30 - Rasa Brownis

16.5K 3.2K 634
                                    

Assalamualaikum, kejutan buat semuanya. Hari ini alhamdulillah aku upload FILOVE lagi loh ^^

SIAPA YANG SENANG PART 30 UDAH UPDATE LAGI?

SEMOGA KALIAN SEMUA SEMAKIN SUKA DAN SELALU BACA FILOVE YA AMINN ^^

DAN.. SELAMAT MEMBACA SEMUANYAA ^^

*****

Bella dan Egar saling bertatapan ketika mobil yang mereka tumpangi berhenti mendadak di tengah jalan.

"Mobilnya kenapa berhenti?" tanya Bella mulai tak tenang.

"Jangan bilang mobil lo mogok," sahut Egar lebih panik.

Bella berusaha menyalakan mesin mobilnya kembali beberapa kali. Namun, percuma saja. Mesin mobilnya masih tak mau menyala.

Bella mendecak pelan sembari memukul pelan stir mobilnya.

"Sialan Aruna!" pekik Bella.

Egar menepuk pelan bahu Bella, menenangkan gadis itu.

"Besok-besok lagi jangan buat Aruna kesal. Do'a dia ternyata manjur," ucap Egar dramatis.

Bella menghela napas panjang, ia menyalakan 'lampu hazard' mobilnya sebagai tanda untuk pengendara lain bahwa mobilnya sedang mogok. Setelah itu, ia menyandarkan tubuhnya sejenak.

"Gar," panggil Bella pelan.

"Apa sayang?" balas Egar dengan tak berdosanya.

Bella langsung menoleh dengan sorot mata tajam.

"Gue nggak lagi bercanda," ucap Bella dingin.

"Gue juga nggak bercanda sayang."

"Egar!"

Egar menangkupkan kedua tangannya, tak berani menggoda Bella lagi. Jika mood Bella sudah seperti ini, menandakan bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Moodnya sedang buruk.

"Sori Bel," ucap Egar cepat. "Mau gue telfonkan bengkel langganan keluarga lo?" tawar Egar bersiap mengeluarkan ponselnya.

"Lo buru-buru pulang?" tanya Bella tanpa menjawab pertanyaan Egar.

Egar menatap Bella bingung.

"Nggak. Kenapa?"

Bella berdeham pelan. "Disini aja bentar ya. Gue masih malas pulang."

Egar membulatkan matanya, terkejut.

"Disini? Ditengah jalan? Serius?"

Bella mengangguk tanpa ragu.

"Seru kan, kapan lagi kita bisa duduk-duduk santai di tengah jalan," ucap Bella dengan santainya.

Egar menghela napas panjang, menggelengkan kepalanya.

"Sinting!"

Egar tak mempedulikan permintaan Bella, ia berniat menelfon bengkel langganan Bella. Namun, Bella menahannya, memegang lengannya.

"Plis."

Egar menarik tangan Bella dari lengannya, menatap gadis itu hangat.

"Gue temenin kemanapun habis ini, gue nggak akan nyuruh lo pulang."

Bella tersenyum sembari melepaskan tangannya. Ia mengangguk menyetujui perkataan Egar. Cowok itu selalu tau apa yang diinginkannya. Bella pun membiarkan Egar menelfon bengkel langganan keluarganya.

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang