6. Om Mesum

12.6K 301 2
                                    

Arista menatap layar laptop, membaca dengan teliti kata demi kata yang tertulis pada halaman website berupa syarat dan aturan untuk mendaftar ke salah satu universitas negeri di Jakarta. Karena tidak lulus SNMPTN, Arista mencoba ke jalur lain yaitu SBMPTN. Rasa kecewa pasti dia rasakan, karena sejak dulu dia sangat menginginkan untuk lolos jalur SNMPTN dan masuk di Universitas pilihannya dengan jurusan yang dia mau. Tapi dia tak menyerah. Masih ada satu jalur lagi yang harus dia perjuangkan saat ini.

Jauh-jauh hari, Arista telah mempersiapkan semuanya. Karena jika hanya mengandalkan jalur SNMPTN, dia akan cenderung terlalu melalaikan jalur SBMTN yang bisa saja dia lalui jikalau SNMPTN tidak lolos. Dan benar, jalur SNMPTN bukanlah menjadi takdirnya, melainkan jalur SBMPTN. Dia hanya butuh melengkapi beberapa data untuk mengikuti SBMTN yang akan dilaksanakan empat hari lagi.

Pintu kamar Arista diketuk beberapa kali dan ketukannya terdengar heboh. Tanpa melihat siapa dalangnya, Arista sudah tahu betul bahwa itu pasti ulah adik-adiknya.

"Masuk! Bisa roboh pintu kakak ntar kalo kalian pukulin kayak gitu!" Arista sedikit berteriak, dan tak lama munculah sosok dua orang yang berwajah sama dari balik pintu. Mereka adalah Amanda dan Aninda.

Aninda langsung menaiki ranjang Arista dengan kasar, sedangkan Amanda hanya duduk di ujung ranjang sambil meletakkan sesuatu milik Arista.

"Makasih kak, Manda udah selesai make jangkanya" ucap Amanda pelan.

Arista hanya menjawab dengan anggukan kecil sambil menggeser tubuhnya agak menepi ke ujung ranjang. Aninda yang langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, membuat Arista sedikit berdecak.

"Dek, kamu punya ranjang sendiri kan? Ngapain sih masih tiduran di sini? Kakak masih ngurusin buat kuliahan, jadi minggir dulu!" ucap Arista sedikit kesal, namun terdengar lembut.

"Kak, kita di sini tuh cuma mau nanya ke kakak!" Aninda menjawab.

"Mau nanya PR? Nanti aja ya, kakak masih sibuk"

Aninda menggeleng, "Nggak kak. Kita mau nanya, gimana sih rasanya ciuman?" Aninda tertawa, sedangkan Arista langsung menjitak pelan kepala adiknya itu.

"Sakit kak!"

"Lagian, ngapain sih kamu nanya pertanyaan gak penting. Niat awal kita ke sini kan mau ngasih tau kak Tata sesuatu" Amanda ikut menimbrung.

Aninda nampak berfikir sejenak. Detik selanjutnya, dia malah memperbaiki posisinya menjadi duduk dan menghadap ke arah Arista. "Nggak jadi ah, aku pengen denger cerita kak Tata aja!"

"Kamu mau denger cerita apa dari kakak?"

"Cerita itu tuh kak!" ucap Aninda sambil memainkan kedua jari telunjuknya.

"Kamu pasti ngerasain kok, tapi nanti!"

"Aninda nggak usah ditanggepin kak, dia itu cuma pengen bikin kakak malu" Amanda menjeda kalimatnya, "Oiya, kita ke sini cuma mau nyampein pesan mama. Kakak disuruh mama buat siap-siap, karena nanti malem kita ada pertemuan sama keluarga calon suami kakak!"

Arista mengerutkan dahinya. Tentu saja dia terkejut, lantaran Wisnu sama sekali tak menghubunginya untuk memberitahu tentang perihal ini.

Seminggu setelah mengenal seorang Wisnu Atalla, Arista menjadi tahu bahwa Wisnu termasuk tipe orang yang tak suka bertukar pesan kecuali jika ada hal yang penting. Keduanya jarang sekali memberi kabar satu sama lain melalui chat, karena jika bukan Wisnu yang mendahului, maka Arista juga tak berani. Biasanya, Wisnu akan langsung mendatangi Arista jika ada hal yang mendesak. Entah itu apa.

Untuk satu hari saja, bahkan Arista nyaris tak mendapat satu pesan apapun dari Wisnu. Mungkin dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan inilah nasib Arista, dibilang jomblo nggak, tapi tetep aja kesepian.

Married With Om OmWhere stories live. Discover now