1 - Pujaan Hati

93 21 6
                                    

Happy Reading ....

❤❤❤
"Kau tidak akan pernah tahu, secepat apa jantungku berdetak saat berada di dekatmu, sudah cukupkah itu untuk membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu?"

~Arumi Nasha~

"Arumi!"

Seorang gadis tersentak. Untung saja jantungnya tidak copot dan masih bisa berdetak dengan normal. Jika saja jantungnya rusak karena kejahilan sahabatnya, maka dengan senang hati ia akan membalasnya. Namun, yang membuat dirinya kesal adalah lamunan pertemuan pertama dengan sang pujaan hati buyar begitu saja karena teriakan menggelegar itu. Ia kesal, sangat kesal.

"Ya Allah, bisa gak sih Ran, kalo manggil gak usah teriak-teriak," ujarnya malas.

"Hehe, maafin Rana yang cantik ini yaa, Arumi." Melihat wajah sahabatnya yang sok imut dengan sedikit kesan memelas membuat Arumi ingin muntahankan isi perutnya. Apalagi mendengar jika sahabatnya itu memuji dirinya sendiri, sungguh menyebalkan. Belum lagi, suara manja yang membuat Arumi bergidik ngeri.

"Iya deh yang cantik cuma Rana doang! Aku enggak," sindir Arumi dengan bibir mengerucut.

"Ya Allah, Arumi sayangku. Kamu cantik. Sangat cantik." Tangan Rana terjulur mencubit gemas pipi Arumi.

"Pujianmu tidak membuatku luruh!" Arumi memberenggut dengan memalingkan wajahnya.

"Tapi, jika kakakku yang memujinya kau akan luruh, bukan?" Rana mencolek pelan pipi Arumi dengan senyum jahil yang terpatri di wajahnya. Ini adalah waktu yang cocok untuk menggoda Arumi.

Seketika pipi Arumi memerah. Setiap hari, Rana tidak pernah berhenti menggodanya. Apalagi jika nama Akmal hadir diperbincangan mereka, sudah dipastikan pipi Arumi akan merona seperti kepiting rebus. Pujaan hatinya itu mempunyai pengaruh besar dalam hatinya.

"Sudahlah. Kau selalu saja begitu."

"Haha, kenapa wajahmu memerah, hm?"

"Berhenti menggodaku, Rana!" Arumi melanglahkan kaki meninggalkan sahabat karibnya. Jika ia tidak segera pergi, mungkin Rana akan dengan senang hati terus menggodanya.

"Hey, selama enam tahun ini kau belum berhenti mencintainya?" Rana berlari kecil mengejar langkah Arumi yang semakin menjauh.

Mendengar pertanyaan itu, membuat Arumi semakin mempercepat langkahnya. Selalu saja seperti ini, Rana menggodanya dan kemudian mempertanyakan pertanyaan yang sudah bosan ia dengar. Entah sampai kapan Rana akan bertanya seperti itu? Mungkin setelah Arumi benar-benar menjawab sesuai isi hatinya.

"Arumi, tunggu aku."

Senyum manis terpatri di wajah menggemaskan Rana. Sepertinya Arumi benar-benar mencintainya kakaknya, tetapi gadis itu tidak pernah sedikit pun menyatakan cintanya. Entah sampai kapan Arumi akan bertahan dengan perasaan itu. Rana sendiri sudah berniat memberitahu sang kakak. Namun, semua itu dibantah dengan tegas oleh Arumi. Jadi biarkan semua terjawab dengan seiring berjalannya waktu.

***

"Rana selalu saja menggodaku! Kesal rasanya, tapi ada rasa senang saat mendegar namanya," gumam Arumi.

Saat ini dirinya sedang duduk di taman kampus. Kampus yang sudah kurang lebih lima bulan ini menjadi tempat barunya untuk menimba ilmu. Setelah lulus SMA, dengan tekad yang kuat ia berniat melanjutkan pendidikan. Memasuki Fakultas Agama Islam menjadi pilihan terbaik. Alasanya mudah, ia ingin menjadi manusia yang bermanfaat di dunia dan berakhir dengan bahagia di surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sajadah CintaWhere stories live. Discover now