20 - Penolakan

58.6K 7.4K 3.3K
                                    

Assalamualaikum semuanya, bagaimana kabarnya? 

Alhamdulillah hari ini aku bisa kembali update "FILOVE" setelah sekalian lama. 

Terima kasih banyak kalian sudah mau menunggu FILOVE dan selalu suka untuk FILOVE

Aku juga minta maaf sekali baru bisa kembali update sekarang. Doakan ya segala urusanku bisa cepat selesai dan lancar semuanya jadi bisa terus nulis FILOVE tanpa ada halangan Amin ^^

Sekali lagi terima kasih banyak yaaa dan maaf yang banyak juga. Semoga kalian selalu support, suka dan baca FILOVE Amin ^^

Dan, SELAMAT MEMBACA ^^

*****

"Gue suka sama lo Aruna."

Aruna merasakan jantungnya berdetak sangat cepat, sentuhan hangat jemari Bana di pipinya memberikan reaksi yang luar biasa, tubuhnya mendadak terasa panas. Aruna meneguk ludahnya dengan susah payah.

Aruna tak tau harus berbuat apa sekarang, ia pun memilih tetap diam dengan sorot mata saling tatap dengan kedua mata hitam Bana.

"Lo mau kan kasih kesempatan buat gue?" mohon Bana sungguh-sungguh.

Aruna tertunduk pelan-pelan.

"Kak Arjuna nggak bakalan setuju Kak sama hubungan kita," lirih Aruna, mengutarakan salah satu ke khawatirannya.

Bana mengangkat kembali kepala Aruna, agar menatapnya.

"Arjuna urusan gue. Nggak usah lo pikirin. Tugas lo cukup kasih gue kesempatan dan belajar untuk suka sama gue lagi," jelas Bana serius.

Aruna merinding mendengarnya, tetapan Bana sangat tegas seolah ucapannya barusan bukan hal yang main-main.

"Lo mau kan Run?" tanya Bana sekali lagi.

Aruna merasakan bibirnya keluh, masih tidak tau harus menjawab apa. Hatinya seolah berhenti untuk merasa. Sekali lagi Aruna masih lelah.

Bana menghela napas panjang, Aruna terlihat sangat kesulitan untuk menjawab permintaannya. Mungkin hati gadis itu belum siap. Bana harus menerima apa yang sudah dilakukannya kepada gadis ini.

Bagaimana ia menyakiti Aruna sampai membuat gadis ini tersakiti seperti ini.

"Maafin gue Run," ucap Bana sungguh-sungguh menyesali perbuatannya.

Perlahan Bana menarik Aruna dalam pelukannya, membelai lembut rambut panjang Aruna. Sedangkan Aruna hanya diam saja, tidak memberontak.

Setidaknya ia merasa lebih tenang sekarang. Aruna memejamkan kedua matanya, mencari kenyamanan pada pelukan Bana.

Apakah hatinya sungguh-sungguh sudah tidak ingin menerima cowok ini lagi? Apakah hatinya sudah terlalu lelah dengan Bana?

Entahlah, Aruna hanya tidak lagi merasakan kegembiraan yang biasanya rasakan ketika ia bertemu dengan Bana. Seperti dulu. Rasanya sudah berbeda.

Jika ditanya apakah Aruna masih ada rasa untuk Bana jawabannya jelas masih ada, namun perasaan itu sudah tidak membuatnya semangat seperti dulu. Aruna seolah kehilangan separuh kebahagiaan hatinya untuk Bana.

"Gue minta maaf Run, udah buat lo seperti ini."

****

Keesokan pagi, Aruna siap-siap untuk berangkat sekolah. Kondisinya sudah membaik daripada kemarin. Aruna juga sangat senang melihat Papa dan Mamanya sudah kembali dari dinas di Surabaya beberapa minggu terakhir ini.

"Gimana kondisi kamu?" tanya Bu Gania.

Aruna tersenyum lebar.

"Udah baikan kok Ma," jawab Aruna. Ia menoleh ke kursi sebelah, kosong. "Kak Arjuna mana? Udah berangkat?"

FILOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang