimia?" tanya Egar dengan santainya.

Aruna dan Bella mendecak kesal.

"Menurut lo itu lebih penting?"

"Iya. Lo berdua mau dapat nilai jelek?" jawab Egar.

"Gue bisa mengulang nanti," jawab Aruna.

"Kalau lo," tunjuk Egar kali ini ke Bella. "Udah bodoh, sok-sokan nggak ikut ulangan Kimia. Nilai lo bi..."

"Egar!!" pekik Aruna dan Bella kehilangan kesabaran.

Egar tersenyum kecil, ia berdiri dari duduknya sembari memasukan ponselnya.

"Makasih sudah datang," ucap Egar mempertahankan senyumnya.

"Lo beneran nggak apa-apa?" tanya Aruna khawatir.

Egar menggelengkan kepalanya.

"I am okay. Gue berusaha untuk menerima, begitupun Mama," jawab Egar.

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang