Memulai Hidup Baru (2)

869 65 13
                                    


Makan malam bersama keluarga baru terasa canggung. Yaya mendapat tatapan benci dari mama dan saudara tirinya.

"Yaya besok kamu sekolah bareng Amy, ya," tutur Bima. Dia menatap kedua anaknya secara bergantian.

"Uhuk uhuk." Amy terbatuk.

"Ini diminum," tawar Shelina. Amy pun meminumnya.

"Papa masa sih aku bareng anak kampung itu. Amy gak mau loh," tolak Amy dengan wajah cemberut.

"Amy dia itu saudara kamu, kamu harus hargai," Kata Bima bijak.

"Pokoknya Amy gak mau." Amy keras kepala

"Gak Bisa," bantah Bima.

" Mas udah sih, Yaya sekolah dilain tempat," saran istrinya.

"Nggak bisa dong. Mereka sama-sama anak aku. Aku harus adil," kata Bima.

"Terserah ah." keduanya menyerah. Yaya hanya diam menyimak mereka.

Mereka telah selesai makan. Papa di ruang kerjanya & mama telah menuju kamar. Kini tinggalah Amy dan Yaya di ruang TV.

"Heh anak kampung, kalo lo mau sekolah di tempat yang sama bareng Gue. Oke gue fine," kata Amy.

"Wahh...benarkah?" tanya Yaya antusias.

"Hm. Tapi lo jangan mengaku keluarga gue. Gue malu!" Ketus Amy.

Muka Yaya menjadi masam.Ia menghela nafasnya lalu mengangguk.

"Ba-baikah."

"Oke." Amy bangkit dari kursinya dan menuju kamarnya.

Kini tinggallah Yaya seorang.

Apa aku salah ada di keluarga mereka?Padahal kan mereka yang datang ke keluargaku.Mungkin.... Batin Yaya. Ia pun menuju kamarnya.

*****

Pagi yang cerah. Pukul 4.30, Yaya sudah bangun untuk melakukan ritual paginya--mandi. Setelah itu, ia memenuhi kegiatan wajibnya sebagai umat islam.

Persiapan Yaya telah selesai. Dari buku, seragam yg sudah di setrika, dan kerudung putih menutupi auratnya. Yaya berjalan menuju dapur.

"Eh ... ada bibi," sapa Yaya.

"Iya non. Non mau apa? Biar bibi masakin," tawar bibi.

"Nggak usah bi, Yaya mau buat nasi goreng sendiri," tolak Yaya halus.

" Ya sudah kalo begitu saya lanjut masak lagi, ya," kata bibi. Yaya hanya senyum.

Nasi goreng Yaya sudah siap. Ia memasukkannya pada kotak bekal berwarna pink. Ia duduk di kursi makan. Disana udah ada mama dan sodara tirinya yg sedang sarapan.

"Papa mana Mah?" Tanya Yaya basa basi.

"Udah berangkat kerja. Dan satu lagi, jangan sebut saya mama kamu," balas Shelina sinis

" I-iya ma maksudku tante," ralat Yaya.

"Inget ya. Lo jangan berangkat sama gue. Terserah mau pake apa. Yang penting jagan sama gue," tekan Amy.

" Hm ... iya."

Mereka berdua pergi. Mama nya pergi jalan jalan dan anaknya berangkat sekolah. Yaya bingung, tau sekolah nya saja tidak. Bodohnya ia tidak bertanya.

"Em ... bi. Bibi tau alamat sekolahnya Amy gak," tanya Yaya

"Ohh ... iya tau," balas bibi. Yaya membuka tasnya. Lalu menyobek selembar kertas dan mengambil pulpen.

Hei, Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang