15. Stay With Me

4.1K 168 7
                                    

Setelah berhasil melucuti kemejaku dan membuangnya ke sembarang tempat, rupanya saat perjalanan menuju kamar, mas Wisnu juga berhasil membuka kait bra hitam milikku. Alhasil, kini tubuh bagian atas ku benar-benar polos tanpa ada satu helai kain sekalipun. Mas Wisnu langsung membaringkan ku di atas kasur, dan menatapku dengan tatapan penuh gairah. Sedangkan aku yang ditatap seperti itu, malah berusaha menutupi kedua payudaraku yang terekspos jelas di hadapannya.

Mas Wisnu masih memperhatikan gerak-gerik ku dengan selidik. Ada apa ini? Kenapa aku hanya didiamkan saja? Aku merasa malu jika terus-menerus diperhatikan seperti ini.

Aku membenarkan posisiku dari tidur menjadi duduk. Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang setengah telanjang. Aku melakukan hal ini karena merasa tak ada respon apapun dari mas Wisnu, aku merasa malu.

Saat tanganku mulai menutupi bagian tubuhku dengan selimut, tiba-tiba mas Wisnu naik ke atas ranjang sambil membuka kaos hitam yang dia pakai. Dan apa yang terjadi? Ya! Aku sungguh terpukau melihat keindahan tubuhnya yang kini menjadi favorit ku, bagian dada hingga perut. Bentuk perut yang sangat sempurna, seperti ukiran. Sungguh indah sekali ciptaan mu yang satu ini, Tuhan.

Aku memundurkan tubuhku hingga terbentur pada sandaran ranjang, hal itu membuatku meringis. Sedangkan mas Wisnu, semakin mendekatkan wajahnya ke arahku.

"Kita akan mulai sekarang?" tanya mas Wisnu sambil menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajahku.

Aku terdiam, tak menjawab. Detik selanjutnya, mas Wisnu langsung menarik selimut yang aku gunakan dan melemparnya ke sembarang arah.

"Kamu begitu cantik sayang!" ucapnya sambil mengendus-endus dan sesekali menciumi leherku. Tentu saja diperlakukan seperti itu membuatku geli. Aku mendorong tubuhnya sedikit menjauh dariku, agar aku bisa terlepas dari kegelian ini.

Mas Wisnu kembali menyuruhku berbaring, sedangkan dia berdiri dan membuka celana jeans yang dia pakai. Kini hanya ada celana dalam hitamnya saja yang tersisa, menutupi juniornya yang semakin menegang.

"Mas Wisnu" ucapku pelan sambil menikmati sentuhan demi sentuhan mas Wisnu di bagian perut hingga dadaku.

Sentuhannya itu semakin turun menuju mahkotaku yang masih tertutupi celana jeans. Tak hanya menyentuh, mas Wisnu terus mengelusnya dan membuatku sedikit bergerak karena geli. Detik selanjutnya, mas Wisnu langsung meloloskan celana jeans ku dengan cepat. Dan tersisalah celana dalam hitamku yang berenda. Aku sedikit melenguh, karena sentuhan mas Wisnu yang semakin menggelikan.

Mas Wisnu menarik celana dalamku dengan pelan, sambil terus menciumiku. Aku mengeluarkan sedikit desahan, karena merasakan kenikmatan akibat sentuhan mas Wisnu di bawah sana. Dan kini aku sudah telanjang bulat dan berada tepat di bawah suamiku.

Mas Wisnu segera melepaskan celana dalamnya dengan cepat, memperlihatkan juniornya yang besar dan tegang tepat dihadapan ku. Aku tersenyum nakal, lalu beralih memegang milik mas Wisnu dengan ragu. Aku akui, ini adalah kali pertama bagiku bertindak agresif seperti ini. Karena sebelumnya, mas Wisnu lah yang selalu bersikap agresif.

Mas Wisnu merasa ingin mendesah tapi ditahan, saat aku terus memijat miliknya dengan lembut. Detik selanjutnya aku mencoba menggodanya dengan cara melepaskan tanganku, tentu saja hal itu membuatnya kecewa.

"Kenapa dilepas?"

"Kalo Tata terus-terusan megang, terus kapan masuknya?" ucapku sok polos.

Tak ada jawaban apapun dari mas Wisnu. Dia langsung menyambar bibirku dengan rakus, meremas kedua payudaraku dengan kedua tangannya yang kekar. Aku mendesah, saat merasakan ada sesuatu yang menggesek dinding vaginaku.

Married With Om OmWhere stories live. Discover now