19. Kenyataan Menyakitkan

1.8K 98 13
                                    

"Sebelum baca, silahkan klik bintang dulu ya! Karena menghargai karya orang lain itu, sangat baik lho. Dan setelah membaca, silahkan koment ya! Karena mengomentari karya orang itu gak salah kok^^"
.
YUK SPAM KOMEN^^
.
SIAP KOMEN TIAP BARIS?
.
Happy Reading❤

●●●

WISNU:

Dengan kondisi Arista saat ini yang masih terbaring lemah, aku tak kunjung berhenti menggenggam tangannya dan terus menuturkan doa agar istriku baik-baik saja.

Setelah beberapa menit lalu dokter memeriksanya, rasanya aku ingin sekali berterimakasih pada istriku. Dan aku juga sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah memberi kami kepercayaan sebesar ini.

Dokter berkata bahwa Arista sedang hamil! Dan kandungannya baru berusia satu minggu.

Saat mendengar berita itu, semua orang terkejut dan terlihat sangat senang. Papa, mama, dan si kembar pun tak henti-henti berucap syukur dan berharap Arista segera siuman agar bisa mendengar berita bahagia ini.

Tapi hal yang membuatku merasa bersalah adalah, aku tidak bisa menjaga Arista dengan baik. Sampai-sampai dia harus pingsan karena kekurangan nutrisi dan kelelahan. Dan mungkin saja, dia kelelahan karena terlalu sibuk melakukan persiapan dan memikirkan tentang kuliahnya.

Tapi aku janji, setelah ini aku tidak akan membiarkannya melakukan pekerjaan rumah ataupun pekerjaan lainnya sedikitpun. Dan aku berjanji akan menjadi suami siaga yang siap berada disisinya kapanpun. Aku ingin istri dan calon bayiku senantiasa sehat.

"Om Wisnu, kak Tata baik-baik aja kan? Kok gak bangun-bangun?" tanya Amanda dengan raut wajah khawatir.

"Kakak kamu pasti baik-baik aja, dia kan kuat" jawabku dengan pandangan yang tak kualihkan dari wajah cantik istriku.

"Iya sayang, kak Tata dan janinnya pasti baik-baik aja kok" mama Sarah membelai rambut Amanda berusaha meyakinkan.

Papa Niko dan mama Sarah beralih duduk di atas sofa yang tak jauh dari ranjang pasien, sedangkan Amanda dan Aninda meminta izin untuk membeli makanan di luar karena tadi keduanya belum sempat makan.

Aku yang terduduk tepat di samping ranjang, hanya bisa terus-menerus menggenggam jemari lentik milik istriku. Wajah cantiknya yang terlihat sangat pucat itu, membuatku sedikit khawatir jikalau dia tak kunjung sadarkan diri. Tangannya yang terasa dingin, membuatku ingin sekali mendekapnya agar dia merasakan kehangatan dari tubuhku.

Sudah dua jam dia terbaring lemah disini, tapi mengapa dia tak kunjung bangun?

Aku merasakan ada pergerakan pada benda yang sedang aku genggam saat ini. Arista memerjabkan matanya perlahan dan membuat kami merasa lega. Akhirnya, dia sadar!

•••

ARISTA:

Penglihatanku menangkap langit-langit ruangan yang terlihat sedikit berputar. Bau khas rumah sakit yang masuk ke indra penciumanku, membuatku langsung mengerti dimana aku berada saat ini.

Sebuah tangan menggenggam sebelah tanganku hingga membuatku merasakan kehangatan. Aku tersenyum saat mendapati mas Wisnu berada tepat di hadapanku.

"Ma, Pa, Arista udah sadar" ucapnya sambil menoleh ke arah belakang.

Mama, Papa, dan si kembar terlihat sangat lega saat melihatku baik-baik saja. Dan setelah aku berhasil mendapatkan kesadaranku sepenuhnya, aku meminta bantuan mas Wisnu untuk mengambil posisi duduk.

Married With Om OmWhere stories live. Discover now