Teman

775 63 36
                                    


Bel sekolah telah berbunyi sepuluh menit lalu. Yaya sedang menunggu angkutan umum untuk pulang. Tiba tiba motor  ungu berhenti di depan Yaya duduk. Orang itu membuka helmnya, oh ... Ternyata kakak kelas yang mengantar Yaya.

"Mau nebeng?'' tanya orang itu.

"Saya?" tanya Yaya menunjuk dirinya.

" Hm."

"Abang gak akan culik saya kan?" tanya Yaya aneh.

"Gak."

"Btw, makasih loh bang untuk yang tadi pagi. Namanya Abang siapa?'' tanya Yaya.

"Masama. Kaizo."

"Owh ... Abang Kaizo. Saya Yaya salam kenal ya bang Kai," kata Yaya.

"Hah? Lo ... panggil gue yang ganteng segalaxy 'bangkai'?" tanya Kaizo tak percaya dengan apa yang gadis itu ucapkan. Yaya mengangguk yakin. Kaizo melotot.

"Lah kenapa Bang? Kan namanya 'Kaizo' dari pada kepanjangan ya udah Yaya panggil aja Kai," jawab Yaya.

Kaizo menghela nafas.

"Terserah lo,"

"Anggap aja panggilan istimewah bang," sahut Yaya.

" Iya iya," kata Kaizo dan memalingkan wajahnya dari pandangan Yaya. Ia tersenyum tipis dg kata 'istimewah' itu.

"Bang jadi nebengin gak?'' tanya Yaya.

" Eh ... I-iya jadi kok."

"Abang sakit ya? Mukanya kok merah?'' tanya Yaya.

" E-enggak kok.I-ini...ini cuma kepanasan. Ah ... Iya kepanasan," jawab Kaizo. Entah kenapa ia menjadi gugup seperti ini.

"Owh ... Yaya naik ya bang?''

''Iya silakan."

Yaya menaiki motor Kaizo. Tapi kenapa tidak jalan jalan tuh motor? Apa iya kaizo tertidur?

"Bang kok gak jalan?" tanya Yaya membuyarkan lamunan Kaizo.

"Ah ... Iya. Sorry."

Kaizo pun menjalankan motornya. Tidak ada yang berbicara, hanya keheningan yangvmenghiasi perjalanan mereka. Di tengah perjalanan, Yaya teringat apa yg dikatakan Amy, tidak ada yang boleh tau, kalo ia dan Amy itu saudara. Yaya masih harus berjalan setengah kilometer. Ya, ia harus berhenti dan berjalan sendiri.

"Bang berhenti," pinta Yaya. Kaizo pun berhenti. Yaya turun dari duduk nya.

"Kenapa?" satu kata dari Kaizo.

"Ah ... Em ... A-aku lupa mau beli ... beli ... Apa ya tadi? Ah ... beli pulpen. Iya beli pulpen," Yaya tersenyum kikuk.

"Ohh ... Ya udah gue anter," ucap Kaizo menawarkan diri.

" Eh ... gak, gak usah repot repot. Yaya bisa sendiri kok Bang. Tuh di depan juga mau nyampe."

"Beneran?" Tanya Kaizo memastikan. Yaya mengangguk.

"Baiklah. Gue pulang dulu," pamit Kaizo.

"Iya hati hati kak. Makasih loh udah nganterin Yaya," kata Yaya. Kaizo mengangguk dan kemudian membelokkan motornya lalu jalan.

Hei, Boy!Where stories live. Discover now