Bersama Boboiboy

913 68 22
                                    


Bel Istirahat telah berbunyi, Yaya masih duduk di dalam kelas. Ia belum mempunyai seorang teman.

"Lo gak istirahat," tanya Boboiboy.

"Aku gak tau daerah sekolah ini. Sekolahnya juga gede banget kek istanah," jawab Yaya

"Gak usah lebay, ikut gue," ajak Boboiboy.

"Oke."

Mereka keluar kelas. Banyak sorot mata tajam mengarah untuk Yaya. Yaya risih, namun ia mencoba untuk tenang. Mereka sudah sampai di kantin sekolah.

"Ke kantin ya," tanya Yaya.

"Hm."

Boboiboy duduk di meja yang sudah di tempati oleh dua orang. Satu orang bertubuh gemuk dan satunya berambut acak acakan tapi ganteng.

"Wahh ... siapa dia Boboiboy?" tanya Gopal.

"Temen sebangku gue," jawab Boboiboy malas.

"What? Tumben lo mau ada temennya. Biasanya aja sendiri mulu. Apa lagi sama cewek," kata cowok dengan rambut acak-acakan sambil menatap Yaya.

"Gak apa-apa."

"Emm ... Haii ... Aku Yaya. Salam kenal,"sapa Yaya dengan melambaikan tangannya.

"Salam kenal juga. Gue Gopal."

"Gue Fang."

Beberapa detik kemudian, ada gerombolan cewek cewek sok cantik, sok berkuasa dan ... sok pinter. Mereka dikenalin dengan Queen Bully.

"Hai Fang!" Sapa gadis keturunan China.

"Hai sayang. Ayo duduk Ying," ajak Fang. Ying pun duduk di sebelahnya.

"Hai sayang, kamu kenapa kusut gitu mukanya?" tanya queen itu.

"Ck ... berisik, Lo. Apa lo gak bisa berhenti panggil gue dengan sebutan itu, Amy," ketus Boboiboy. Amy pun cemberut, dan pandangannya beralih ke Yaya. Ia sangat membenci saudara tirinya itu.

"Oohh ... pantes muka kamu kusut. Ternyata ada anak baru yag sok cantik. Anak miskin aja belagu banget!" sindir Amy. Yaya diam.

"Ohh ... Jadi itu muka sih anak yang dapet beasiswa itu. Bener banget sok cantik," timpal salah satu teman Amy yg bernama Suzy. Dan ... Yaya diam.

"Emang sepinter apa sih lo?Sampe dapet beasiswa," remeh Ying. Yaya tetep diam.

"Sayang jangan gitu dong," tegur Fang. Itu tidak baik, keterlaluan.

"Bodo amat ah. Aku mau makan."

"Ehh ... minggir Lo. Tempat itu hanya khusus untuk gue, ya," suruh Amy. Yaya berdiri, tapi tangannya dicekal Boboiboy.

"Jangan pergi di sini aja," pinta Boboiboy. Yaya kembali duduk. Suasana di meja makan itu sangat panas.

"Boboiboy kamu kok gitu sih ... Amy kan pengen duduk di sebelah kamu," ucap Amy manja.

"Gak sudi gue. Ayok Ya pergi. Gak usah ledenin trio sok," sindir Boboiboy. Lalu ia berdiri dan menarik pergelangan tangan Yaya. Mereka pergi dari kantin.

Amy dan Suzy pun duduk dg kesal.

"Huh ... tuh cewek kok sok banget sih. Padahal kan cantikan gue," ucap Amy kesal.

"Gue juga kesal sama dia. Dapet beasiswa aja sok. Lagian juga pinter gue," kata Ying dengan menyombongkan kepintarannya.

"Iya tuh ... tadi juga, Boboiboy pegang tangan dia. Ihh ... dari kampung pasti banyak kuman," tambah Suzy.

"Apa jangan jangan ... Boboiboy suka lagi sama tuh bocah," lanjut Suzy plus mengompori Amy.

"Awas aja kalo dia berani rebut Boboiboy dari gue," ancam Amy dg senyum sinisnya.

Hei, Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang