Diary Mama?

703 53 73
                                    


Yaya duduk di atas ranjang tidurnya.Ia membuka tas sekolahnya.Dua benda itu ia pandangi terus.Baju gamis warna merah dengan semerbak wangi parfum ibunya.Satu buku diary berwarna biru laut yang terkunci.

Yang Yaya herankan,ibunya sudah lama keluar dari rumah itu,dari Yaya kecil kemungkinan sudah hampir 16 tahunan,tapi kenapa ada wangi parfum ibunya yang masih melekat,seakan akan baju itu baru terkena parfum beberapa hari lalu.Apa yang sebenarnya terjadi??

Tangan Yaya beralih ke buku diary biru yang terkunci.

"Kenapa diary ini dikunci??!Masih tersimpan rapi juga,apa mungkin papa yang merawat semua ini??"-pikir Yaya

"Gak..gak mungkin papa...Papa kan yang meminta mama untuk cerai.Gak mungkin papa,"-lanjut Yaya

"Aku harus membuka buku ini!!Tapi,di mana kuncinya?!"

"Oh..apa gini,kan Mama pisah,terus mama cuma bawa baju punyanya sendiri,nah...buku diary ini mungkin tertinggal,sedangkan kuncinya terbawa di dalam tas mama?!Entah..mungkinkah seperti itu??"

"Kapan kapan,aku mau ke tukang pembuat kunci,mau buat kunci buat buku ini,"

Yaya menaruh buku itu di dalam lemarinya.Setelah itu,ia mandi sore,dan mengenakan gamis milik mamanya itu.Memang agak kebesaran,tapi sangat kontras dengan warna kulit Yaya.

Yaya keluar kamar menuju dapur,tak sengaja ia melihat Ice sedang rebahan dan sibuk bermain dengan game onlinenya.Ia menghampiri Ice.

"Ice,,jangan kebanyakan main hp,gak baik,"-tegur Yaya.Kemudian ia duduk di seberang Ice.

Ice nampak tak peduli dengan ucapan Yaya.Ia masih fokus dengan game onlinenya.Sedangkan Yaya ia menunggu Ice selesai main Hp.

10 menit kemudian...

Ice menaruh HPnya di meja.Ia mendapat Yaya yang sedang memperhatikannya.Ice melihat sedikit perbedaan pada Yaya,biasanya ia memakai baju warna pink,sehingga ice kira ia tidak punya baju selalin warna pink,namun hari ini ia memakai baju warna merah.Sangat cantik.Puji Ice dalam hati.

"Ice!!Kalo main hp jangan keseringan.Apalagi kalo dengan tiduran,gak boleh,ntar aku laporin ke om Gempa loh,"-Yaya

"Eh?!Jangan lah_- Kan aku gak sering sering,"

"Iya iya...mau bantu aku nggak??!"-tanya Yaya

"Apa?!"

"Nyapu aja deh.Gak apa apa kan??"-tanya Yaya.

"Hm,"

"Okee...Ice nyapu,Yaya masak,"-Yaya

Akhirnya,Ice nyapu sekalian ngepel juga,katanya biar dapat jodoh yang glowing.Yaya sibuk masak,biar pas Om Gem pulang langsung makan.

Jam 19:37

Semua orang sudah berkumpul di ruang makan.Tadi,Om Gempa pulang sedikit terlambat karena ada sedikit pekerjaan yang harus langsung diselesaikan.

"Gimana sekolah kalian hari ini??"-tanya Om Gempa setelah mereka selesai makan.

"Biasa aja,"-Ice

"Ya...gitu.Tapi Yaya seneng banget, Halilintar pindah ke sekolah kami,sekelas sama aku juga,"-kata Yaya.Kedua matanya terlihat berbinar.

Gempa melirik adiknya,raut wajahnya tetap tenang dan datar.

'Cius...dia gak cemburu??',pikir Om Gempa.

"Oh ya?! Halilintar itu seperti apa??"-tanya Om Gempa.Ia penasaran, bagaimana nanti ekspresi wajahnya Ice.

"Halilintar?!Sudah tentu ganteng dong Om,pinter,anggota taekwondo,dulu ia menjadi kapten basket,intinya dia hebat,"-puji Yaya,tak lupa dengan senyum yang ia ukirkan.

Hei, Boy!Where stories live. Discover now