Emotions 🔥

8K 854 116
                                    

"Aw sakit! Lepasin gue."

Pria itu masih tetap menarik tangan Keira.

"Masuk." suruh nya.

"Nggak."

"Masuk saya bilang!"

"Nggak! Gue gak mau!"

Keira masih tetap kukuh pada pendirian nya untuk tidak masuk ke dalam mobil sport hitam yang familiar itu.

"Kamu kalo kayak gini, bikin saya pake paksaan."

Pria itu mendorong Keira dan akhirnya Keira masuk ke dalam mobil dengan orang itu. Ketika Keira hendak membuka pintu mobil, semuanya terlambat. Pintu itu sudah di kunci dan mobil nya pun melaju dengan kecepatan tinggi.

"Lo ngapain sih kayak gini? Jangan ngebut, gue takut." tanya Keira.

Pria itu tetap diam. Dan malah menambah kecepatan mobil nya.

Keira mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas. Ketika ingin menghubungi Aji, pria itu langsung mengambil ponsel Keira.

"Saya gak mau ada siapapun yang terlibat. Ini masalah saya sama kamu. Jadi jangan hubungi siapapun."

"Lo marah gara-gara apa? Lo gak jelas banget. Gue tau lo marah gara-gara waktu itu kan? Gara-gara kejadian di rumah gue waktu itu kan? Lo main pulang gitu aja tanpa sebab?Iya?! Lo marah gue telfonan sama Aji?" tanya Keira.

Namun pria itu tetap memilih diam.

"Jenovan! Answer me!"

"Bukan, bukan cuman itu. Iya gue jujur masih marah tentang kejadian waktu itu. Gue gak suka. Tapi kali ini gue lebih marah. Lo udah hancurin semuanya, Kei."

Ya, pria yang mengacaukan acara Aji dan Keira tadi adalah Jenovan, ya pria yang ntah apa permasalahan nya menarik paksa Keira.

"Apa? Lo jelasin masalah nya apa?"

Jeno memberhentikan mobil nya mendadak berhenti di bahu jalan. Hal itu hampir saja membuat kepala Keira beradu dengan dashbord mobil jika saja Jeno tidak meletakkan tangannya di dahi Keira.

Sepi, jalan itu sangat sepi. Bahkan tidak ada mobil yang lewat satupun. Keira sadar bahwa Jeno membawa nya sudah cukup jauh dari restoran tadi.

Keira melihat ke Jeno agak merasa iba dengan wajahnya yang sudah babak belur oleh tangan Aji.

"Anu luka lo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anu luka lo..ada P3K gak? Biar gue-"

"Maksud kamu apa hancurin projek perusahaan saya bareng Sera?!" bentak Jeno tiba-tiba.

Kaget, Keira benar-benar kaget.

"Jeno, lo ngomong apaan? Lo mabok?"

"Saya sadar, jawab saya Keira. Kamu kan yang sabotase komputer saya saya?! Trus ngambil berkas-berkas projek kerja sama dengan perusahaan Sera di kantor saya malem-malem? Di dalam map biru itu ada kontrak kerja bahkan yang lebih penting bahan semua rencana projek yang udah saya susun dengan susah payah bareng Sera kamu bakar gitu aja. Dan gambaran serta susunan dari semuanya yang ada di komputer meja saya kamu sabotase? Apa maksudnya email saya kamu hapus juga?"

HOT CEO [END] Where stories live. Discover now