5 - FILOVE

62K 7.8K 1.3K
                                    


2011. Setelah pesta Ulang tahun.

Aruna membuka kotak hadiah yang diberikan oleh Arjuna, Bana dan Cica. Aruna berteriak senang, ketika melihat boneka beruang besar warna putih yang sangat ia inginkan.

"Makasih banyak Kak Bana beruangnya."

Aruna langsung menghamburkan diri kedalam pelukan Bana. Ia tiba-tiba berlari dan memeluk Bana dengan erat, membuat Arjuna, Bana dan Cica terkejut.

"Run, bukan Bana doang yang beliin kadonya. Gue sama Cica juga," ucap Arjuna tak terima.

"Aruna suka banget Kak sama beruangnya, Makasih banyak Kak Bana."

"Run, kita bertiga patungan buat beli beruang putihnya. Kita bertiga sampai rela nggak jajan dikantin sebulan. Bukan Bana aja yang beli!" tambah Cica ikut tak terima.

Bana hanya diam, tersenyum kaku. Ia tidak tau harus berbuat apa.

"Aruna janji bakalan sayang sama beruangnya seperti Aruna sayang sama Kak Bana," ucap Aruna masih dalam dunianya, tidak mempedulikan Arjuna maupun Cica.

"Run, kakak kandung lo disini. Kita lahir di rahim yang sama Run," lirih Arjuna pedih.

Aruna melepaskan pelukannya, memandang Arjuna lekat.

"Makasih banyak ya Kak Bana buat kadonya. Aruna seneng banget. Ini hadiah yang paling bagus yang pernah Aruna dapat."

Daaak!

"Makasih aja teros sama Bana!" kesal Arjuna sambil menendang kotak kado dihadapannya cukup keras.

Cica geleng-geleng. "Nih bocah lebih nggak ada akhlak dibandingkan Bella!"

*****

2020.

Aruna tersenyum puas, FILOVE part 52 sudah selesai ia upload di platform PENAKU dan langsung mendapatkan respon bagus. Instagramnya pun banjir demo dari pembacanya agar part 53 segera di update.

Baru lima belas menit publish saja yang baca sudah mencapai tiga puluh ribu pembaca. Benar-benar keren!

FILOVE sendiri menyeritakan tentang seorang gadis yang untuk pertama kalinya menyukai seorang cowok lebih dewasa darinya dan gadis itu berusaha untuk mendapatkan cinta dari cowok itu. Yah, Aruna menceritakan kisahnya sendiri di FILOVE. Mungkin karena itu, pembaca merasakan FILOVE seperti kisah nyata yang menyentuh mereka.

"Baiklah, waktunya menelfon Kak Bana," ucap Aruna. Ia meraih ponselnya.

Rasa kesalnya kepada Bana sirna dengan cepat, rasa sukanya kepada Bana lebih besar. Mungkin seperti inilah yang dinamakan cinta buta. Walaupun di tolak beratus-ratus kali, Aruna tidak pernah menyerah. Karena Aruna yakin, Bana sudah menyukainya namun cowok itu masih belum mengakuinya.

Aruna akan terus bergerak maju dan membuat Bana menyadari perasaan sesungguhnya.

Sambungan terhubung, Aruna tersenyum senang.

"Lagi apa? Meskipun ganggu jangan ditutup telfonnya."

Tak ada jawaban untuk beberapa detik.

"Kak Bana? Denger suara Runa kan?"

"Denger."

"Lagi apa?"

"Main monopoli."Jawab Bana datar.

"MAMPUS LO CA, MASUK PENJARA LAGI LO!!"

"KAMBING LO JUN. JANGAN CURANG LO MUTER DADUNYA!"

FILOVEWhere stories live. Discover now